(terdapat lagu di part ini, bisa diputar sambil baca ceritanya, ya 😁)
Saran : bacanya di web/chrome biar pas digulir lagunya tetep keputer 😁
---
Gelombang ombak, mencapai sepuluh meter dari permukaan laut. Seluruh makhluk yang mencintai samudra, terpaksa untuk mengurungkan niat mereka yang hendak menghabiskan waktu di pantai. Di antara amarah ombak tersebut, terdapat batu setinggi dua kilometer yang menjulang tinggi di permukaan laut. Batu itu diisi oleh Sang Dewa Laut.
Ia, menatap tajam hadapannya. Dengan bibir yang mulai membunyikan siulan bernada. Milyaran burung, menjauhi lautan. Jutaan ikan raja herring menampakkan diri. Para nelayan, bergegas meninggalkan lautan. Menggunakan kecepatan kapal yang paling maksimal.
Pembalikkan masa air terjadi, seluruh ikan yang berada di lautan dalam, muncul ke permukaan. Saat seluruh ikan pemilik tubuh paling panjang di dunia tersebut sampai kepada semua permukaan lautan, maka terjadilah gempa bumi. Dewa-dewi yang singgah di bumi, menghimbau para manusia untuk bergegas ke permukaan daratan paling tinggi. Eros, Athena dan anggota pasukan Bangau Putih yang baru saja sampai di Kota Athena, memberitahu secara terus terang bahwa Dewa Laut akan melakukan sesuatu yang mengerikan.
Gempa bumi yang Poseidon lakukan takkan main-main. Hampir seluruh tanah yang sedikit miring, dibuat longsor olehnya. Rumah-rumah hancur, akibat goncangan yang ia berikan. Beberapa manusia dan hewan yang tengah mendaki ke permukaan nan lebih tinggi, sebagian besar harus merasakan pahitnya kematian tertimbun tanah. Para pecinta sejarawan, mencatat dalam otak mereka, betapa mengerikannya kejadian yang tengah mereka alami.
Semenit gempa datang, gemuruh berbunyi hingga ke seluruh penjuru dunia. Membuat gentar siapa saja. Juga membuat takut para dewa-dewi. Otak seluruhnya berputar, ke mana para dewa tingkat tinggi yang mereka puja? Tak ada kah yang mampu menenangkan Poseidon Sang Tiran Lautan?
Hades yang masih berada di Atlantis, terguncang. Zeus yang berada di puncak tebing Valhalla, tengah berkumpul bersama Hera. Odin yang setara, sibuk dengan pengetahuannya. Akhir dunia telah di depan mata. Maka Poseidon memberhentikan siulannya.
"Panggillah Zeus. Sucikan [Y/n]. Lalu kembalikan [Y/n] kepadaku. Jika tidak, aku akan terus menyiksa Kalian." Suara gemuruh, mengantarkan pesan Poseidon.
"Alastor, bawa [Y/n] ke Artemis di Pulau Delos!" seru Athena.
"Tapi, bukannya Pulau Delos melewati sebagian Laut Aegea?" Alastor yang baru saja bertemu mereka, bimbang. Pupil mata Athena mengecil, ia mengacak-acak rambut pirangnya. "Itu berarti kita melewati Poseidon, 'kan? Kita hanya mencari mati!"
"Biar aku saja." Eros mengepakkan sayapnya.
[Y/n] yang bingung dan gemetar, kehilangan arah. Perilakunya membuat Eros terenyuh. Namun, tak ada waktu lagi untuk menenangkan [Y/n]. Ia harus membawa gadis itu, melayang di udara, menuju Pulau Delos.
Saat kaki Dewi Pencipta tak lagi menyentuh tanah, Poseidon kembali bersiul. Air laut menyurut, melampaui batas normal. Gelombang membentuk ketinggian yang melebihi dua kilometer, mengerikan.
Beberapa detik kemudian, gelombang tersebut menghantam apa saja yang mereka lalui. Memporak-porandakan seluruh lapisan bumi, tanpa belas kasihan. Air laut yang memiliki bau khas, secara pasti menjadi bau anyir. Ribuan mayat yang kehausan darah, mengakibatkan laut menjadi merah. Bak lautan Valhalla.
Tak puas dengan apa yang telah ia rusak, Poseidon mengambil langkah kedua. Tangannya terayun ke atas, lantas mengepal. Saat itu juga, ombak yang tersisa pada lautan, meninggi. Kali ini lebih tinggi. Kali ini lebih mengerikan. Dan kali ini lebih tak masuk akal. Semakin lama Poseidon mengepal, semakin tinggi ombak terbentuk. Dan saat ia membuka kepalan tangannya, ombak kembali menyapu bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Tyrant of the Ocean [ Poseidon X Reader ] || Record of Ragnarok
Fiksi Penggemar[Poseidon x Reader] Seluruh lautan adalah kekuasaannya. Menjadi dewa terkuat adalah hasil dari garis hidupnya. Dan menjadi bagian "12 Olympian Gods" adalah bukti kekuatannya. Dia adalah dewa yang mendeklarasikan bahwa dewa adalah makhluk yang palin...