Dua hari setelah Poseidon mengunjungi pedesaan yang berisi berbagai macam dewa-dewi buah. Lima bangau putih mulai melebarkan sayapnya yang sepanjang satu sampai dua meter, di taman Istana Olimpus. Bangau-bangau tersebut sebenarnya adalah burung rawa yang terkenal dengan leher dan kakinya yang panjang. Di mana kira-kira panjang tubuh mereka berkisar delapan puluh hingga seratus sentimeter.
Hewan yang merupakan famili dari ciconiidae atau ordo ciconiiformes itu tampaknya senang tinggal di Istana Olimpus. Dan sebenarnya para dewa bisa saja mengusir burung-burung itu. Namun karena burung yang memiliki bulu putih dengan warna hitam di sayap dan bahunya tersebut, terlihat indah, maka para dewa enggan mengusirnya. Lagipula mereka pasti akan meninggalkan istana saat musim dingin menghampiri.
"Sepertinya burung-burung bangau itu akan pergi, ya, wahai Dewa Laut," ujar pria berbadan tua dengan rambut putih, duduk di hadapan pria berambut pirang yang tampak lebih muda darinya. Mereka berdua duduk sejak tadi di sana, tepatnya, di bawah atap lorong istana yang berjarak hanya lima meter dari para bangau putih berdiri. Dan sepertinya, suasana di antara mereka cukup tegang, oleh sebab itu sang adik baru memulai percakapan basa-basinya.
Pria berambut pirang yang tak lain adalah dewa laut, atau biasa dikenal Poisedon itu berhenti menyesap tehnya. Ia menempelkan cangkir tehnya ke piring kecil yang ia pegang menggunakan tangan kiri. Lantas menaruh kedua barang itu meja kecil bundar, yang menghalangi tubuhnya dan tubuh Zeus.
Tak ada jawaban dari Poseidon, padahal ia sudah memberhentikan kegiatannya.
"Aku tebak, Kau akan menetap di sini dalam beberapa hari, kan?" lanjut pria yang tak lain adalah Zeus, enggan menyerah. Kali ini ia tersenyum, menunjukkan gigi-giginya yang rapi.
"Zeus, Kau ingin membahas pengikut Athena, kan?" Alih-alih menjawab, Poseidon justru balik bertanya.
Zeus tertawa. Tangannya mengacungkan jempol, sementara kepalanya mengangguk. Seperti yang ia duga, kakaknya itu pasti mengerti apa maksud tujuannya. Ya, walaupun dirinya tak berkata secara terus-terang.
"Saat di Midgard, kau sempat memperkosa gadis yang bernama Medusa, kan?" Zeus sempat tersenyum, tetapi saat pertanyaan terakhir itu dilontarkan, pandangannya langsung berubah. Ia menyipitkan matanya, menatap lamat-lamat sang kakak yang terpejam. "Kau tahu dia pengikut setia anakku, tetapi dengan tega kau menghancurkan masa depannya. Aku yakin dia pasti akan mengandung anakmu. "
"Lalu," ucapan singkat dan dingin itu terlontarkan di bibir Poseidon. Seakan dirinya mengakui, kalau ucapan yang Zeus katakan adalah fakta. Dirinya lah yang melakukan segala kegilaan itu. "... Athena melihatku memperkosa pengikutnya?"
"Itulah masalahnya!" seru Zeus, berdiri lalu menggebrak meja. Badannya yang seketika membesar, mengeluarkan kekuatannya yang sungguh ekstrem, sampai-sampai meja yang ia pukul itu hancur lebur. "Aku tak masalah jika Kau menyebar benihmu kepada siapapun dan kapanpun. Baik wanita maupun pria. Tapi jangan sampai membuat mata anak tersayangku ternoda!"
Poseidon meringis, lalu membuka matanya. "Huh. Kalau begitu cuci saja mata anakmu."
Saat sang dewa laut menyelesaikan ucapannya, burung-burung bangau mulai meninggalkan Istana Olimpus. Mereka berangsur-angsur terbang ke atas. Setelah terbang cukup tinggi, kelima bangau tersebut membentuk formasi 'v' guna menghemat energi mereka hingga setengah persen. Tentu itu menarik perhatian kedua dewa yang sempat bersitegang itu, mereka pun menatap burung-burung itu sekilas.
"Ya, kau benar. Burung-burung bangau itu akan segera pergi," ujar Poseidon, datar, ia baru menanggapi kalimat Zeus yang seharusnya menjadi percakapan pembukaan.
Zeus berdehem, ia mengangkat salah satu alisnya hingga sebagian dahinya berkerut. Pria yang kembali mengecil itu menatap sang kakak, bingung. Bangau-bangau putih itu akan segera pergi, katanya? Tidak, tidak, tidak. Burung itu sudah pergi sekarang! Bukan hendak pergi. Apalagi enggan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Tyrant of the Ocean [ Poseidon X Reader ] || Record of Ragnarok
Fanfic[Poseidon x Reader] Seluruh lautan adalah kekuasaannya. Menjadi dewa terkuat adalah hasil dari garis hidupnya. Dan menjadi bagian "12 Olympian Gods" adalah bukti kekuatannya. Dia adalah dewa yang mendeklarasikan bahwa dewa adalah makhluk yang palin...