Bunyi langkah mendekati ruang kamar yang megah. Pintu terbuka, menghadirkan Poseidon yang memasang wajah datar. Ia menangkap basah Proteus yang ketar-ketir, menaruh hati-hati sebuah liontin biru. Langkah Poseidon mendekat, menatap lebih lekat kalung permata yang Proteus taruh.
"Itu kalung yang waktu itu dapat di acara lelang?" Poseidon menyelidik, Proteus balik badan lalu membungkuk. Ia mengiyakan pertanyaan atasannya, lalu menjelaskan bahwa ia mendapat permata itu dari setelan Poseidon yang kotor.
"Kau pergilah." Proteus mengangguk, ia memberi hormat sebelum akhirnya menghilang. Usai bawahannya pergi, Poseidon meraih kalung yang dahulu ia sempat ingin berikan kepada Amfitrit. Menggenggamnya.
"Tentu saja. Aku belum pernah melihat perkumpulan orang-orang laut, apalagi festivalnya."
Memori enam menit yang lalu tergenang, memerahkan pipi Poseidon yang memejamkan mata. Tak hanya perkataan Sang Dewi yang tergenang, wajah sumringah cantik relatifnya yang tertoreh pun terkenang. Bibir Poseidon sukses berkedut, hatinya berseru untuk menahan senyuman. Namun, perasaan Tiran Laut takkan mampu menahan detakan jantungnya yang berpacu cepat bak tak sabar menahan gairah untuk meloncat.
Tangan kiri Poseidon menyentuh dada. Perasaan yang kian membuncah, entah sejak kapan ada. Usai memori kebahagiaan [Y/n] hadir, pikirannya terus berputar tentang jalannya rapat yang dipimpin oleh dua pendahulu penguasa lautan dan [Y/n]. Dia pun menghembuskan napas kasar. Langkah kakinya meninggalkan kamar, menuju ruang pertemuan.
"Perasaan ini sangat menjijikkan, " racau Poseidon. Ia mengirim sebagian besar salinan kekuatannya, ke liontin biru yang indah. Lantas memasukkan kalung berpermata itu, ke saku celana.
***
Seluruh pasang pupil mata yang mengecil, bersama perasaan tak percaya, menghadiri para pemegang peranan penting laut yang hadir di ruang pertemuan. Semuanya tertuju pada wajah Poseidon yang masih memasang wajah datar. Sampai-sampai lupa mengatup mulut, yang mungkin saja bisa menjadi tempat persinggahan plankton.
Di sela-sela keheningan yang tercipta, [Y/n] secara terpaksa tertawa. Ia memukul-mukul pundak Poseidon dengan tangannya yang menganggur. Berusaha mencairkan suasana. "Poseidon, candaannya garing banget!"
Segalanya dibuat semakin terbeliak ketika [Y/n] yang wajahnya memerah tertawa, bahkan memukul-mukul pundak Poseidon. Ia bahkan menghina ucapan Poseidon, padahal pria itu tak pernah sekalipun melontarkan lelucon. Pasalnya, selama ini tak ada yang berani senekat itu kecuali Nereus. Nereus pun tak pernah memukul Poseidon. Sampai-sampai [Y/n] yang memukul, mereka yang menutup mata. Takut jika [Y/n] dihancurkan di depan mata mereka.
"Ikut aku," ajak Poseidon, menautkan tangan pada tangan Dewi Pencipta yang menganggur. Tak memberi keringanan kepada siapapun yang sejak tadi terbelalak karenanya. "Proteus, Kau jaga Benthesikime."
Proteus menampakkan diri, ia mengambil Benthesikime dari gendongan [Y/n] hati-hati. Setelah itu, Poseidon menarik pelan tangan [Y/n] agar gadis itu mengikuti langkah kakinya. Dua dewa-dewi itu meninggalkan ruangan. Kepergiannya memberi kesempatan pada Amfitrit--yang sejak beberapa menit lalu ingin mengambil alih Benthesikime--untuk mendekati Proteus dan menjaga anak kandungnya.
Sesampainya di luar istana, Poseidon bersiul memanggil hippocampus. Tak ada jawaban dari hippocampus, membuat ia mendengkus. Dirinya sangat yakin, kuda pemalas itu sedang tidur sekarang. Masalahnya, kejadian ini tak sekali dua kali terjadi. Terkadang Poseidon yang tengah genting, terpaksa harus mencari serta memergoki hippocampus yang tengah terlelap.
Untung saja sekarang Poseidon berada di wilayah kekuasaannya. Ia menaruh telapak tangan kiri di dada. Kain putih yang membalut pinggang dan celana birunya, berubah bentuk menjadi ekor duyung putih dengan sirip ekor biru. Dua sisi perutnya yang kekar, muncul tiga belah insan bagaikan hiu. [Y/n] menatap bulat-bulat transformasi milik Poseidon. Ia menatap ujung ekor hingga ujung rambut Sang Dewa Laut, lalu meneguk ludah. Serta tak sadar bila tapak tangan Poseidon telah menyentuh dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Tyrant of the Ocean [ Poseidon X Reader ] || Record of Ragnarok
Fanfic[Poseidon x Reader] Seluruh lautan adalah kekuasaannya. Menjadi dewa terkuat adalah hasil dari garis hidupnya. Dan menjadi bagian "12 Olympian Gods" adalah bukti kekuatannya. Dia adalah dewa yang mendeklarasikan bahwa dewa adalah makhluk yang palin...