Kumpulan awan, menghalangi penampilan kastel yang mulai lusuh. Seekor elang gunung, tinggal landas bersama hasil buruannya. Tak jauh dari elang tersebut, terdapat sepasang dewa-dewi yang tengah bertengkar di ruangan emas luas serba pernak-pernik merak. Satunya kontra kepada keputusan suaminya, sementara satunya lagi bersikeras untuk memegang teguh keputusannya.
Mereka berjalan dengan tatapan saling sinis, meninggalkan kamar. Langkah mereka mengarah pada aula besar, yang menjadi geta ayah dan ibu para dewa. Perdebatan mereka lanjut kembali, memunculkan urat-urat biru yang tercetak jelas pada tubuh kedua belah pihak. Hingga mereka bertemu pada dua dewa-dewi yang asik berbincang.
"Katakan padaku Ares, Hebe! Menurut Kalian, apa sebaiknya Ayahmu ini aku kurung agar bisa menjaga kemaluannya atau bagaimana?" Hera sukses membuat mereka yang sedang berbincang, mengernyit dan memiringkan kepala. "Lagi-lagi dia berselingkuh dengan wanita dari Afrika dan membela wanita itu!"
"Tu--tunggu dulu, Ibunda. Memang ada masalah apa?" Dewa yang tak lain adalah Ares, menatap bingung. Dewi Masa Muda bersurai pirang dan bermanik mata biru di sisi Ares, menjentik dagu.
"Masalahnya Kau itu bodoh, Hera! Kau asal mengutuk, padahal Lamia sedang hamil. Padahal Kau juga seorang ibu, tetapi mengapa Kau justru tak memikirkan nasib calon ibu yang lain? Kau Dewa Kelahiran, 'kan, mengapa sikapmu tak mencerminkan gelar tersebut?" Zeus enggan mengalah. Hera hendak memberontak. "Dulu juga Kau asal mengutuk [Y/n]. Kau tidak tahu Poseidon itu sangat bejat. Bisa saja dia justru memanfaatkan [Y/n], bukan malah menghilangkan kutukannya. Dia memiliki kekuatan begitu dahsyat untuk menghilangkan kutukan, tetapi mengapa dia tak kunjung menyembuhkan [Y/n]? Tidakkah, Kau berpikir sama sepertiku? Memang dari awal harusnya [Y/n] disembuhkan olehku. Namun Kau malah langsung memilih Poseidon, 'kan? Sebegitu tak percayanya Kau kepadaku? Aku ini suamimu! Dulu Poseidon bilang kalau dewa tidak berkomplot, tetapi mengapa dia justru memanfaatkan [Y/n]? Bukannya itu berarti ia telah menjilat ludahnya sendiri?"
"Hentikan! Masalah [Y/n] dan Lamia jauh berbeda. Kutukan pada [Y/n] memang kesalahanku." Hera memijat pangkal hidung, manik matanya tertuju ke atas, perasaannya buncah. Jika saja ia tak asal mengutuk, mungkin sikap membela diri Zeus takkan muncul. Rasa bersalahnya pun takkan mungkin ada. Namun, dia pikir keputusannya untuk menyerahkan [Y/n] untuk disembuhkan oleh Poseidon adalah keputusan yang tepat. Insting wanitanya mengatakan, Zeus juga mencintai [Y/n]. Dan pikirannya mengatakan, ia harus memisahkan Zeus dan [Y/n].
Tidak, mungkin mengutuk [Y/n] memang adalah keputusan paling tepat yang Hera lakukan, 'kan?
Pupil mata Hera mengecil. Impresi Dewi Pernikahan dan Kelahiran, masuk lebih dalam. Disertai dengan gertakkan oleh gigi-giginya yang apik. Dan tatapannya tertuju pada mata Zeus yang murka.
Zeus tak pernah semarah itu ketika aku tak ada digenggamannya. Batin Hera, matanya bergetar. "Kau tak mencintaiku. Kau mencintai Lamia, 'kan, Zeus?"
"Aku mencintaimu," jawab Zeus, mantap. "Namun, aku juga mencintai Yunani dan para wanita."
Zeus melangkah pergi, meninggalkan Hera yang seketika senyap penuh kemurkaan. Air bening keluar dari setiap sudut mata Hera. Wanita yang telah memiliki empat anak bersama Zeus itu, menangkupkan kedua tangannya di wajah. Tubuhnya bersimpuh. Isakannya semakin lama, semakin besar.
"Kau selalu mengkhianati dan mempermalukanku, Zeus."
***
Cahaya matahari menembus permukaan laut hingga mencapai dua ratus meter. Jutaan hewan laut dengan berbagai spesies yang hidup pada zona fotik, berhamburan setiap kali ada manusia yang menghampiri. Hewan-hewan laut nan hendak bertelur, menyembunyikan diri. Beberapa cumi-cumi dan gurita, mengeluarkan tinta tatkala ada manusia yang hendak menggapai.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Tyrant of the Ocean [ Poseidon X Reader ] || Record of Ragnarok
Fanfic[Poseidon x Reader] Seluruh lautan adalah kekuasaannya. Menjadi dewa terkuat adalah hasil dari garis hidupnya. Dan menjadi bagian "12 Olympian Gods" adalah bukti kekuatannya. Dia adalah dewa yang mendeklarasikan bahwa dewa adalah makhluk yang palin...