47 - Masa Lalu & Masa Depan

141 16 0
                                    

"Kau sudah menyelidiki perihal tahanan yang kabur itu?"

Grave tampak diam sesaat, sebelum menjawab peetanyaan Antha, "Ya, aku sudah bertemu kepala penjara. Tidak ada yang dapat membenarkan dugaan jika pria itu adalah pangeran peri. Namun benar adanya, tahanan yang kabur itu berasal dari kaum peri dan seorang lagi adalah Druid. Tapi, beberapa spekulasi bertebaran diantara para tahanan kala salah satu dari mereka mendengar penyihir itu memanggil sang peri dengan sebutan pangeran."

Antha tampak shock, "Bagaimana jika perkataan Zurel terbukti benar?" batinnya.

"Kau akan melakukan pencariaan ke hutan peri?" tanya beta werewolf itu pada sang Alpha.

"Kurasa tidak perlu bertindak sampai sejauh itu, Ant." timpal Owen memberi pendapat.

Antha mengangguk pelan, "Masih akan jadi pertimbangan bagiku." tuturnya.

***

Pemandangan langit malam dari kamar sang Alpha tampaknya tidak membuahkan apa-apa. Hanya ada kegelapan yang menyelimuti tanpa cahaya bulan sedikitpun. Malam itu Anee merasa sedikit kesepian. Ia menatap keluar jendela dan menghirup udara malam yang tampak segar dan turut menyapu lembut wajah cantiknya.

Antha mendapati gadis itu termenung dan tidak menyadari kehadirannya, ia berpikir untuk sedikit membuat Anee terkejut. Alpha werewolf itu mengendap-endap mendekati Anee dan memeluknya dari arah belakang membuat gadis itu terperanjat kaget.

Antha menertawakan ekspresi lucu dari sang mate, "Haha, maafkan aku Anee, aku hanya ingin sedikit menjahilimu." tuturnya sebelum mendapat tatapan maut dari gadis itu.

"Kau tahu, jantungku hampir saja berhenti memompa." ujar sang gadis dengan wajah yang ditekuk.

Sang Alpha tersenyum puas, ia mendekap dan menghirup aroma tubuh Anee yang begitu menenangkan untuknya, mengarahkan gadis itu berbalik dan memberikan satu kecupan lembut yang mendarat tepat di bibirnya.

"Hum, kenapa semua yang ada padamu terasa manis?" tanya Antha dengan sedikit gelagat menggoda.

Anee tertunduk menyembunyikan wajah manisnya yang tersipu malu dengan godaan yang Antha berikan. Sontak pria itu kembali menaikan seutas senyum dan memberikan pelukan hangat pada gadis itu.

Ia sekali lagi terdengar menarik nafas panjang, seakan mengeluarkan semua beban di dalam hatinya.

"Ada apa?" tanya Anee terdengar ragu.

Antha melepas pelukannya dan menatap gadis itu dalam, "Kau ingin mendengarnya?"

Anee mengangguk cepat, "Apa perjalananmu tidak membuahkan hasil?" tanyanya lagi.

"Bisa dibilang seperti itu." timpal sang Alpha.

"Kau baik-baik saja?" tanya Anee seakan merasakan kegelisahan yang Antha rasakan.

Pria itu tersenyum tipis, "Aku bingung, seakan jalan untuk menemukannya sangat sulit ditempuh dan susah untuk dipijaki." tuturnya sendu.

Anee merasakan hujaman besar menghantam hatinya, ia begitu sedih kala melihat pria yang disebutnya mate itu merasa putus asa karena gadis lain. Meski demikian, ia tetap berusaha menunjukan jika semuanya akan baik-baik saja.

"Kau tidak mendapat satu petunjuk pun tentangnya?" tanya Anee lagi.

"Ada, seseorang mengatakan jika yang menculiknya adalah pangeran dari kaumnya sendiri dan itu masih menjadi tanda tanya besar bagiku. Jika itu benar, maka aku akan sangat bersyukur, setidaknya aku bisa melepasnya dengan tenang. Tapi bagaimana jika itu hanya sebuah dugaan? Aku akan sangat merasa bersalah jika tidak menemukannya dengan segera." timpal Antha kembali membuat Anee dirundung kesedihan.

POSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang