44. Part Empat Puluh Empat

43.6K 4.8K 143
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

44. Ketahuan

Setelah kejadian Jevanya yang memanggang roti gosong, akhirnya mereka mengganti menu sarapan dengan sandwich. Mengapa harus di ganti?

Karena Jevanya panik waktu tau jika panggangan nya gosong, dengan bodohnya ia malah menyenggol gelas yang berada tepat di samping pemanggang.

Hingga akhirnya membuat pemanggang itu rusak dan jadi tidak bisa digunakan lagi, untung saja dia tidak sampai tersetrum karena Malven dengan sigap menarik tubuh Jevanya menjauh.

Lagi-lagi lelaki itu sangat berjasa dan selalu melindunginya.

Lupakan soal kegosongan itu, sekarang mereka sudah berada di atas gunung berlapis salju dan akan melakukan sport terjun payung.

Malven ikut bersama mereka karna mendapat ajakan langsung dari Mrs. Erinka, tentu saja lelaki itu tidak bisa menolak karna ada Jevanya di sana.

Kapan lagi coba mereka liburan berdua? Walaupun masih ada Ersa sama Mrs. Erinka sih... But, it's okey. Ersa dan Mrs. Erinka memberikan ruang untuk pasangan itu menikmati waktu mereka.

Malven tentu tidak akan menyiakan kesempatan yang datang. Lain kali dia akan membawa Jevanya liburan berdua. Mungkin nanti setelah mereka menikah dan honeymoon.

Eh?

Malven menghampiri Jevanya dengan membawa dua cup coklat panas di tangannya, saat ini mereka masih belum bisa melakukan terjun payung karna angin yang cukup kencang. Staf, menyarankan agar menunggu sampai keadaan cuaca membaik.

Malven mendudukkan diri di sebelah Jevanya, menyerahkan coklat panas milik gadis itu.

Jevanya menerima tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia menghirupnya perlahan. Malven mendengus melihat itu, sejak pagi tadi Jevanya tidak mau berbicara padanya.

Gadis tampak tak biasa, Malven yakin pasti ada sesuatu yang mengganggu Jevanya.

Atau gadis itu masih marah padanya?Entahlah.

Malven menggeser dirinya lebih dekat dan menarik dagu mungil gadis itu sehingga menatapnya, "Lo menghindar dari gue, why?"

Jevanya tertegun, melempar bola matanya ke arah lain. Gadis itu tidak berani menatap Malven yang mengeluarkan aura intimidasi kuat, "S-siapa yang menghindar?" Gugup Jevanya.

"Lo! Lo menghindar dari gue sejak kemarin." Ulang Malven dengan nada tajam, dia tidak suka di acuhkan. "Tatap mata gue Jevanya, lo bukan ngomong sama angin!" Perintahnya, Jevanya mengangguk dengan patuh.

"Jawab pertanyaan gue!"

"Ehm... A-anu, gue— gue nggak menghindar kok! Gue lagi pengen diem, aja. Iya gitu," Balas Jevanya memaksakan senyumannya.

The Devil Girl? [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang