34. Part Tiga Puluh Empat

48.7K 5.3K 202
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

34. Kencan

Di sebuah rooftop, milik SMA Lintang. Seorang pemuda berdiri di pembatas dinding dengan mata yang menyorot tajam ke bawah sana, angin berhembus kencang menyapu helaian pendek rambut pemuda tersebut.

Mendengar suara langkah kaki mendekat, pemuda itu seketika berbalik.

"Apa maksud perlakuan lo di koridor tadi?" Tanya Alkano.

Mata yang tadinya tajam langsung sirna tergantikan tatapan santai dan lebih tenang, "Lo ga seharusnya kasar sama cewek, bro!"

"Nope! Gue ga maksud soal pukulan itu, tapi kekhawatiran lo terhadap Jevanya."

Pemuda itu, Kevlar tersenyum tipis dan melempar tatapannya ke arah lain. Sementara Alkano menunggu alasan temannya itu.

Alkano kaget, tentu saja melihat Kevlar tidak ada angin tidak ada hujan bersikap peduli pada Jevanya. Bahkan lelaki itu khawatir. Well, apa yang sebenarnya tidak dia ketahui?

Mata Alkano menajam, tangannya terkepal menanti jawaban Kevlar yang ia takutkan akan sesuai seperti dugaannya. Jika Kevlar juga menyukai Jevanya, maka Alkano tidak akan bersaing dengan temannya.

Dia tidak segan menyingkirkan siapapun yang berani berdiri di garis start bersamanya, meskipun itu adalah teman dia sendiri. Alkano tidak perduli, jika ini menyangkut soal Jevanya.

"Lo takut? Bukannya kemarin lo masih dorong Jevanya menjauh? Sekarang kenapa seakan lo yang ngejar dia, disaat Jevanya udah berhenti dari perasaannya?" Kevlar melempar beberapa pertanyaan sekaligus.

"Perasaan Jevanya masih sama, gue satu satunya laki-laki yang dia cintai. So, gue ga pernah takut." Ucap Alkano sangat yakin.

Kevlar menipiskan bibirnya seraya memegang dagu, seolah-olah sedang memikirkan ucapan Alkano. "Masih sama ya? Cinta... Gue ga pernah liat Jevanya lari ke elo beberapa bulan ini. Buka mata lo Al, sadar kalau Jevanya udah banyak berubah. Dia bahkan udah jadi milik orang!" Kevlar mengepalkan tangannya kuat.

"Gue bakal rebut dia dari siapapun karena dari dulu, Jevanya cuma milik gue!" Ucap mutlak Alkano, "Dia emang berubah, Jevanya seakan kembali setelah bertahun-tahun hilang dan di gantikan oleh iblis. Tatapan itu... milik Jevanya asli," Lanjut Alkano tersenyum tipis membayangkan mata hazel yang menjadi candunya.

Kepalan Kevlar semakin erat sampai buku-buku jarinya memutih, Alkano tidak menyadari itu. Pikirannya fokus pada sosok pemilik mata hazel yang tidak ada di sini. Ah, baru beberapa menit tidak melihatnya saja Alkano sudah rindu.

"Jevanya tetap Jevanya, tapi mungkin dia bisa berubah entah itu lebih baik atau bertambah buruk. Gue harap lo berhenti mempermainkan perasaan Jevanya, gue ga larang lo suka dia tapi jangan pernah torehkan luka sekecil apapun!"

The Devil Girl? [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang