39 - Kehilangan

154 18 0
                                    

"Sepertinya dia sudah tertidur, aku akan pergi untuk menjemputnya."

"Baik pangeran, saya akan menunggu di tengah hutan." ujar Bartheus.

Zurel bergerak dengan cepat, kedatangannya mengikuti hembusan angin. Cepat dan tidak terdeteksi oleh werewolf manapun. Ia menatap Lexa yang tengah tertidur lelap, ekspresinya tampak terkesima ketika menatap wajah sang peri. Gadis itu sangat indah dan menawan melebihi makhluk manapun yang pernah ia temui.

Pria itu mengangkat Lexa dengan kedua tangannya dan menyihir tembok yang tadinya keras menjadi transparan untuk dapat ia lalui bersama gadis peri itu. Kini Zurel berhasil membawa Lexa keluar wilayah istana kaum werewolf. Masih dalam pelukan sang pangeran, Lexa tertidur dengan begitu pulas dikarenakan Zurel memberinya mantera tidur, yang ia rapalkan dari jarak yang cukup dekat ketika Lexa tengah menatap keluar jendela.

Sebenarnya Lexa pun bisa menggunakan sihir, hanya saja ia lebih sering mempraktikan karunia dibandingkan memperkuat pertahanan sihirnya, sehingga ia bisa dengan mudah terkena rapalan mantera dari pengguna sihir yang lain. Bangsa vampir juga tidak sepenuhnya menggunakan kekuatan sihir, hanya ketika dalam keadaan mendesak mereka bisa memperkuat pertahanan dan menggunakan sihir sebagai landasan untuk pertahanan diri.

Ditengah perjalanannya memasuki hutan, Zurel merasa seseorang tengah mengikutinya. Ia bergegas dan mempercepat langkahnya berpindah dari pohon satu kepohon yang lain menuju tempat dimana Bartheus berada. Baru saja ingin berpijak untuk kesekian kalinya, Zurel mendapat pukulan yang hebet dari arah belakang membuatnya terpental jauh, namun dengan cepat ia kembali menyeimbangkan tubuhnya agar Lexa tidak terjatuh.

Manik pria itu berubah merah, semerah permata rubi. Ia pun menumbukan taringnya yang panjang sebagai pertahanan. Matanya yang berubah merah bisa mendeteksi pergerakan dalam gelap. Dirinya menerawang ke segala arah namun tidak mendapati adanya pergerakan dari arah manapun. Dengan sikap waspada, ia memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanannya, hingga tanpa ia sadari, dengan sedirinya tubuh Zurel jatuh tersungkur ke tanah, lututnya tertekuk dengan posisi bersimpuh, dimana Lexa masih tertidur dalam pelukannya.

Nampak pria berjubah hitam dengan tudung menutupi seluruh wajahnya seketika muncul dan mengambil alih tubuh gadis peri yang tertidur pulas itu, pria itu turut merapalkan mantera dan membuat sang pangeran pingsan dan tak sadarkan diri. Jejak pria itu hilang begitu saja, kepergiannya bagaikan ditelan bumi.

Bartheus menemukan tubuh pangeran yang tergeletak pingsan tidak jauh dari tempat ia berdiam diri menunggu. Kala itu, sang perdana menteri memilih untuk menyusul pangeran Zurel, dikarenakan kepergiaannya yang terbilang cukup lama. Namun siapa sangka jika sang pangeran justru ditemukan tergeletak dalam keadaan tak berdaya.

Ketika tersadar, Zurel sudah berada di istananya, ia tampak begitu murka. Pria itu tidak menyangka jika niatannya untuk menjemput peri Lexa, nyatanya sia-sia. Ia kehilangan sosok itu untuk kedua kalinya. Pangeran vampir itu tidak menyangka, jika banyak dari kaum immortal yang memperebutkan sang peri, termasuk pria bertudung yang dijumpainya saat hendak membawa Lexa pergi. Pangeran vampir itu memerintahkan beberapa pengawal istananya untuk mencari keberadaan Lexa, ia juga menghubungi para pelacak bayaran dari kalangan manapun untuk dipekerjakan demi mencari peri cantik itu.

"Apapun dan berapapun harganya akan ku berikan, asalkan kalian bisa menemukannya." titahnya.

Disisi lain, Istana werewolf tampak gempar dengan kabar menghilangnya Lexa, sang peri.
Reli tersimpuh dihadapan Antha, maid itu hendak diadili karena dia menjadi orang terakhir yang melihat Lexa, sang peri.

"Sa-saya ya-yakin yang mulia, sa-saya berani bersumpah. Lady Lexa tertidur ketika saya hendak meninggalkannya." jelasnya sembari terisak. Peluhnya bercucuran ketika diperhadapkan dengan amarah sang Alpha yang menggebu-gebu.

POSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang