13. Part Tiga Belas

58.2K 6.6K 251
                                    

Karna tembus 50 vote hari ini, jadi...

...AKU DOUBLE UPPP! YEAYYYY!!

AKU DOUBLE UPPP! YEAYYYY!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

13. Bakat Terpendam

Jevanya memasuki ruang musik, mendekati piano dan duduk manis di sana. Ia menatap alat musik itu lekat, mulai menyentuh setiap tuts nya tanpa tekanan sehingga belum menimbulkan suara.

Jevanya mulai benar-benar menekan tuts piano dan menghasilkan melodi indah yang tidak pernah di dengar siapapun sebelumnya, ia baru menciptakan melodi tersebut dan Jevanya sendiripun tentu baru mendengar.

Jadi bisa di pastikan permainannya kali ini masih fresh dan belum di dengar siapapun kecuali Jevanya.

Namun ternyata dugaan Jevanya salah, sosok yang awalnya bersembunyi di balik tirai mulai melangkah keluar mendekati gadis itu dan piano. Dia berdiri di sebelah piano putih dan memejamkan mata menikmati permainan Jevanya.

"Gue ga tau lo ahli bermain alat musik bahkan piano, impresif. Permainan lo bagus," Ucapnya setelah Jevanya menyelesaikan permainannya.

"Thanks," Ucap Jevanya tulus tanpa melihat sosok itu.

"Bicara itu lihat ke orangnya."

"Kenapa lo ada disini?" Alih-alih menuruti Jevanya malah balas bertanya.

Dia mendengus, "Ini ruangan musik, perlu alasan lagi gue di sini?"

Jevanya menggeleng kecil, dia lupa bahwa pemuda ini adalah ketua club musik dan bukankah itu adalah hal wajar dia berada di sini? Malahan Jevanya yang bukan anak musik kurang sopan memasuki ruangan tanpa seizin.

Tapi dia masa bodoh, toh Jevanya sekolah disini juga berbayar. Dia berhak dong mendapatkan fasilitas yang ada.

"Gue lupa," Ucap Jevanya pelan.

Pemuda itu mengangguk lalu memberi isyarat, namun Jevanya yang tidak mengerti hanya memandangnya bingung sambil mengatakan ' HAH dengan keras.

"Geseran dikit gue mau duduk!" Jelasnya tajam, jengah dengan kelemotan gadis itu.

"O-ohh, duduk. Duduk aja..." Jevanya sedikit bergeser ke ujung, berbagai bangku yang tidaklah terlalu lebar.

Kini gantian sang ketua club musik yang menunjukkan permainannya, dia menekan tuts piano dengan jari-jari besarnya. Jevanya terlarut dalam permainan pemuda itu, dia sangat menikmati dan tanpa sadar Jevanya mengeluarkan suara halusnya bernyanyi, membuat pemuda di sebelahnya lagi-lagi terpukau.

You came out the blue on a rainy night, no lie.
I'll tell you how I almost died.
While you're bringing me back to life.

I just wanna live in this moment forever.
'Cause I'm afraid that living couldn't get any better.
Started giving up on the word "forever,"
Until you gave up heaven so we could be together.

The Devil Girl? [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang