Lexa tampak menghabiskan waktu senggangnya sembari membaca beberapa buku yang ia temukan di meja ruang tamu. Keadaan rumah sangat sepi setelah kepergian Jillf menuju istana dan meninggalkannya seorang diri.
"Kapan dia kembali?" tanya Lexa dalam hati.
Seketika suara derap langkah kaki terdengar dari balik pintu menggugah sedikit rasa takut gadis peri itu. Tidak lama berselang, pintu terbuka menampilkan wajah Jillf dibaliknya.
"Jillf.." sapa Lexa dengan senang.
Pria itu tersenyum, "Apa semuanya baik-baik saja?" gadis itu mengangguk, tidak melepas sedikitpun senyum dari wajahnya.
Ini kali pertama Lexa begitu senang menyambut kedatangan seseorang.
"Ini untukmu." timpal pria itu.
"Hm? Apa ini?"
"Kue pai rassberry buatan ibuku."
Lexa tampak sedikit terkejut, "Ibu?"
Jillf kembali tersenyum, ia mengelus lembut rambut Lexa dan membuat gadis itu tersipu malu. "Aku memiliki ibu seorang manusia. Ayahku menikahinya saat aku remaja beranjak dewasa." jelasnya.
"Ah, kalau begitu ucapkan terima kasihku padanya." ujar Lexa.
Jillf mengangguk kecil, "Aku berniat mengajaknya sesekali kemari, aku akan mengenalkannya padamu." tutur pria itu kembali membuat Lexa tersipu dengan wajahnya yang terasa mulai memanas.
"Lalu, aku akan mengenalkanmu pada ayah dan ibuku saat kita kembali ke hutan peri." timpal Lexa.
Jillf terserang perasaan gugup, ia tersenyum kaku menatap gadis peri di hadapannya itu.
"Ba-baiklah." tuturnya terbata."Apa yang kau lakukan di istana? Bagaimana kabar Antha?" tanya Lexa yang ditanggapi Jillf dengan acuh.
"Dia baik-baik saja."
"Syukurlah." timpal Lexa.
"Ya, dia baik-baik saja dan semakin terlihat baik setelah kau pergi." sanggah Jillf yang berujar menyidir Antha, namun niatnya salah sasaran dan berujung pada perubahan raut wajah gadis itu.
"A-aku ti-tidak berkata hal itu untuk menyinggungmu, Lexa, sungguh!"
Lexa tersenyum kikuk, seraya menggelengkan kepalanya, "Tak apa, Jillf, aku tahu itu."
"Maafkan aku.." lirihnya. Lexa hanya tersenyum menanggapi.
"Kau ingin mencoba painya?" tanya Jillf berusaha mencairkan suasana yang canggung akibat ulahnya sendiri.
"Aku ingin potongan yang besar." timpal Lexa yang menghadirkan gelak tawa keduanya.
Jillf tampak lihai memotong dan menata pai rassberry di piring dan menyuguhkannya untuk mereka makan. Lexa terlihat menatap pria itu dengan tatapan yang sulit dimengerti.
"Ada apa?" tanya Jillf yang menangkap gelagat aneh gadis cantik dihadapannya.
"Apa yang membuat Antha memanggilmu ke istana?" tanya Lexa ragu.
Jillf tampak berpikir, namun dengan segera menjawab pertanyaan peri itu dengan santai, "Ia memintaku untuk memimpin pasukan yang ditugaskan khusus mencari keberadaanmu." jelasnya.
Lexa tampak terdiam, Jillf menoleh padanya sambil tersenyum tipis, "Aku menolak tugas itu dan menukarnya dengan beberapa informasi menarik untuk pria itu ketahui. Kau tidak perlu khawatir, Lexa, kau aman bersamaku." tuturnya mengundang senyuman diwajah gadis peri itu.
Mereka menikmati kue pai yang dibawah Jillf dalam keadaan diam, sebelum akhirnya Lexa melontarkan permintaan yang hampir saja membuat Jillf tersedak.
"Bantu aku mempelajari tabir sihir."
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSIBLE
Fantasía"A-apa yang kau lakukan pada tubuhku?" Ucap sang warrior. "Tenanglah, aku hanya membuatmu mati rasa untuk sementara waktu." tuturnya, datar. "Dia mengundangku?" batinnya. Senyum sinis itu berubah jadi tawa yang menggelegar. "A-alpha berkata akan me...