***
39. Obat
Dada Jevanya naik-turun, nafasnya memburu sembari memegang erat sebuah kertas dari hasil laboratorium. Hari ini juga hasilnya keluar, Jevanya tak habis pikir dengan Friska yang melakukan semuanya.
Kecurigaannya sedari awal memang benar, anak itu sudah melampaui batas dan harus segera di hentikan.
Dengan langkah tegas dan terburu-buru Jevanya mulai berjalan meninggalkan ruang lab, dia tidak sabar ingin membongkar ini semua. Percuma saja Friska, Kenan, Rans dan Lusy jauh-jauh ke Jerman jika yang di obati saja tidak sakit.
"Tahan langkah lo Numy! Mereka ga akan percaya hanya dengan secarik kertas itu." Suara tersebut membuat Jevanya seketika berhenti, dia menoleh ke kanan-kiri dan atas mencari keberadaan hantu Vanya.
"Bodoh! Gue ga bisa muncul sekarang," Lanjut suara tersebut yang masih tidak menampakkan wujudnya.
"Kenapa?"
Hantu Vanya menghela nafas, "Gue cuma bisa muncul di kediaman Sandygard Numy, itu ketentuannya! Tapi gue tetap akan mendampingi lo di manapun itu," Jelasnya membuat Jevanya mengerti.
Tidak mudah menjadi arwah yang bergentayangan. Semua ini sebenarnya salah, alam mereka berbeda dan hantu Vanya tidak bisa berbuat sesukanya yang bisa melanggar aturan-aturan; jika arwah itu masih ingin di berikan kesempatan untuk menetap di dunia.
Tapi waktu hantu Vanya tidak banyak, tugasnya akan selesai sampai memastikan Jevanya bahagia dan sebuah dendam yang terbalaskan.
"Jadi gue harus gimana? Mereka harus tau semua kebenaranya" Tanya Jevanya berdiri dengan tatapan kosong, jika ada yang melihatnya saat ini mungkin orang-orang berpikir dia sudah gila. Berbicara sendiri-sendiri di tempat sepi, siapa yang tidak ngeri coba?
"Ya, mereka harus tau! Tapi bukti lab itu nggak akan cukup," Suara hantu Vanya terdengar tegas, dia juga sama marahnya saat mengetahui fakta ini di rumah sakit tempo hari. Sudah dibilang arwah itu akan mengikuti Jevanya kemanapun.
"Cari Dr. Redy! Temuin dia, cuma dokter itu yang bisa bantu kita Numy!" Lanjut hantu Vanya menggebu, "Tapi, bukannya dia ada di Jerman sama Friska? Mereka sekongkol,"
Ya, masalahnya sekarang dokter itu sedang tidak ada di sini. Bagaimana Jevanya bisa mengumpulkan bukti lewat Dr. Redy?
"Dia nyimpan semua berkas-berkas bukti yang menyatakan penyakit Friska sembuh, lo bisa gunain itu sampai nunggu mereka balik."
Jevanya mencerna ucapan hantu Vanya barusan, tetap saja dia bingung. "Gimana gue bisa dapetin semua berkas-berkas itu, Nya?"
Hantu Vanya memutar bola matanya yang tidak bisa dilihat oleh Jevanya, "Bodoh! Pacar lo kan pemilik rumah sakit itu, manfaatin dikit kek! Ga ada gunanya lo punya pacar tajir!" Sudah dua kali arwah itu memakinya, Jevanya mendengus. Dia memang melupakan fakta jika rumah sakit tersebut adalah milik Malven, tepatnya keluarga lelaki itu. Milik keluarga Arisaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Girl? [TERBIT!]
FantasyTERBIT!!! ORDER MELALUI LAZADA @Ogun Malay TAHAP PEMULIHAN PART! Jangan jadi silent readers ye! Yang ga kasih jejak, besok kakinya ga napak. Hayolohhh... FOLLOW ME, TERLEBIH DAHULU! ___ Awalnya Numy pergi ke rumah sang sahabat ingin mencari buku un...