03. Obat Mengerikan

751 107 15
                                    

Apa yang terjadi oleh [Y/n] saat ini bukanlah hal yang ia inginkan. Ia merasa mulutnya menjadi kering, jantungnya berdenyut cepat, tekanan darahnya meningkat. Rasanya, pencernaannya menjadi tidak baik sekarang. Sebab kegiatan sekresi dari getah lambungnya meningkat akibat rangsangan emosinya yang berlebih.

Pria yang kini duduk di bangku panjang kereta kuda [Y/n] pun meringis, penuh kepuasan. Ia menyila kedua tangannya di depan dada. Matanya pun terpejam. Dalam hatinya ia terus menertawai sang dewi yang dilanda rasa takut. Otaknya begitu kotor, terus memikirkan tentang balas dendam apa lagi yang sebaiknya ia beri kepada gadis yang membuatnya murka tempo lalu. Ya, dialah sang tiran lautan.

Sejak beberapa menit yang lalu, pria yang memakai jas gotik putih dengan dalaman biru keemasan itu masuk ke kereta kuda [Y/n] tanpa izin. Akar yang menjadi masalah dari menumpangnya seorang Poseidon di kereta milik [Y/n] adalah hippocampus yang tak datang saat ia memanggilnya.

Perlu diketahui, hippocampus adalah seekor hewan berbentuk kuda yang akan berubah menjadi kuda laut jika bertemu air. Hewan tersebut merupakan kendaraan perang sang tiran lautan. Ia juga menjadi kendaraan kesayangan sang dewa laut.

Menumpangnya seorang Poseidon tentu tidak hanya berlandaskan balas dendam, ia  benar-benar memiliki tujuan. Di mana ia berkehendak untuk mengunjungi dewa kekuatan yang berada di dekat Istana Odin. Ia dengar dari adiknya, Zeus, bahwa dewa tersebut menciptakan obat baru yang ia sebut obat kuat. Dan dewa laut itu, ingin mencobanya.

Beralih ke bagaimana cara sang tiran lautan menggapai kereta kuda milik [Y/n]. Saat sang dewi baru satu detik meninggalkan Istana Olimpus, Poseidon sudah menampakkan diri di depan Alastor dan teman-temannya. Tentu saja mereka berlima panik, tetapi Poseidon tak menegur ataupun memarahi mereka. Pria itu malah berlari cepat mengejar kereta kuda [Y/n]. Kemampuannya dalam berlari memang tak bisa diragukan lagi. Dan saat ia sudah mencapai selisih jarak yang hanya satu meter dengan kereta tersebut, jari-jari kaki kirinya yang menapak di permukaan tanah pun mendorong tubuhnya sehingga terjadi loncatan yang cukup tinggi dan lebar. Kereta kuda itu berhasil ia capai, meskipun atap keretanya meninggalkan lubang yang cukup besar akibat dirinya yang memaksa masuk.

Kembali ke tempo sekarang. Di mana [Y/n] dengan gemetar, melirik Poseidon yang masih memasang ekspresi yang sama. Hati sang dewi jadi dipenuhi rasa kesal, pikirannya pun tengah membayangkan dirinya yang meninju mulut Poseidon yang masih meringis.

"Anda hendak ke mana--" Mulut [Y/n] bergetar, matanya menatap langit-langit sebentar. Dalam hatinya enggan menyebut nama pria itu, tetapi pikirannya mengatakan bahwa dia harus menghormatinya atau dikirim ke Helheim. "Tuan Poseidon?"

Ah, akhirnya ia bisa menyebut nama pria itu meski berat hati.

"Huh! Ke dekat Istana Odin."

[Y/n] melepas satu tangannya yang tengah mengendalikan kuda. Dengan susah payah ia meraih peta di saku yang berada di pakaian tebal miliknya. Setelah mendapatkan peta tersebut, ia mengibas-ngibaskan benda yang terlipat itu agar tebuka lebar. Setelahnya, [Y/n] memincingkan mata, mencari tulisan Istana Odin.

Terlampau fokus. Ia tak melihat pohon yang telah tumbang di hadapannya. Kudanya terselengkat, kereta sederhana yang di bawanya pun tersungkur. Tepat sebelum kecelakaan itu terjadi, Poseidon meloncat turun. Pria tirani itu bersiul sebentar, menyaksikan kecelakaan tunggal di hadapannya.

[Y/n] memegangi pelipisnya yang sakit. Lalu tangannya yang memegang pelipis pun ia tatap. Ah, ada noda darah tertempel di sana. Dirinya pun melenguh kesakitan.

"Kudamu mati," komentar Poseidon. Gadis yang masih dalam jatuh duduk itu melirik tajam dirinya. Dalam hati [Y/n] penuh dengan cacimaki yang mengatakan kalau segalanya terjadi karena Poseidon. "Bisa berdiri?"

✔ Tyrant of the Ocean [ Poseidon X Reader ] || Record of RagnarokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang