50 - Fakta Yang Terkuak

143 18 0
                                    

"Seharusnya aku senang, semakin cepat Lexa mengaktifkan kekuatan sihirnya, semakin cepat untukku bisa mengungkap masa lalu. Tapi apakah itu berarti kami akan segera berpisah dan tidak lama lagi gadis itu akan kembali ke hutan peri?!"

***

"Lexa, kau sudah bangun?" terdengar suara Jillf yang mencoba membangunkan gadis peri yang masih dalam ambang kesadaran dan mimpi itu.

"Lexa.." suara ketukan pintu menyertai panggilan itu.

Dikarenakan tidak ada jawaban, Jillf memutuskan untuk masuk dan mengecek. Peri cantik itu tampak tertidur pulas. Sang werewolf mengamati dengan ulasan senyum yang menempel di wajahnya. Setelah beberapa saat, ia memutuskan untuk kembali keluar dan membiarkan gadis peri itu melanjutkan tidurnya.

"Ekhem, hm.. jika kalian mendengar ku, tolong katakan pada Lexa, aku akan pergi ke istana werewolf dan akan segera kembali. " tuturnya seakan berbicara pada diri sendiri, namun pesan itu sesungguhnya ia lontarkan pada para bola api.

"Hm, dan satu lagi, tolong jaga dia. Ingatkan, agar Lexa tidak keluar rumah apapun yang terjadi." sambungnya dan kemudian beranjak pergi begitu saja.

Antha memanggil Jillf ke istana untuk sebuah tugas perdana yang akan ia kerjakan setelah dikembalikannya status Jillf sebagai werewolf Koloni. Jillf sebenarnya tampak ragu meninggalkan Lexa dan ingin mengingatkan hal-hal penting pada peri itu secara pribadi ketika dirinya akan meninggalkan rumah. Pria itu bahkan memasang mantera tak kasat mata untuk sementara waktu pada rumah miliknya, agar tidak terlihat oleh penjelajah yang lewat.

Disisi lain, Lexa terlihat tengah duduk menikmati sarapannya. Ia tampak heran ketika tidak mendapati sosok Jillf di ruangan manapun dalam rumah. Ia bahkan mengintip dari balik jendela ke arah halaman belakang, dimana Jillf bisa mengurus tanamannya, tapi pagi itu terasa sangat sepi.

Lexa merapalkan mantera, membuka penglihatan dan pendengarannya agar dapat berbicara pada bola-bola api sehingga ia tidak terlalu merasa sendiri.

"Bagaimana mengatakan padanya jika pria itu telah pergi?"

"Tunggu saja sampai dia mengizinkan kita berbicara dengannya."

"Kau benar, peri cantik kita sepertinya sedang kebingungan."

"Ekhem.." gumam Lexa, "Sekarang kalian bisa berbicara padaku." tuturnya canggung.

"Oh, Lexa.. kau mendengarkan suara kami?"

Gadis itu mengangguk, "Apa kalian tahu kemana Jillf pergi?" tanyanya.

"Dia pergi ke istana, namun ia berpesan padamu untuk tidak meninggalkan rumah ini apapun yang terjadi."

"Benar Lexa, dia mengatakan akan segera kembali."

"Dia juga bilang pada kami untuk menjagamu"

"Hey, kau tidak perlu mengatakan hal itu."

"Kenapa? Aku hanya menyampaikan pesan pria itu padanya."

"Kurasa bagian itu untuk kita, bukan untuknya."

Lexa tampak merona, "Hm, hanya itu yang dikatakannya pada kalian?"

"Ya, Lexa, hanya itu."

"Apa kita melewatkan hal lain?"

Gadis peri itu tampaknya berharap akan mendengarkan pesan lebih banyak dari para bola api.

"Tidak, tidak! Pria itu hanya mengatakan tiga hal, dua untuk disampaikan pada Lexa dan satu pada kita."

"Kau benar!"

POSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang