15. Sisi Putih Tirani

543 85 34
                                    

"Aku gak mau pulang! Aku ingin melakukan camping di sini!" Rhodes merajuk, ia menyila kedua tangannya di depan dada. Kepalanya menoleh ke samping.

[Y/n] sedikit mendongak, menatap Poseidon yang berada di sisinya. Ia menatap setengah wajah pria tampan itu. Yang berada di antara langit nan berwarna kuning kejinggaan.

"Ayolah, Ayah," rajuk Rhodes, memanjangkan suku kata terakhirnya. Ia memeluk pinggang Poseidon, hingga pria itu mundur sedikit. Tiran Laut bergeming, di pantulan manik mata [Y/n] terlihat jelas jika pria itu bingung untuk mengekspresikan atau membalas pelukan Rhodes seperti apa.

"Boleh, 'kan, Tuan Poseidon? Rhodes jarang main denganmu." [Y/n] tersenyum ke arah Rhodes. Poseidon mendengkus, ia mengacak-acak rambut kuningnya yang tak gatal. Bibirnya hanya mengucapkan satu kata yang bermakna persetujuan. Menghasilkan loncatan kegembiraan dari Rhodes. Triton yang sedari tadi asik bermain bola sendirian pun berlari dan bertanya ke arah Rhodes. Setelah tahu apa yang membuat sang adik bahagia, Triton ikut bersorak gembira.

"Aku ingin ke laut dulu." Di antara kegembiraan mereka berdua, rupanya mereka harus berpisah pada [Y/n]. Sebab, gadis yang beranjak dewasa itu tahu betul bahwasannya ia akan berubah wujud menjadi salah satu hewan mamalia laut. Kepergiannya pastilah akan membuat Rhodes dan Triton kecewa. Ekspresi kekecewaan sudah tertera jelas pada wajah kedua anak itu.

Poseidon menggamit tangan [Y/n]. Keduanya, lagi-lagi saling tatap. Dan di sela-sela tatapan mereka, cahaya biru keputihan muncul sejenak pada tangan [Y/n] yang digenggam Sang Dewa Laut. Sensasi dingin dan jantung berdetak kencang melebihi tempo, menyertai Dewi Pencipta.

"Untuk hari ini, Kau tidak berubah menjadi lumba-lumba dulu." Mendengar ucapan Poseidon, [Y/n] membulatkan mata. Siapa sangka, bila Poseidon memiliki kekuatan yang mampu membatalkan perubahan wujud [Y/n] ?

Namun agaknya, selama ini semua pun menyangka bahwa Poseidon memiliki kekuatan tersebut. Rhodes dan Triton juga tak terkejut dengan kekuatan ayahnya. Mungkin saja, hanya [Y/n] yang tak menyangka. Ia sudah sangat lupa, kalau dewa tingkat tinggi seperti Poseidon pastilah memiliki kemampuan yang mendekati sempurna. Tidak, bahkan memang sudah sempurna. Mungkin juga, inilah salah satu alasan mengapa Poseidon disebut Zeusnya laut.

"Mengapa Kau tidak menyembuhkan kutukanku sejak lama?"

"Ada harga, ada penyembuhan. Karena Kau pasti tidak mampu membayarnya, harga untukmu adalah menurut kepadaku," jawab Poseidon, enteng. "Proteus, biarkan [Y/n] yang mengurus Benthesikime. Kau pergilah, membeli segala peralatan kemah."

"Huh, dasar seenaknya. Biar aku saja yang menciptakan tenda!" [Y/n] menawarkan diri, Poseidon segera mengiyakan.

Dewi Pencipta memejamkan mata, salah satu telapak tangannya terayun ke arah samping tubuh. Cahaya berbagai warna mengumpul menjadi satu, perlahan membentuk beberapa kayu, kain, batu, alat pemotong, dan kayu lancip. Bahan dan alat tersebut terayun, atas kekuatan [Y/n]. Lantas membentuk sebuah tenda, dengan bentuk sama seperti dalam pikiran Sang Dewi. Setelahnya, ia membuka mata lantas tersenyum kepada Rhodes dan Triton yang terpukau.

"Mau makan apa kita malam ini?" tanya [Y/n] sambil menepuk tangan, menggebu.

"Kepiting, keong, bintang laut, babi laut, ikan, pokoknya yang ada di laut deh!" sahut Rhodes, Triton manggut-manggut.

"Ya sudah," ujar Poseidon, mendahului anak-anaknya, menuju bibir pantai. Jawabannya mendapat sorakan dari Triton dan Rhodes. Kedua anak itu meraih [Y/n] agar ikut mencari bahan makanan di sana.

Kegembiraan lagi-lagi menyertai mereka bersama langit yang telah gelap. Rhodes dan Triton justru asik bermain air. Membiarkan ayah dan Dewi Pencipta, mencari hewan beserta tumbuhan laut yang bisa di makan.

✔ Tyrant of the Ocean [ Poseidon X Reader ] || Record of RagnarokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang