Hai,Selamat datang di lapakku.
Selamat datang di lapak Athar.
Semoga suka ya.
Jangan lupa tinggalin jejak ya.
-Happy reading-
"Ini maksudnya apa kak?" gadis itu menyodorkan kertas yang ia temukan di mading. Athar segera mengambil kertas tersebut dari tangan Naila.Athar dan sahabatnya kini sedang berada di kelas Naila. Athar berdiri dari duduknya, ia mulai berjalan ke depan untuk membacakan pengumuman yang ia buat.
"Diterima kan?" tanya Athar yang masih berdiri di depan.
"Nggak." Jawab Naila yang kemudian mengambil tas dari bangkunya.
"Nggak di terima juga tetap jadi pacar gue." ucap Athar menatap Naila.
"Kan gue bilang gak mau, kak." Sahut gadis itu.
"Pilihannya cuma dua, diterima atau diterima." Athar mulai berjalan mendekat, laki-laki itu kini berdiri di samping Naila.
"Itu bukan pilihan, itu namanya PEMAKSAAN." ujar Naila kesal.
"Masa lo nolak gue sih? secara kan gue ganteng, pintar, baik, ya ges ya." Athar menaik turunkan alisnya sambil tersenyum.
"Sombong banget." lirih Naila.
Athar memegang tangan Naila, ia lalu menarik Naila dan membawa gadis itu pergi.
"BELLA, NAILA GUE BAWA YA."
***
"Kak, lepasin."
Naila sudah merengek dari tadi, namun Athar masih saja menggandeng tangannya.
"Kak, lepasin!"
"Kenapa sayang?"
"Apa sayang-sayang!" balas Naila sok galak.
Naila menundukkan kepalanya, ia merasa malu karena beberapa murid yang masih ada di sekolah melihatnya.
"Kak, malu dilihatin murid lain."
"Malu kenapa sih? kan lo pacar gue, mereka juga tahu kalau kita pacaran." sahut Athar dengan santai nya.
Langkah mereka berhenti, sekarang mereka sedang berada di parkiran. Athar mengambil helm yang ia bawa khusus untuk Naila.
"Sejak kapan kita pacaran?" tanya Naila.
"Kemarin."
"Emang kemarin gue terima?" tanya Naila lagi, kedua tangannya sudah bersedekap dada.
Athar langsung memakaikan helm ke kepala Naila. "Ya lo emang gak jawab sih." jawab Athar.
"Tapi, gue yakin lo bakal terima." imbuhnya.
"Sok yakin banget."
"Jadi manusia itu harus yakin, kalau gak yakin mending jadi patung pancoran aja sana."
"Iya deh iya, yang pintar omongannya bijak." sindir Naila. Athar hanya menggelengkan kepala sambil mengeluarkan motornya dari parkiran.
"Ayo naik."
***
Hari sudah malam, jam sudah menunjukkan waktu makan malam. Athar sudah keluar dari kamarnya dan duduk di meja makan. Suasana makan kali ini hening, hanya ada suara sendok yang bersahutan.
"Thar, tadi Papa kamu telfon om, katanya-"
"Athar harus ikut lomba lagi ya, Om?" tebak Athar melanjutkan ucapan Om Daniel-adik dari papa nya.
Sejak masuk SMP orang tua Athar sudah jarang sekali pulang, mereka sibuk dengan dunia kerjanya, pulang hanya seminggu sekali. Om Daniel yang merasa kasihan akhirnya membawa Athar untuk tinggal dirumahnya.
Semenjak tinggal dengan Om Daniel, orang tua Athar sama sekali tidak pernah pulang. Mereka hanya menelfon jika ingin mengetahui keadaan Athar.
Athar yang tadinya makan dengan santai, kini hanya diam memainkan makanannya.
"Kayaknya Athar kali ini gak mau ikut lomba deh om,"
"Kenapa gitu Thar?" tanya tante Rani-istri om Daniel.
"Males tan,"
"Athar mau ikut lomba apapun asal Mama sama Papa pulang buat nonton Athar." jelas Athar. "Cuma itu aja yang Athar minta." imbuhnya.
Suasana kembali hening, tante Rani dan om Daniel saling menatap.
"Ya sudah, nanti om coba bicara sama mereka."
Athar menaruh sendoknya di piring. "Athar ke kamar dulu ya om, tan."
Athar berdiri dari duduknya, ia lalu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai atas.
-
-Athar Naufal Aldinata
Naila Arbinaya
09-06-22
KAMU SEDANG MEMBACA
Athar
Teen Fiction(Follow dulu sebelum baca) Athar Naufal Aldinata, Orangnya pintar, sering menjuarai lomba akademik dan non akademik, sering juga jadi juara di kelas. Selain di kenal berprestasi, ia juga di kenal sebagai ketua dari geng motor REVAZAR. Geng motor ini...