10. Fajar Menyingsing

525 81 19
                                    

Jam menunjukkan pukul empat pagi. [Y/n] terus berusaha mengatupkan mata, embuh tidur. Tubuhnya yang tak sampai satu meter itu mulai lemas, lingkar hitam di bawah mata juga terpampang jelas. Sudah hampir tujuh jam ia tak menemukan posisi yang tepat untuk beradu. Kasur imutnya, sangat tak nyaman untuk digunakan sebagai tempat peristirahatan sekarang.

Tak terasa, jam mencapai pukul lima pagi. Tubuh [Y/n] mengeluarkan cahaya putih, biru, dan merah muda. Di mana kirana itu mengedari raga comelnya. Dan menampilkan sosok yang rasanya sudah lama tak ia gunakan.

Dewi itu sumringah, ia menatap seluruh tubuhnya yang polos. Langkahnya menuju pinggir kasur, meraih pakaian yang sempat tanggal dari tubuh. Tentu saja, baju tersebut ia gunakan sebagai busananya sekarang.

[Y/n] memegang romannya yang juita. Ia berputar, membentuk bagian bawah pakaian menjadi mengembang. Ia berakhir merebahkan diri di kasur. Akhirnya, ia bisa tenggelam dalam mimpi yang ia dambakan sejak tadi.

Baru lima menit ia meruyupkan indra penglihat, deritan pintu menghiasi telinga. Menampakkan seorang pria berpakaian ketat, dominan biru tua dengan sedikit warna emas dan putih. Di mana pakaian tersebut, memperlihatkan seluruh bagian dada. Ia juga memakai celana berwarna senada yang ditutupi oleh kain putih dengan motif emas. Tak lupa, dirinya yang menawan, ditemani oleh trisula yang menjadi ikonik sang dewa laut.

Manik mata sang dewa laut, menuju ke arah jendela yang tertutup gorden. "Inikah yang Kau lakukan setiap kali di rumah, [Y/n]? Bermalas-malasan seperti pecundang."

[Y/n] membuka mata, lesu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Y/n] membuka mata, lesu. Ia menatap dinding yang melapisi atap. Kejadian tempo lalu, terngiang kembali. Membuat wajahnya memerah dan segera bangkit. Ia tak ingin, Poseidon menggunakan secuil kesempatan untuk merancanya lagi.

"Baru juga tidur!"

"Apa urusanku?" Lagi-lagi, tanggapan Poseidon membuat salah satu mata [Y/n] berkedut. Tak kuasa, menahan amukan. "Aku punya tugas untukmu."

***

Kebahagiaan mengisi taman istana yang dihadirkan empat makhluk bergelar dewa-dewi. Triton terkekeh, ia menendang bola yang berasal dari ranting, nan baru saja dilempar oleh gadis yang lebih tua darinya. [Y/n] menerka-nerka arah bola yang ditendang Triton, sebelum akhirnya ia tersenyum dan berhasil menangkapnya lagi.

"Teh sudah siap!" seru Rhodes, tepat saat [Y/n] berhasil menangkap bola.

"Ayo kita istirahat dulu, Triton." [Y/n] tersenyum, Triton mengangguk. Keduanya berjalan, menghampiri Rhodes yang berada di sekitar meja. Nan di pinggir taman.

Keduanya duduk di bangku yang kosong. Menyilakan Rhodes untuk menuangkan isi teko--yang sebenarnya kosong--ke tiga cangkir merah muda di hadapannya. Usai itu, ia meletakkan teko di meja. Boneka penguin yang sempat ia taruh di kursi, ia peluk.

✔ Tyrant of the Ocean [ Poseidon X Reader ] || Record of RagnarokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang