36 - Saimbara & Perang Dingin

156 21 0
                                    

Siang hari di halaman istana peri, tampak ramai dengan beberapa peri dari kalangan manapun, hendak hadir untuk pemilihan kandidat calon pasangan pangeran Dior.

Di tempat itu juga terlihat Derri yang sedang melakukan tugas pengkhawalan agar acara saimbara berjalan lancar. Meski dengan kekecewaan yang nampak diraut wajahnya, peri Elves itu tetap berusaha untuk melakukan kewajiban sebagai sosok kepercayaan Raja.

Derri mendapat kejelasan dari sang Raja peri mengenai kondisi pangeran dan hal itu membuatnya terpukul, bagaimana tidak? Kemungkinan untuk puterinya ditemukan semakin kecil, ia bahkan tidak bisa menggali informasi dari pangeran Dior dikarenakan perintah larangan dari sang Ratu yang khawatir jika kesehatan pangeran semakin memburuk.

Sejauh ini Derri dan Jollie belum pernah berbincang dengan Dior semasa pangeran itu kembali ke istana. Meski demikian, Derri tetap percaya, Dior mengetahui keberadaan Lexa, meski ingatannya masih belum kembali sepenuhnya.

"Apa semuanya aman?" tanya Derri pada para pengawal.

"Jika ada yang mencurigakan segera beri laporan, khawal acara ini sampai selesai dengan baik." tuturnya lagi memberi arahan yang dijawab serentak oleh para pengawal dengan siap siaga.

Setelah semuanya berjalan lancar, peri yang bekerja sebagai kaki tangan keoercayaan Raja itu memilih menyingkir dari tempat acara dan memantau dengan jarak yang cukup jauh.

Peri paruh baya itu tampak merenung dengan wajahnya yang dirundung kesedihan, "Seandainya Lexa ada, mungkin kami juga akan melakukan saimbara untuknya. Mengingat begitu banyak peri yang menginginkan puteri cantik kami." ucapnya membatin.

Semenjak menghilangnya Lexa, kondisi dan keadaan Derri tidak seperti biasanya. Ia jadi kehilangan semangat karena merindukan puterinya yang cantik setiap detik. Setelah beberapa jam berlalu, saimbara itu nampaknya tidak membuahkan hasil. Pangeran kembali dengan sikap dingin serta acuh dan menolak semua peri yang ada didaftar.

"Tidak ada yang menarik." tuturnya datar.

Raja terlihat menghela nafas kasar, bingung dengan pemikiran puteranya. "Lantas kau ingin melewati usia dewasamu seorang diri?" tegasnya.

"Bisakah kita akhiri pembicaraan ini, ayah? Percayakan aku untuk mengurus hal ini sendiri." sanggah Dior.

Ratu peri tampak bungkam dengan sikap pangeran, namun ia masih berharap pada keajaiban dimana Dior mau membuka hati untuk salah satu gadis peri, agar dengan segera kekhawatirannya mengenai ingatan Dior yang hilang akan segera teratasi. Pikir Ratu, setidaknya jika sang pangeran sudah memiliki pasangan, meski ingatannya kembali, ia tidak akan melalukan tindakan bodoh untuk kembali mencari keberadaan gadis peri yang hilang itu.

"Aku piamit undur diri." tutur Dior melangkah, meninggalkan kedua orang tuanya dengan acuh.

Sikapnya perlahan kembali dingin, entah apa yang membuat Dior begitu membangun jarak dan menjadi pemilih kepada siapa ia bergaul.

***

Tiba saatnya pertemuan tahunan antar bangsa vampire dan werewolf diadakan, hanya perwakilan dari tiap kubuh yang adakan hadir secara bergantian dan kali ini wilayah werewolf menjadi tuan rumah.

"Apa yang akan kita persiapkan untuk penyambutan tamu kita yang terhormat?" tanya Owen pada Antha yang terlihat acuh.

Pria berkulit putih dengan surai cokelat muda berwajah manis dan berperawakan tegap menjulang itu merasa terabaikan dengan tindakan pemimpinnya, membuat ia sedikit geram, "Woi, aku bertanya padamu." ucapnya dengan nada meninggi.

Alpha werewolf itu terlihat menautkan alisnya kesal, namun tetap dengan tingkahnya yang acuh, "Lakukan sesukamu, apapun itu." tuturnya datar.

Owen tersenyum jahil, "Baik! Akan saya laksanakan, Alpha." ucapnya terdengar formal namun dalam mode usil, "Laporannya akan saya antarkan sebelum jamuan makan malam nanti, saya pamit undur diri."

POSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang