33. Part Tiga Puluh Tiga

47K 5.4K 166
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

33. Jangan Pergi

Iris Hazel itu terlihat setelah kelopak matanya terbuka dan menatap kaca rias, Jevanya melepaskan masker mata setelah 15 menit menunggu. Lalu, ia menepuk-nepuk pelan area sekitar matanya.

Memperhatikan sedikit sisa lingkaran hitam di sana, Jevanya menghela nafas. Tadi malam ia kembali memimpikan masa kecil tubuh ini, Jevanya tidak bisa tidur setelahnya dan berakhir matanya menghitam seperti panda.

Gadis itu bergegas masuk ke dalam walk in closet dan mengganti piyamanya dengan seragam sekolah. Setelah selesai Jevanya keluar dengan penampilan yang lebih rapi, tapi tidak dengan wajahnya yang tetap kusut.

Setelahnya ia langsung turun dan menuju meja makan, mendapati Kris yang sedang sarapan sambil memainkan ponselnya.

"Jeva..." Panggil Kris begitu menyadari kedatangan kembarannya.

Jevanya berpura-pura tidak mendengar itu, dia menarik kursi yang jauh dari Kris dan duduk di sana. Kemudian Jevanya mengambil buah apel dan menggigitnya kecil.

"Bi, buatin aku susu ya." Pinta Jevanya setengah berteriak, tak lama bi Arsih keluar dari dapur dengan segelas susu coklat.

"Ini non susunya..." Bi Arsih meletakkan tepat di depan Jevanya.

"Makasih bi,"

"Sama-sama non, bibi ke dapur lagi ya." Pamit bi Arsih kemudian berjalan ke dalam dapur, Jevanya membuka ponselnya. Mengecek WhatsApp, ia membuka pesan dari kontak Malven.

Regal
Seen 06.40

Morning
Jgn lupa sarapan!
Plg sklh gue jemput

Too!
Ok

Jevanya menutup room chatnya setelah membalas pesan lelaki itu, akhir-akhir ini Malven sering mengingatkan makan. Entahlah, Jevanya rasa dia sedikit perhatian dan... Peduli, mungkin?

"Jevanya,"

"Jeva,"

"Jev??"

"Dek."

Deg!

Jevanya kontan mengangkat wajahnya— menatap Kris yang sendu, hatinya serasa di remas mendengar panggilan Kris. Jevanya menggenggam erat handphonenya, "Jangan panggil gue gitu!" Tegas Jevanya.

"Kenapa?" Tanya Kris tercekat, dulu Jevanya sangat ingin sekali di panggil dek. Kris memang memanggil kembarannya dengan sebutan adek saat mereka masih kecil, sudah lama sekali sejak terakhir mulut Kris mengucapkannya.

The Devil Girl? [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang