9. Part Sembilan

63.2K 6.8K 220
                                    

Hai, gengs!
Aku bawa part baru nih...

Ada yang nunggu up?

Jangan lupa promosiin cerita ini juga, ke temen kalian yang suka tema transmigrasi maybe? Boleh banget mampir di lapak aku.

Typo, tolong ditandain ya!

Typo, tolong ditandain ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

9. Takdir Kenyataan

Di markas Oscar beberapa anggota yang ikut bertarung dengan Astero sedang mengobati luka-luka mereka, sementara sang ketua memilih menyendiri di sebuah kamar yang berada di ruangannya.

Alkano merebahkan tubuhnya di atas ranjang, mengecek ponselnya. Alkano membuka aplikasi chat berwarna hijau, nama Friska tertera di paling atas dengan beberapa pesan yang dikirimkan gadis itu. Namun tak sedikitpun Alkano berniat ingin membuka chatnya, dia malah menggulir layar kebawah.

Tatapannya berhenti pada sebuah nomor yang sudah lama tidak mengirimkan pesan bahkan nomor itu sengaja tidak ia simpan, Alkano membuka room chat dan menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa dijelaskan.

Biasanya nomor itu sering mengirimkannya pesan bahkan hal-hal yang tidak penting untuk menggangunya dan berakhir Alkano yang risih, tapi dia tidak pernah bisa memblokir nomor itu. Entahlah Alkano hanya tidak rela sebenci apapun rasa yang dia punya.

Sudah beberapa hari ini tidak ada pesan yang masuk ke ponselnya, Alkano bingung apalagi dengan perubahannya di sekolah akhir-akhir ini.

Ingatannya terlempar pada saat kejadian di kantin dan UKS tempo hari, tatapan itu... Akhhh! Alkano bisa gila jika terus melihatnya.

Sesuatu yang pernah hilang, kini seperti ia temukan lagi. Sialnya, hal itu adalah yang Alkano tunggu-tunggu.

"Siapa yang harus gue percaya?" Gumam Alkano bingung.

Friska tidak mungkin berbohong namun Alkano juga tidak bisa menyangkal penjelasan Jevanya, dia cukup tau membedakan kejujuran dan kebohongan. Namun rasanya tidak mungkin gadis selembut dan sebaik Friska seperti itu.

"Shit!" Alkano meraup wajahnya geram, prustasi karna kakak-adik itu mampu membuatnya uring-uringan.

***

"Wah bagus banget barbie nya, kakak punya mainan baru ya?" Tanya seorang gadis kecil yang masih berumur 4 tahun.

"Iya, dibeliin mama papa loh. Ini juga punya kamu, kita harus berbagi ya..." Jawab gadis kecil satunya yang berumur 5 tahun.

Gadis berumur 4 tahun terlihat murung, "Berbagi ya? Tapi aku pengen nya punya sendiri..." Ucapnya sedih.

"Nanti kita minta sama mama papa lagi ya, sekarang kamu main yang ini aja sama kakak." Tawar sang kakak kembali melanjutkan mainnya dengan mainan baru yang diberikan orang tua mereka.

The Devil Girl? [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang