55 - Pengintaian (2)

104 17 0
                                    

"Para warrior sudah siap." ujar Grave.

Antha mengangguk pelan, "Kalian bergerak duluan dan tunggu aku diperbatasan. Aku harus menemui mateku sebentar."

"Baiklah."

Pemimpin werewolf itu berjalan kearah bilik pribadi miliknya dimana Anee berada.

"Hai.." sapa Antha dengan kecupan yang mendarat tepat dibibir wanita itu.

Anee hanya tersenyum mendapat perlakuan manis dari sang mate, "Pekerjaanmu sudah selesai?" tanyanya dengan lembut.

Antha menggelengkan kepalanya pelan sembari merangkul Anee, "Belum, aku hanya ingin berpamitan padamu, aku akan ke lembah orison menemui Jillf, siapa tahu disana aku bisa menemukan petunjuk tentang keberadaan Lexa."

Wanita itu tampak terkesiap, ia melempar senyuman kaku menatap kekasihnya itu, "Hey, ada apa? sanggah Antha.

"Tidak bisakah kau tinggal disini bersamaku?" tanya Anee dengan perasaan ragu.

Antha tampak terdiam sesaat kemudian kembali menampilkan senyumnya, "Kau mengkhawatirkanku dan Jillf akan saling beradu? Itu hal biasa, Anee. Uji ketangkasan adalah hal yang biasa dikaum kita. Aku janji tidak akan bersikap terlalu keras padanya, jika hal itu membuatmu khawatir."

Anee menggelengkan kepalanya dengan segera, gadis itu memegangi baju Antha dengan kedua tangannya namun ia enggan menatap nanar sang mate, ada perasaan sesak dalam hati wanita itu ketika mengingat kegigihan Antha untuk mencari keberadaan Lexa.

"A-aku, aku hanya ingin kau tetap bersamaku."

Antha menatap Anee yang terus saja tertunduk, ia kemudian mengarahkan telunjuknya dan membuat gadis itu menatapnya wajahnya dengan segera. Pria itu memandangi wajah merona Anee dengan lekat. "Katakan padaku, apa yang membuatmu ingin aku tetap disini dan tidak pergi?" tutur sang Alpha.

"Ant.." lirihnya, mata gadis itu mulai memerah dengan mata yang nyaris mengeluarkan tetesan air.

Antha menatap gadisnya heran, "Ada apa?" ujarnya ketika hampir mendapati Anee menangis. "Kau sebegitu inginnya aku tinggal bersamamu?"

Gadis mengangguk cepat membuat Antha tersenyum, "Aku janji akan segera kembali, Anee. Hanya sebentar, aku hanys ingin memastikan kalau-kalau aku menemui petunjuk tentang keberadaan Lexa."

Ane tampak membuang mukanya ke arah yang lain dan kembali enggan menatap pria itu, nama Lexa yang selalu saja keluar dari mulut Antha sontak membuatnya tampak kesal.

"Pergilah!" ucap gadis itu datar.

Antha semakin bingung dibuatnya, "Anee, sebenarnya apa yang terjadi. Kau benar-benar membuatku bingung." sergah sang Alpha.

"Aku akan tetap pergi bahkan jika kau tak mengizinkan. Aku berniat baik mendatangimu dan memberitahu jika aku akan pergi dan responmu membuatku sedikit bingung dan kesal." timpal pria itu kembali menautkan alisnya.

Anee terisak kali ini, ia benar-benar merasa kesal dan sakit hati dalam satu waktu setelah mendengar perkataan Antha. Berbeda dengan pria itu yang terlihat panik kala melihat gadisnya menitihkan air mata begitu saja.

"Anee, aku menyesal, maafkan aku." timpalnya kalut.

Ia menarik gadis itu dalam pelukannya dan berusaha membuatnya tenang. "Aku harus pergi, aku harus menemui Lexa dan meminta maaf padanya." Anee seketika menghentikan tangisannya kala mendengar Antha berkata demikian.

"Aku merasa bersalah pada Lexa, aku membawanya kemari, menjauhkannya dari orang tuanya, berjanji akan merawat dan menjaga dia sebaik mungkin. Tapi, kenyataannya aku lalai dan membiarkannya hilang begitu saja. Untuk menebus kesalahanku, aku ingin menemukannya dengan segera dan membawanya kembali ke hutan peri." jelas Antha lagi.

POSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang