"Um, aku jadi merasa keren. Ternyata aku bisa menciptakan dunia sesuai apa yang kubayangkan," puji [Y/n], berdecak kagum. Ia mengedarkan pandangan, manik matanya dipenuhi pantulan warna hijau.
Semerbak bunga yang harum. Dunia yang dipenuhi rerumputan. Serta embun dan kabut, yang memperkuat bahwa di dunia tersebut adalah waktu subuh menjelang pagi. Hanya saja, di dunia itu diyakinkan, tak ada matahari ataupun bulan. Sebab tak ada dewa yang bertugas mengatur dunia ini. Kecuali penciptanya.
Pandangan [Y/n] seketika buram, ia menyentuh kedua lubang hidungnya secara spontan. Lalu memunggungi Poseidon tiba-tiba, menatap jari-jari yang terdapat bercak darah. [Y/n] mendongak, napasnya tetiba menderu. Ia berusaha untuk memfokuskan pandangannya, agar kembali jelas.
"Kita harus mencari Alas--Kau kenapa?" Poseidon menatap punggung [Y/n]. Yang ia tanya, hanya menggeleng, lemas. Awalnya tatapan Poseidon seperti orang bingung, tetapi beberapa detik kemudian ia panik. Ia langsung mendekati [Y/n], memaksa dewi itu untuk memperlihatkan apa yang terjadi. Usai ia berhasil tahu, ia memaksa [Y/n] duduk. "Kau sudah mengeluarkan berapa persen kemampuanmu?"
[Y/n] tak menjawab, wajah pucatnya begitu sulit mengekspresikan sesuatu.
"Maafkan aku, karena menyuruhmu membuat tempat sesulit ini," lirih Poseidon, memegang punggung [Y/n]. "Condongkan badanmu."
[Y/n] mengikuti instruksi Poseidon. Setelah Poseidon menaruh borgolnya di saku celana dan meletakkan trisula di sisi tubuh, ia mencubit hidung Sang Dewi. Menatap penuh khawatir [Y/n].
"Aku lupa bahkan tidak memikirkan kalau aku telah membebanimu. Kau telah mengeluarkan banyak stamina untuk ini. [Y/n], harusnya Kau bilang kalau ini sangat menguras energimu. Selain Kau menyiksa diri sendiri, Kau juga akan dihukum berat karena melanggar aturan baru dewa." Poseidon menatap [Y/n]. Tangannya yang menganggur, ia gunakan untuk mengusap darah yang tertempel pada philtrum.
"Poseidon, maaf. Sepertinya aku malah benar-benar jadi beban," lirih [Y/n].
Poseidon sigap menggeleng. Ia tersenyum lembut. "Kau sangat membantu. Tunggu di sini, aku akan mengalahkan Alastor. Kau cubit hidungmu sendiri sampai sepuluh menit tidak apa-apa, 'kan?"
[Y/n] mengangguk, ia menjauhkan tangan Poseidon dari hidungnya. Lalu mencubit hidung, secara mandiri. "Pergilah, aku akan bersembunyi. Aku tidak ingin lagi menjadi bebanmu."
"Kau tidak pernah jadi bebanku," Poseidon berkata pelan, ia mengecup sekilas bibir [Y/n]. Setelah itu, mata mereka bertemu secara intens. Beberapa detik kemudian Poseidon mengendus, lantas membingkas. Mencari keberadaan Alastor.
Serangan cepat dari arah Tenggara, begitu tak terduga. Namun bukan dewa tingkat tinggi namanya kalau tak mampu menganalisis serangan itu. Poseidon melotot, ia menangkis pedang Alastor.
Poseidon menatap rendah Alastor, menyeringai. "Sampah."
Hawa mengerikan, menyertai Poseidon. Suasana menekan itu, tak pernah ditunjukkan sebelumnya. Sebelumnya adalah hawa yang masih ditahan. Tak bisa dibayangkan lagi, bagaimana hawa mengintimidasi yang Poseidon keluarkan sekarang.
Poseidon memainkan trident miliknya. Ia menatap serius Alastor, lalu membingkas. Lebih cepat dari sebelumnya. Bagian lengan tangan yang memegang senjata suci itu juga membesar. "Kau tahu, Alastor. Abaddon atau yang Kalian kenal Pazuzu tak bisa berkutik melawanku, meskipun dia memegang dua kalung itu. Dia hanya pecundang yang mengaku dirinya tuhan. Ingin menguasai dunia bersama Pazuzu, huh? Impian yang tak bisa digapai. "
Poseidon memutar tombaknya, ia mengambil napas. Bersiul, melatunkan nada yang biasa ia kumandangkan. Semakin lama nyanyian dilantunkan, semakin berat hawa yang berada di sekitar Poseidon. Alastor berusaha menyerang Poseidon dengan kekuatan darah milik kalung merah dan pedang rapiernya. Namun, Poseidon justru menyeringai dan terus menghindar. Alih-alih merasa tertekan seperti tadi, ia malah membenarkan rambut pirangnya di tengah pertempuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Tyrant of the Ocean [ Poseidon X Reader ] || Record of Ragnarok
Fanfiction[Poseidon x Reader] Seluruh lautan adalah kekuasaannya. Menjadi dewa terkuat adalah hasil dari garis hidupnya. Dan menjadi bagian "12 Olympian Gods" adalah bukti kekuatannya. Dia adalah dewa yang mendeklarasikan bahwa dewa adalah makhluk yang palin...