29. Hilangnya Siren

335 56 1
                                    

Tiga setengah bulan berlalu, seluruh daerah telah Poseidon sisir. Musim kemarau juga mulai berganti menjadi musim gugur. Dan segala kabar yang sempat tersohor beberapa bulan yang lalu, mulai tenggelam. Kabar laut juga sudah jauh dari telinganya. Walau demikian, ia tetap tak menemukan apa yang ia ambisikan.

Hari ini, ia tak merasa takut untuk menginjakkan kaki di daerah penuh pasir. Dia memakai celana harem putih dan serban berwarna senada. Langkah kakinya tak jauh dengan tempat penguasa wilayah itu tinggal. Ia berjalan di sela hiruk-pikuknya para pedagang. Ataupun pejabat yang berlalu-lalang.

Harusnya [Y/n] tinggal di negeri ini sekarang. Batin Poseidon, menyeka peluh, menggunakan serban.

Permukaan pasir bergesekan berbunyi, setiap benda besar berisi hasil tangkapan itu berjalan, pasir yang dilalui menjadi basah. Poseidon membalikkan tubuh, ia mendengkus. Pantulan matanya memancarkan ratusan bahkan mungkin ribuan ikan dengan berbagai spesies, yang terbelenggu jaring nan menangkap apa saja makhluk yang tak beruntung.

Dia memang tirani, tetapi ia tak suka bila rakyatnya diperlakukan semena-mena oleh makhluk lain. Jika hanya puluhan ekor ikan untuk konsumsi belasan orang mungkin tidak masalah, tetapi kalau sampai melebihi keperluan. Itu menjadi persoalan.

"Hoho, lihat hasil tangkapanku! Ini bukti kalau menggunakan jaring lebih efektif untuk mendapatkan ikan yang banyak daripada harus memakai kail!" seru pedagang bersama anak-anak buahnya yang membawa jaring nan diikat itu, congkak.

"Dasar, perkataan itu lagi. Kami juga sudah tahu! Kau setiap hari melakukan itu!" seru pedagang di seberangnya, yang menjual buah-buahan.

"Hmph, beraninya Kau mengambil rakyatku sebanyak itu." Poseidon menghampiri pedagang yang arogan itu. "Lepas tangkapanmu itu. Kau hanya akan merusak ekosistem kekuasaanku."

"Hei, lihat! Ada pria yang begitu nafsu dengan para ikan. Sungguh pria tidak normal!" seru pedagang tersebut, orang-orang yang berlalu-lalang mendapat atensi untuk melihat. Mereka mulai mendekat, menyaksikan ketegangan antara penjual dan pria bule yang mulai memanas.

Mendapat perhatian lebih, membuat pedagang semakin tinggi hati. Ia menyeringai, mendongak, dan mempersempit pandangan. Tatapan remehya sukses membuat Poseidon yang alergi menatap wajahnya, tak terima. "Apa wewenangmu padaku dan ikan-ikan ini, pria bule? Dewa kami justru menyuruh kami untuk menikmati segala hal yang ada di sini. Aku sering melakukan ini, tapi Dewa Naram Sin tidak marah tuh. Dia justru meminta hasil buruan kami sebanyak satu jaring untuk dinikmati."

***

Beberapa jam yang lalu, Nimfa laut bersurai ungu, menimang-nimang batita yang tak lain adalah anak kandungnya. Ia yang tak pernah mengurus anak, tampak masih kesulitan, meski sudah kurang lebih enam bulan ia membantu Proteus. Ditambah hari ini, anak yang tak lain Benthesikime, menangis tak karuan. Rhodes dan Triton juga jadi lebih jarang bermain dan bicara. Bangunan serba ungu itu, keadaannya seperti tak semestinya terjadi.

"Nyonya Amfitrit, apa susu Benthesikime habis?" tanya Proteus, usai membuka pintu masuk kediaman Amfitrit. Di belakangnya terdapat Nereus yang penasaran.

Amfitrit mengangguk, lemah. Ia mendengkus, membenturkan bokong di sofa kerang raksasanya yang terdapat bantal di bagian alas. "Bisa tolong belikan, Proteus? Ngomong-ngomong, kenapa Ayah ke sini?"

Proteus mengangguk.

"Aku baru saja dari permukaan. Kurasa makhluk laut semakin lama semakin sedikit," Nereus berasumsi. "Hm, maksudku, tidak ramai sekali seperti biasanya. Ini sangat buruk. Aku lihat juga banyak jaring bertebaran. Apakah itu digunakan untuk menangkap para makhluk laut? Kalau hanya satu jaring mungkin tidak akan merusak, tetapi kalau banyak yang menggunakannya sih bisa gawat. Andai saja ada Poseidon, pasti dia akan mendatangkan tsunami untuk para manusia. Entah mengapa, semenjak Poseidon tidak ada, keadaan di sini jadi berantakan. Naram Sin sama sekali tak mempedulikan kita. "

✔ Tyrant of the Ocean [ Poseidon X Reader ] || Record of RagnarokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang