10. Part Sepuluh

62.2K 6.7K 66
                                    

Aku pengen double up, kira-kira banyak yang vote ga ya?

Bantu promosiin cerita ini yuk biar rame.

Typo, tolong ditandain ya!

Typo, tolong ditandain ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

10. Meet

Setelah pertemuan keduanya dengan arwah Vanya tadi malam, Jeva terus tidak bisa tidur lagi. Alhasil pagi ini matanya menghitam, persis seperti panda.

Namun sekarang Jeva tidak terlalu memperdulikan penampilannya, ada hal yang harus ia pastikan mengenai ucapan hantu itu.

Jevanya mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi keluar dari wilayah perbatasan Jakarta. Jeva sudah menguatkan hatinya dan nekad untuk pergi ke Bogor, dia akan membuktikan ucapan arwah Vanya sekaligus melihat sendiri bagaimana bentuk makam nya.

Rasanya semua ini masih sulit untuk di terima, seolah di permainkan takdir. Numy yang tadinya berpikir hidup di dunia novel sebagai antagonis dari novel yang pernah dia baca, mendapatkan fakta baru jika dunia ini sepenuhnya nyata dan sama seperti dunia yang ia tempati sebagai Numy dulu.

Itulah sebabnya Numy tidak pernah menjumpai satupun plot, selama ia berada di sini, karna dunia novel tidak benar-benar ada.

Tidak ada antagonis.

Tidak ada protagonis wanita maupun pria.

Mereka hanya orang-orang yang hidup sama sepertinya dulu, manusia biasa yang nyata.

Namun kenapa nama-nama mereka persis seperti novel itu? Dan gambarannya baik fisik mau sikap juga sama, kecuali Friska yang memang janggal sejak awal.

Saat ini hanya ada satu kunci yang bisa menjawab semua kebingungan Jeva, William. Ya, sahabatnya itu. Jika dulu Numy menemukan novel itu di perpustakaan milik sahabatnya. Seharusnya William pasti tau tentang semua ini.

Dan setelah mengunjungi makamnya nanti, Jeva akan segera menemui William untuk mempertanyakan segala kejanggalan yang terjadi padanya.

Namun entah sahabatnya itu akan percaya atau tidak, yang pasti Jeva akan mencoba mencari William dulu.

Tak terasa sudah beberapa jam perjalanan, Jeva telah sampai di tempat pemakaman umum, yang berada di Bogor.

Gadis itu turun dari mobil. Namun sebelum menutup pintu mobilnya Jeva ragu antara ingin membawa bunga lavender itu atau tidak, di Jakarta tadi ia sempatkan untuk membeli sebuket bunga kesukaannya; yaitu lavender. Ya, biar terlihat lah seperti orang yang ziarah pada umumnya.

"Bawa aja deh, dari gue untuk gue..." Jeva terkekeh parau, matanya jadi sendu mengingat makam yang ingin ia kunjungi, adalah makam dirinya sendiri.

Andai kecelakaan itu tidak terjadi, mungkin saat ini dia masih menjadi Numy. Dia masih berkumpul bersama keluarganya, sahabatnya, dan masih menjalani kehidupannya yang sangat di impikan banyak orang itu.

The Devil Girl? [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang