1821+
Warning untuk para kaum yang belum menemukan pasangan atau sejenisnya <(◔‿◔)>
Siapkan jantung anda mendapati serangan tak terduga.Note : untuk yang dibawah umur bisa skip dulu, ya, uhuk ! ( ╹▽╹ )
Setelah mendapat izin dari ibu Anee untuk membawa puterinya, Antha bersama gadis itu dengan segera kembali ke istana. Anee sama sekali tidak membawa perbekalan apapun dari rumahnya, ia kembali dengan tangan kosong. Dirinya hanya meminta izin pada Antha untuk berbenah, mengganti pakaiannya yang penuh noda tanah.
Disepanjang perjalanan, mereka kembali terlihat canggung satu sama lain dan memilih untuk diam dalam pemikiran masing-masing. Sang Alpha masih saja tergelam dalam kegelisahannya meski dapat sedikit teratasi dikarenakan keberadaan gadis yang berjalan bersamanya itu. Berbeda dengan Antha, Anee memilih berjalan lurus dengan wajah datar, walau dalam benaknya punya seribu pertanyaan yang ingin ia lontarkan pada Antha, pria yang mengaku sebagai matenya.
Terdengar suara celetukan gagang pintu ketika Antha kembali membawa Anee masuk dalam ruangan kerja yang masih dihuni duo werewolf. Mereka terlihat sedang serius mengerjakan sesuatu.
"Kau sudah kembali?" tanya Owen terdengar basa-basi.
"Hm!" gumam Antha mengiyakan.
Owen dan Grave tampak tersenyum kecil, "Lalu..?" tanya gamma werewolf itu dengan penasaran.
Antha tampak acuh dan enggan untuk menjawab, "Kau bisa menebaknya dengan pemikiranmu sendiri." timpal sang Alpha.
"Masuklah, Anee, duduk dimanapun kau suka." celetuknya terdengar sedikit cuek, berhasil membuat alis Grave dan Owen bertaut sempurna.
"Kau yakin semuanya baik-baik saja, Ant?" Antha yang masih dipenuhi rasa gunda akan pemikirannya tertang Lexa, membuat dirinya sedikit menutup hasrat untuk gadis yang disebut matenya itu.
Anee tampak bingung dengan apa yang terjadi. Antha, pria itu telihat berbeda dari yang ia tahu, "Bukan hanya ekspresinya yang cepat berubah, sifatnya pun demikian." ujar gadis itu menela'a dalam batinnya.
Dirinya tampak biasa saja dengan sikap Antha meski ia merasakan sesuatu yang sesak sedang menimpa dadanya saat ini. Jika bisa, gadis itu ingin menghilang saja dari pandangan tiga pria dihadapannya.
Antha terdengar menarik nafas panjang, menutup mata dan memijat pelipisnya yang terasa pusing. Aroma tubuh Anee sedikit banyak mengganggu konsentrasinya. Baginya, untuk saat ini persoalan Lexa lebih penting daripada sekedar meladeni hasrat seksualnya semata.
"Ya, semua baik-baik saja, Grave." jawabnya terdengar pelan membuat gamma dan beta werewolf itu mengurungkan niat untuk bertanya lebih.
Antha memindlink salah satu pengawal istana yang berjaga di depan ruang kerjanya. Setelah pengawal itu masuk, sang Alpha memintanya untuk mengantarkan Anee ke ruangan pribadi miliknya, "Beristirahatlah disana, kau bisa berbenah kembali. Aku akan meminta para maid untuk melayanimu." ujarnya.
Anee hanya terdiam, setelah diperlakukan acuh oleh sang Alpha, kini keberadaannya terasa semakin tidak diinginkan secara halus. Gadis itu meninggalkan ruangan dengan senyum yang tertahankan, "Baik tuan." ucapnya datar, membuat Antha sedikit tersentak setelah mendapati perubahan nada suara, ketika Anee menanggapinya.
"Apa aku melakukan kesalahan?" batinnya.
Eric sisi wolf Antha tampak enggan untuk mengomentari perkataan humannya itu, Eric menyadari jika tanggapannya bisa berujung pertengkaran dan adu argumen antara mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSIBLE
Fantasía"A-apa yang kau lakukan pada tubuhku?" Ucap sang warrior. "Tenanglah, aku hanya membuatmu mati rasa untuk sementara waktu." tuturnya, datar. "Dia mengundangku?" batinnya. Senyum sinis itu berubah jadi tawa yang menggelegar. "A-alpha berkata akan me...