43. Part Empat Puluh Tiga

44.4K 4.6K 75
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

43. Swiss II

Angin malam berhembus dingin di balkon kamar Jevanya, gadis itu berdiri di pembatas besi sambil menopang dagunya dengan sebelah tangan. Menatap pemandangan yang langsung mengarah ke view gunung es.

Otaknya terputar tentang kejadian tadi siang, Jevanya tidak tau jika Malven sampai memiliki perasaan padanya. Memang sedari awal hubungan ini terlalu beresiko, bahkan padanya sendiri.

"Lo udah terlalu jauh, berhenti Numy!" Gumam Jevanya.

Sekarang salahkah jika ia memiliki perasaan ini?

Jevanya terlalu egois, tapi dia juga tidak bisa menikmati sebuah kesalahan.

Pada akhirnya Jevanya harus menghentikan ini semua, walaupun harus menyakiti salah satu di antara mereka atau kedua-duanya sekaligus.

"Gue bukan takdir lo Malven, begitupun sebaliknya. Seharusnya kita nggak pernah bertemu, maka hubungan ini juga nggak pernah ada..."

Jevanya pernah berpikir untuk membiarkan saja, karena sekarang dia berada di dalam tubuh yang awalnya gadis itu kira karakter antagonis novel.

Ternyata bukan, novelnya tidak pernah ada. Dunia maupun orang-orang yang berada di sini, semuanya nyata dan sama seperti kehidupannya dulu.

Tetapi kembali lagi, semua ini kesalahan. Mau sebanyak apapun dia menipu orang, kenyataan itu tetap sama. Dia adalah Numy Arisaka yang hidup di dalam raga Jevanya Ilora Sandygard, dia bukan pemilik asli tubuh ini dan hanya jiwa beruntung yang mendapat kesempatan hidup kedua.

Jevanya larut dalam lamunannya sampai tidak menyadari ketukan pintu, hingga ponsel gadis itu berdering dan membuatnya kaget.

Drett... Drett...

"Mrs. Erinka?" Gumam Jevanya menggeser tombol hijau, dan dengan begitu panggilan langsung tersambung.

"Halo Jeva, are you okey? Kenapa pintunya tidak di buka? Mrs sudah ketuk dari tadi. Kamu baik-baik saja kan di dalam?" Tanya Mrs. Erinka dari luar.

"Saya fine Mrs. Sebentar," Jevanya menutup handphonenya dan berjalan ke arah pintu.

Cklek.

"Syukurlah Mrs kira ada apa, tadi Mrs hampir manggil Ersa, takut kamu kenapa-kenapa di dalam." Ucapnya.

Jevanya tersenyum tidak enak, "Maaf Mrs. Saya tadi terlalu asyik melamun jadi tidak kedengaran, ayo masuk Mrs." Jevanya membuka pintu kamarnya lebar-lebar, mempersilahkan Mrs. Erinka masuk lalu keduanya langsung menuju balkon di kamar itu.

"Oh ya, ada apa Mrs?" Tanya Jevanya pada Mrs. Erinka yang berdiri di sebelahnya. Padangan keduanya sama-sama lurus, menatap pegunungan Alpen yang di hiasi salju dan jejeran rumah yang terdapat cerobong asap di setiap atapnya.

The Devil Girl? [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang