A/n : Ini hanya karangan author, tidak berdasarkan cerita di manga/anime, ataupun mitologi.
"Mengapa Poseidon membunuh Adamas?"
Bab ini untuk melengkapi cerita "Demi God" yang mengatakan bahwa Adamas dibunuh Poseidon.
---
Suara begitu renyah, berhasil melegangkan suasana istana. Ketiga anak Hera, menatap balkon. Di mana orang tua mereka tengah berbincang cukup serius di sana. Mata mereka membulat, tatkala mengintip Dewi Pernikahan dan Kelahiran yang menangis. Tangan kanan dewi itu melayang, meninggalkan noda merah pada pipi kiri Zeus.
"Kau lagi-lagi menjatuhkan harga diriku, Zeus." Hera menatap Zeus, penuh kemuakkan. "Kenapa Kau dan Poseidon bisa bertarung sampai menelan banyak korban jiwa? Tidakkah cukup, Perang Troya sudah memusnahkan banyak manusia. Karena wanita?"
Dewi Pernikahan, menebak. Zeus tak menjawab. Dengkusan pun terlontar dari bibir dan hidung Sang Dewi. Ia menabrak Zeus, meninggalkan balkon.
"Ayah, ini surat Odin." Hermes datang di saat yang tidak tepat. Ia memberi hormat, menyodorkan surat.
"Huh, kenapa ada anak haram di sini," hina Hera, melalui Hermes. Dewi itu membuang muka, Hermes hanya menatap sendu hadapannya walau sekilas. Walakin tetap saja, Hermes enggan untuk mengurungkan niatnya demi memberi pesan pada sang ayah. Bila dipikir-pikir, ia juga tidak mau menjadi anak haram. Yang dia inginkan, menjadi anak seperti Ares ataupun Thor yang merupakan anak sepasang dewa yang sah.
"Sampai kapan gelarku dicabut?" gumam Zeus, mengambil dan membaca surat yang dikirim Odin. "Tidak, ada kejelasan, kah?"
Zeus menghembuskan napas, panjang. Telapak tangannya memegang pipi yang masih merah. Pikirannya tertuju pada Hera yang murka. Dia akui dia salah. Dia tak tahu, kalau kakaknya akan semarah ini. Padahal, kala kejadian berbagi tubuh Demeter dan Aphrodite, berlangsung baik-baik saja. Ah, itu berarti kakaknya mulai kembali ke jalan kesetiaan?
Zeus memperbaiki diri. Hubungannya dengan Hera mulai membaik. Namun memang begitulah hubungan mereka, selalu saja ada masalah meski pada ujungnya mereka kembali baikkan. Kendati demikian,Hera suka bertanya mengapa Poseidon bisa semarah itu, ia tetap membantu suaminya untuk mendapatkan kembali gelar Ayah Para Dewa. Seluruh anak-anak maupun dewa-dewi yang tahu apa yang terjadi antara kakak dan adik laki-laki Kronos itu, dipaksa bungkam. Hermes yang hampir keceplosan juga mendapat pandangan melotot dari Apollo dan Artemis. Kasus itu dipaksa tak usah dibahas lagi, agar tak semakin runyam.
Hera hidup di dunia yang begitu kejam. Ia kehilangan harga diri, selalu dikhianati, dan dibenci. Tak ada wanita simpanan Zeus yang menyukainya. Tak ada tempat berkeluh-kesah untuknya. Kebencian pada wanita yang dekat dengan Zeus, adalah hobinya. Hanya satu wanita yang pernah ia kira selingkuh dengan suami, nan justru menjadi temannya sekarang, dia adalah istri Poseidon, [Y/n].
Hera merasa bahwa [Y/n] bernasib sama sepertinya, meski sifat tukang selingkuh Poseidon sudah tak pernah kambuh lagi.
"Poseidon, apakah Kau tahu siapa dewa pertama yang diangkat oleh Tuhan?" Suatu hari, tatkala Hera berkunjung untuk melihat perkembangan janin [Y/n], Hera bertanya usai mengumpulkan nyali. Ia bertanya pada Poseidon, di saat sang adik berada di puncak kesenggangan. "Tolong aku, Poseidon. Kebenaran harus diungkap."
Poseidon menopang pipi, ia menatap [Y/n]. Istrinya hanya terkekeh, meminta sang suami untuk menjelaskan siapa dewa pertama yang diutus tuhan. Usai itu, Poseidon menggeleng. "Terima kasih sudah menjadi teman istriku selama ini. Tapi aku tidak tahu. Kau harus meneliti kembali apa yang terjadi saat Kronos mulai memiliki anak. Entah Kau, Zeus, Odin, atau Marduk yang menjadi dewa pertama."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Tyrant of the Ocean [ Poseidon X Reader ] || Record of Ragnarok
Fiksi Penggemar[Poseidon x Reader] Seluruh lautan adalah kekuasaannya. Menjadi dewa terkuat adalah hasil dari garis hidupnya. Dan menjadi bagian "12 Olympian Gods" adalah bukti kekuatannya. Dia adalah dewa yang mendeklarasikan bahwa dewa adalah makhluk yang palin...