47. Part Empat Puluh Tujuh

41.1K 4.7K 369
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

47. Selangkah Menuju Kebenaran

Seorang gadis yang masih memakai seragam sekolahnya mendatangi sebuah rumah sakit besar dan sangat terkenal, Arisaka Hospital's. Gadis itu menggendong tasnya menuju resepsionis.

"Mbak, Dr. Redy ada di ruangannya?"

"Eh nona Friska. Ada, kebetulan Dr. Redy baru saja sampai,"

Benar, gadis itu adalah Friska yang melemparkan senyum ramah pada suster. Kemudian melangkah pergi menuju ruangan pribadi Dr. Redy Handoko, dokter spesialis kanker darah di rumah sakit itu.

Saat sampai di depan sebuah pintu yang bertuliskan ruangan dari dokter tersebut, Friska hendak mengetuk namun seketika tangannya berhenti di udara saat pintu lebih dulu terbuka.

Cklek.

Friska menatap kaget, namun senyum manis langsung terbit di bibirnya kala melihat seseorang yang tidak pernah Friska sangka akan bertemu di tempat ini.

"Kak Malven, kenapa bisa disini?" Tanya Friska dengan nada lembut.

Lelaki itu, Malven. Memandang dingin gadis di depannya. Sungguh sial ia hari ini bertemu dengan manusia yang paling tidak ingin Malven temui, jujur saja first meet dan Malven tidak akan berpikir untuk yang kedua.

"Minggir!" Titah Malven datar.

Friska semakin melebarkan senyumnya, ia pura-pura tidak mendengar suara Malven dan tetap berdiri di situ. Kali ini Friska tidak akan melepaskan lelaki tampan yang menjadi leader Astero di depannya, gadis itu akan mewujudkan tekadnya beberapa hari yang lalu.

"Lo tuli! Minggir!" Sentak Malven kehilangan kesabaran, ekspresinya pahit dan kalau sampai gadis itu masih keras kepala maka Malven tidak segan untuk meluapkan emosinya.

"Tuan muda, ada apa?" Tanya Dr. Redy baru keluar setelah mendengar keributan, ia terkejut begitu melihat putra dari pemilik rumah sakit ini masih belum pergi. Dan keanehan muncul di kepala dokter itu, begitu ia melihat salah satu pasiennya tengah berbicara dengan Malven dalam suasana yang kurang baik.

"Singkirkan pasien palsu mu!" Perintah Malven tegas.

Dr. Redy yang mendengar itu langsung mengangguk patuh karena merasa sangat takut dengan aura yang di keluarkan Malven, sedangkan Friska menegang mendengar kata-kata Malven. Apa maksud lelaki itu?

"Nona Friska maaf, anda bisa bergeser dan membiarkan tuan muda lewat." Ucap Dr. Redy tetap pada kesopanannya baik kepada atasan maupun pasien.

Bak kerbau yang di cucuk hidungnya; Friska patuh dan bergeser dengan kaku, menatap Malven yang melewatinya begitu saja. Banyak pertanyaan yang berputar di kepala gadis itu, ketakutan menari-nari dalam hatinya jika sampai Malven tau rahasia Friska.

The Devil Girl? [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang