7. Part Tujuh

65.5K 6.6K 109
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

7. Peringatan

Jevanya terus mengabsen isi kebun binatang dalam hatinya dengan kaki yang melangkah menuju ruang kerja Tn. Rans Sandygard.

Jevanya baru saja menerima telpon dari papa-nya itu, yah apalagi jika bukan pengaduan Kris tentang kejadian di sekolah tadi.

Jevanya sudah menduga dan sekarang dia tengah bersiap untuk hal yang diperintahkan Rans. Apa Jevanya akan menurutinya? Haha, lihat saja nanti.

Cklek.

Jevanya membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan yang hanya berisi Friska. Kalian bertanya tentang keberadaan Rans? Tentu saja pria itu sedang melakukan perjalanan bisnis dengan istrinya.

Tapi bukan berarti hal tersebut bisa menunda sesi hukuman yang di berikan Rans pada Jevanya.

"Cepatlah!!" Titah suara berat itu penuh perintah, Jevanya memutar bola matanya dan mencari dimana letak monitor.

Sedangkan Friska yang sedari tadi menunduk takut, diam-diam menyeringai melihat bagaimana kali ini kakak perempuannya itu, akan tunduk seperti binatang dan mencium kakinya.

Friska sedang menantikan saat itu, tinggal menunggu Jevanya datang di bawahnya. Tapi kenapa lama sekali? Sialan! Friska mengutuk kakaknya itu dalam hati.

Sedangkan Jevanya sudah menemukan keberadaan monitornya segera mendekati meja kerja Rans, dia mencabuti seluruh kabel-kabel yang terpasang di sana membuat Friska menatap aneh karna belum paham dengan apa yang Jevanya lakukan.

Sekarang Rans tidak bisa memantau semuanya lagi dari jauh karna Jevanya sudah memutuskan sambungannya. Gadis itu terkekeh devil dalam hati, Rans memang pintar tapi ia lebih cerdik jauh berkali-kali lipat.

Jevanya berbalik untuk menatap Friska, mata mereka bertemu dengan seiring langkahnya yang membawa Jevanya mendekat pada Friska.

Friska sudah kesenangan lebih dulu karna mengira Jevanya akan mencium kakinya seperti biasa. Hukuman yang di berikan Rans? Sepertinya Jevanya harus mengatakan hukuman itu, hukuman yang selalu di lakukan arwah Vanya dulu adalah mencium kaki putri kesayangan Rans dan Lusy ketika ia membuatnya terluka.

Hukuman yang sangat tidak manusiawi, Jevanya rasanya hampir gila membayangkan selama ini arwah Vanya di perlakukan seperti binatang oleh anggota keluarganya sendiri. Kehidupan antagonis bener-bener miris.

"Apa?" Tanya Jevanya menatap sengit Friska.

"Cepat kak jangan membuang waktu ku, Friska orang sibuk." Desak Friska meminta Jevanya cepat-cepat melaksanakan hukumannya.

Jevanya berdecih sinis, tidak pernah sudi dia melakukan itu. Mereka semua hanyalah karakter fiksi yang tidak nyata, enak saja! Kastanya jauh lebih tinggi karna dialah yang nyata disini.

The Devil Girl? [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang