40 - Antha & Aneeth

177 22 46
                                    

"Kau yakin dengan itu?"

Owen mengangguk mengiyakan, "Aku menemukan ini," sembari menyodorkan sesuatu pada Antha. "Kancing baju ini ada disekitar kamar Lady Lexa dan aromanya berasal dari pangeran vampir itu.

"ZUREL!!" ujar Antha geram, "Sudah ku duga, kedatangannya sangat tidak masuk akal." sambungnya yang sekali lagi dibenarkan sang gamma dengan anggukan.

"Kita akan berkangkat sekarang." titah sang Alpha.

***

Antha terlihat tergesa-gesa berlari ke dalam hutan bersama dengan beberapa kaum werewolf, diikuti oleh Grave dan Owen dari arah belakang. Mereka menyusuri hutan, melewati beberapa lembah hingga sampai diperbatasan utara wilayahnya. Ditengah perjalanan, para rogue terlihat menyerang kawanan sang Alpha. Serangan mendadak dan secara membabi buta cukup memperlambat pergerakan mereka untuk sampai ke wilayah para vampir.

Beberapa warrior terluka ketika menghalau para rogue, meski hampir seluruhnya bisa ditangani, penjajakan kali ini tidak begitu mulus. Antha dikejar beberapa kloter kawanan rogue yang mencium keberadaannya di wilayah kekuasaan mereka.

"Arrg, sial!" sergahnya melayangkan beberapa tinju dan cakaran.

"Ant, kau pergi duluan. Kami akan menangani mereka." timpal Grave.

Terdengar suara kretakan tulang ketika beberapa dari mereka melakukan transformasi ke wujud serigala. Begitu juga dengan Eric yang berganti shift dengan Antha, serigala itu melolong dengan kerasnya, memberi isyarat agar para warrior yang lain bergegas menghampiri dan memberi bantuan pada rekannya.

Sang Alpha bergegas menghindar dan mempercayakan serigala liar itu pada Grave dan Owen yang sangat bisa diharapkan untuk menghandle mereka.

"Setelah urusanku selesai, aku akan memberi perhitungan pada mereka. Kalian bertahanlah disini." ujar Eric melalui mindlink yang diterima oleh semua kawanannya.

Suara kretakan terdengar pada rekan Antha yang lain. Tidak ada yang menyangka jika pencarian peri Lexa malah berujung pada perang antar kaum werewolf dan rogue.

Meskipun telah menjauh dari kawanan, Eric tetap mendapat serangan yang tak terduga dari para serigala liar itu, membuatnya sedikit frustrasi, "Tidak bisakah kalian menyerang diwaktu yang tepat, aku sedang buru-buru saat ini." ujarnya terdengar konyol.

Entah berapa banyak mayat para rogue yang berserakan disepanjang jalan. Yang jelas, sang Alpha telah menghabisi lebih banyak kawanan serigala liar ketimbang yang para warrior beserta beta dan gammanya tangani. Ia bahkan mulai habis kesabaran kala sesuatu yang aneh mengusik pemikirannya.

"Arrg! Apa lagi ini?!" timpalnya menggelengkan kepala seraya kembali merebut kewarasannya dengan segera.

"Darimana aroma ini berasal? Sangat menusuk." ujar Eric membatin.

"Abaikan wewangian itu, Er, kau bisa menanganinya jika urusan kita kelar." timpal Antha melalui mindlink.

Eric tampak kehilangan akal, "Tidak, Ant! Aku harus menemukan darimana aroma ini berasal, sungguh memabukan."

"Er, sadarlah!"

"Sebentar saja, hanya sebentar. Setelah itu aku akan kembali fokus mencari gadis peri itu." sanggah Eric.

Antha terlihat ingin kembali mengambil alih tubuhnya, namun sisi Eric terlalu mendominasi untuk saat ini.

"Apa ini bau vanili? Mawar?-- Ah, tidak, tidak, ini wewangian rempah-rempah. Kayu manis?" ujar Eric membatin, sembari mengendus setiap persimpangan jalan mencari sumber aroma yang memikatnya.

POSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang