27. Part Dua Puluh Tujuh

49.9K 5.3K 151
                                    

Wajib liat mulmed part ini, yang engga pasti rugi... Rugi... Rugi...

Eh mulmed nya sempet ga kemasuk😭 malu ygy (ya gengs ya)

Udah cek lagi tuh.

Udah cek lagi tuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

27. Her Favorite

"KET! JEVA! KELUAR ANJENG!!!"

Aksi perang bantal itu terhenti seketika, Jevanya dan Ketzia menoleh dengan kaku. Mereka berdua menatap kikuk Meiko yang memerah dengan nafas memburu.

Glug!

"Hehe... Iko cantik banget deh hari ini." Jevanya tiba-tiba memuji, ia tersenyum manis ke arah Meiko.

"G-gue panggilin bibi ya Ko, bentar ya-y-aa..." Jevanya menarik kerah belakang Ketzia; saat sadar gadis itu berniat kabur dari tanggung jawabnya, enak saja dia yang membereskan ini semua. Pokoknya harus bareng-bareng beresin nya!

"Berhenti! Jangan coba-coba kabur Ket," Ancam Jevanya tajam dan menyeramkan, Ketzia menelan ludahnya kasar-kasar. Mengangguk kaku, lalu gadis itu mundur selangkah lebih dekat dengan Jevanya.

Mereka berdua berdiri dengan kepala yang tertunduk, takut menatap Meiko yang dalam mode garang. Posisi mereka saat ini persis seperti anak kecil yang baru berbuat kesalahan, dan di marahi oleh ibunya.

Meiko menatap geram keduanya, dengan kedua tangan yang berkacak pinggang. Dia sudah pusing, pusing banget rasanya liat kelakuan dua anak manusia yang sialnya satu kembaran dan satu lagi sahabatnya.

Menghembuskan nafas pelan, Meiko tersenyum manis ke arah keduanya yang masih menunduk. Mereka bahkan tidak berani hanya untuk sekedar mengangkat wajah, benar-benar takut dengan kemarahan Meiko.

Ada orang yang bilang, marahnya orang sabar itu menyeramkan.

"Sekarang beresin ya anak-anak, setelah itu turun. Yang lainnya udah nunggu buat kerja kelompok," Titah Meiko dengan nada yang sangat lembut, pertanda alarm bahaya membuat Jevanya dan Ketzia tidak membantah. Langsung saja keduanya mengumpulkan semua busa-busa bantal Meiko yang keluar akibat ulah mereka, kurang kerjaan memang.

Setelah kamar Meiko kembali rapi, mereka bertiga turun bersama-sama dan melaksanakan kerja kelompok dengan teman-teman yang lain.

***

"Kerja kelompok kok sampai malam?" Tanya Malven.

Jevanya berjalan menghampiri pacarnya dan menatap Malven dalam, "Lo kira kerja kelompok cuma ngomong doang? Ga kerja gitu, bro... Gue lelah, sekarang cepet anterin pulang." Ucap Jevanya sambil menepuk-nepuk bahu lelaki itu.

The Devil Girl? [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang