***
23. Fans Dadakan
Jevanya tiba di rumahnya dan langsung melangkah ke dalam tanpa mengamati sekeliling dengan minat, langkah gadis itu berhenti di samping guci besar. Menatap pemandangan yang sedang terjadi di ruang keluarga saat ini.
Jevanya tersenyum remeh, lagi-lagi Friska mencoba menipu orang tua mereka dan semua orang. Tapi itu tidak akan berlaku pada Jevanya, dia sudah tau tentang rahasia Friska yang berpura-pura sakit selama ini.
Jevanya melirik datar saat Kenan menggendong tubuh pingsan Friska dan melewati nya begitu saja dengan raut cemas, di susul Rans dan Lusy yang berlari keluar.
Jevanya menghadang Kris saat kembarannya itu juga ingin mengejar mereka.
"Lo apaan sih?! Minggir!" Kris berakhir membentak Jevanya yang tiba-tiba berdiri di depannya, lelaki itu berdecak saat mendengar suara mobil berjalan keluar dari kediaman Sandygard. Dia tertinggal karna ulah tak bersalah Jevanya.
"Lo mau ngejar mereka? Udah pergi tuh." Ucap Jevanya santai.
"Gara-gara lo!" Sela Kris menyentak.
Kesabaran Kris selalu di uji saat bersama kembarannya, orang bilang saudara kembar itu terikat batin dan bisa merasakan perasaan satu sama lain. Tapi berdekatan dengan Jevanya, hanya akan membuat kadar benci di hatinya bertambah.
"Bisa sekali aja lo berhenti main-main? Lo kekanak-kanakan Jevanya! Friska sakit, tolong seenggak nya pengertian sedikit aja, kalau lo ga bisa khawatir."
Jevanya menatap kembarannya itu meremehkan, "Beneran dia sakit? Ohh- bukan. Maksud gue beneran dia masih sakit?" Jevanya bertanya dengan alis yang terangkat sebelah.
Kris yang mendengar itu tentu saja terpancing emosi, adiknya tengah berjuang antara hidup dan mati tapi bisa-bisa Jevanya mempertanyakan kebenaran penyakit Friska? Bahkan kondisi adiknya sudah seperti itu sejak kecil, mereka semua tau dan tumbuh bersama-sama.
"Lo emang bodoh Kris, gue sangat tau itu. Tapi gue baik sebagai kembaran lo, bukankah ikatan persaudaraan kita lebih kuat? Gue cuma memberi peringatan kecil, sebelum nantinya lo akan menjadi bagian dari orang-orang yang menyesal." Jevanya tersenyum lebar menatap Kris yang berwajah keruh, tumben-tumben sekali dia tidak berkata kasar atau memaki Jevanya. Padahal ia bisa melihat sendiri, saat ini Kris tengah sangat emosi.
"Lo ngelantur ya?" Tanya Kris mendengus sinis.
Jevanya mengangkat keduanya bahunya berpura-pura acuh, "Kalau menurut lo gitu, anggap aja. Jangan lupa tanya Dr. Redy kapan terakhir kali Friska kemoterapi..." Jevanya membisikkan kalimat terakhirnya, sampai harus berjinjit karna tinggi tubuh Kris yang lumayan berjarak darinya; membuat mulut Jevanya sedikit susah mendekat ke telinga lelaki itu.
Kris tertegun menatap Jevanya, "Maksud lo? Jangan fitnah Friska!"
"Gue ga fitnah! Pernah gue lakuin hal kaya gitu? Gue bahkan lebih sudi bunuh orang dari pada mencemari namanya."
Lantas apakah Kris harus menganggap ucapan Jevanya penting? Kalau Friska tidak pernah kemoterapi lagi, berarti keadaannya sudah jauh membaik. Namun, kenapa Friska tidak pernah bilang pada mereka?
Lalu, kenapa Friska masih tetap kumat tadi. Kris menatap rendah kembarannya, apakah Jevanya ingin mencoba menipu dia? Jelas-jelas tiga bulan lalu Friska masih pergi ke Jerman dengan Dr. Redy. Bagaimana bisa penyakitnya langsung sembuh, sedangkan sejak kecil Friska menjalani pengobatan belum ada tanda-tanda kemajuan kondisinya.
"Sekalinya iblis tetap iblis!" Desis Kris tajam.
"Walaupun lo berhenti nyakitin Friska, lo tetap sama Jevanya. Lo ga lebih berubah dari dulu, tapi sekarang lo mulai bilang yang enggak-enggak tentang Friska. Dia adik lo Jevanya! Harus berapa kali gue bilang, DIA ADIK LO!!" Kris berlalu pergi dengan kedua tangan yang terkepal erat.
Jevanya menghembuskan nafasnya dan memejamkan mata, harus bagaimana lagi dia menyadarkan mereka? Kalau Kris saja sulit percaya, bagaimana dengan yang lainnya.
"Terserah! Terserah deh gue ga peduli!!"
***
Hari-hari berjalan seperti biasanya menuju waktu ujian tiba, namun selama Friska menjalani pengobatannya di Jerman lelaki bernama lengkap Alkano Rajawali itu tidak pernah absen mengganggu hidup Jevanya.
Ia tidak mengerti, tidak tau juga apa keinginan lelaki itu.
Jevanya seakan mempunyai hutang yang ketika ia tanya, Alkano tidak mau memberitahu nya. Lelaki itu hanya terus mengejar Jevanya tanpa alasan yang jelas, memanfaatkan kesempatan untuk bisa berdekatan dengannya.
Jevanya sadar, sangat sadar dengan tabiat belang Alkano.
Seakan lupa daratan saat tamengnya tidak ada di sini.
Seperti sekarang, Jevanya tengah berada di perpustakaan karna memiliki tugas kelompok; dan kembar menyuruhnya mencari buku-buku referensi, tapi entah datang dari mana anak jahanam itu sudah berdiri di sebelahnya.
Sok berpura-pura tidak tau, Alkano tampak sibuk mencari deretan buku di rak perpustakaan. Jevanya melihat itu sinis.
"Fans banget ya lo sama gue, kemana aja gue pasti selalu ada lo!!" Jevanya berkacak pinggang, menatap Alkano kesal.
"Eh Jev, sejak kapan di situ?" Tanya Alkano sok akrab, pura-pura baru sadar akan keberadaan Jevanya padahal dia memang sengaja pergi ke sana demi bertemu dengan gadis itu.
Alkano, Alkano, kasihan sekali kau nak.
"Basi tau gak?!" Jijik Jevanya menyambar sebuah buku yang sudah ia di pilih sejak tadi, langsung saja Jevanya melangkah pergi dari sana.
Alkano langsung mencampakkan bukunya sembarangan, dan mengejar Jevanya kala melihatnya pergi.
Alkano mengekori Jevanya sampai keluar perpus.
"Kuker banget lo ya? FANS LO SAMA GUE, FANS IYA KAN?! NGAKU LO!!" Jevanya sengaja berteriak kencang-kencang di koridor agar semua orang tau, namun dia tidak berbalik; Jevanya terus berjalan dan berteriak memunggungi Alkano.
"Lo benar-benar Jevanya Ilora Sandygard yang sebenarnya, sahabat sekaligus cinta pertama gue."
***
Jangan lupa tinggalkan kata-kata mutiara kalian untuk Alkano.
Friska juga sabi, bertingkah lagi tuh anak minta di mutilasi emg.
Follow ig Awa dan para RP-nya TDG? ↓↓↓
- @sassswaaa
- @mlvn_arisaka
- @jnya_sgard
- @kevlarwjy
- @salsyaawattpadxtreYang ga follow semua akun diatas, kita musuhan!🙄
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Girl? [TERBIT!]
FantasyTERBIT!!! ORDER MELALUI LAZADA @Ogun Malay TAHAP PEMULIHAN PART! Jangan jadi silent readers ye! Yang ga kasih jejak, besok kakinya ga napak. Hayolohhh... FOLLOW ME, TERLEBIH DAHULU! ___ Awalnya Numy pergi ke rumah sang sahabat ingin mencari buku un...