- Istana Alchador.
"Pangeran, kami mendeteksi pergerakan dari arah utara yang disinyalir berasal dari kawanan para werewolf." ucap salah satu pengawal pada Zurel yang kala itu tengah berdiam diri dihalaman depan istana.
"Mungkinkah....?" ucapannya terhenti, seketika ia tersenyum sinis menanggapi perkataan pengawalnya, "Panggilkan Bartheus."
Tidak butuh waktu lama untuk perdana meteri bangsa vampir itu menghadap pangeran Zurel, "Anda mencari saya?"
"Sudah ada kabar dari para serigala? Apakah mereka akan mengajukan perang?"
"Saya belum menerima konfirmasi apapun, pangeran. Dan saya rasa, Raja tidak akan membiarkan perang terjadi." tutur Bartheus.
Zurel tampak memasang wajah datar, sedikit kesal mendengar penjelasan perdana meterinya yang membawa-bawa nama Raja, "Kalau begitu, perihal peri Lexa jangan sampai terdengar ke telinga ayahku. Kau cukup rasional untuk pmenyimpan hal ini, Bartheus."
"Baik pangeran." Bartheus menghilang begitu saja dari hadapan Zurel membuat pangeran itu tersenyum sinis.
"Kita lihat sejauh mana kau bisa patuh dengan perkataanku."
***
Disisi lain, Atlantha terlihat gusat, wajahnya menegang sekaligus khawatir mengingat belum ada satupun info mengenai Lexa yang masuk ke telinganya.
"Anda baik-baik saja, tuan?" tanya Anee yang saat itu diminta oleh Grave untuk ikut bersama mereka kembali ke istana.
Sang Alpha menyadari ada raut kekhawatiran menyergap wajah gadis dihadapannya membuat Antha dengan segera tersenyum, meski tetap saja otaknya memikirkan Lexa, sang peri.
"Kau tidak perlu khawatir, setelah ini aku akan meminta Grave untuk mengantarmu pulang." Anee hanya tersenyum tipis, entah mengapa gadis itu merasa enggan untuk meninggalkan pria yang terlihat gusar itu.
Sementara itu, Grave dan Owen seakan dirundung kegelisahan, memikirkan cara agar Antha sadar jika Anee adalah matenya.
"Tapi kita belum bisa memastikan hal itu, Grave, hanya si bodoh itu yang bisa membuktikannya." ujar Owen.
Grave tampak mengangguk mengiyakan, "Kau benar, seharusnya semakin lama mereka bersama, itu akan semakin membangkitkan ketergantungan mereka satu sama lain." timpal sang beta.
"Semoga saja--Apa aroma hanya satu-satunya tanda?" tutur Owen lagi, ingin mencari tahu.
Manusia serigala itu kurang paham mengenai mate dan sebagainya, dari mereka bertiga hanya Grave yang sudah menemukan pasangan, sedangkan Owen dan Antha hanya menghabiskan waktu mereka dengan mengencari gadis-gadis bangsawan, terlebih khusus Owen, Ia bahkan pernah mengencani manusia dan penyihir bahkan melakukan hal yang tidak patut dicontoh. Untungnya Moongodess masih baik, untuk belum memberkahinya keturunan. Jika tidak, Grave tidak dapat membayangkan nasib anak itu kelak jika memiliki ayah seperti Owen.
"Hm, tidak juga, tapi aroma menjadi satu-satunya tanda awal yang jelas." jawab Grave.
"Kalau begitu sudah bisa dipastikan?"
Grave menggeleng dengan cepat, "Jika hanya si bodoh itu yang mencium, bisa jadi tidak. Mungkin itu hanya ketertarikan belaka, tapi jika dua-duanya mencium aroma yang sama dan memiliki ketertarikan diambang batas normal untuk satu sama lain--mungkin saja." jelasnya lagi.
"Apa perlu memastikannya pada gadis itu?"
"Bagaimana cara menanyakannya?" ujar Grave canggung, "Bukankah itu hal yang tabu untuk diperbincangkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSIBLE
Fantasía"A-apa yang kau lakukan pada tubuhku?" Ucap sang warrior. "Tenanglah, aku hanya membuatmu mati rasa untuk sementara waktu." tuturnya, datar. "Dia mengundangku?" batinnya. Senyum sinis itu berubah jadi tawa yang menggelegar. "A-alpha berkata akan me...