Athar 32

65 3 0
                                    

Haii,

Selamat datang di lapak ku.

Selamat datang di lapak Athar.

Semoga suka, ya.

Jangan lupa tinggalin jejak.

-Happy reading-

"ARGHH!" Aris membanting vas bunga kecil ke dinding. Saat itu, bertepatan dengan Daniel yang membuka pintu.

"Gara-gara kelakuan dia, reputasi ku hancur sekarang. Banyak rekan bisnis ku yang bilang kalau aku nggak bisa ngedidik anak." teriak pria itu sembari mengacak-acak rambutnya.

"Kak,"

Mendengar suara Daniel memanggilnya, ia langsung memutar kursi kerjanya. Dengan cepat, ia mengambil ponselnya dan mencari sesuatu di sana.

"Lihat ini, Daniel. Lihat!" Aris menyodorkan ponselnya, memperlihatkan berita yang viral beberapa jam yang lalu.

"Ini yang selama ini kamu bilang selalu jagain, Athar? sampai-sampai dia bisa ikutan geng motor?!"

Daniel berjalan mendekati Aris yang masih duduk di kursi kerja nya. Saat ini mereka sedang berada di ruang kerja Aris.

"Bukannya kemarin, Athar sudah jelasin semua nya, ya, Kak?" Daniel berbalik bertanya.

"Aku nggak percaya. Bisa saja kan itu cuma di jadikan alasan." bantah Aris.

Daniel menggelengkan kepalanya, sedari dulu Aris tidak pernah berubah.

"Sejak kapan, sih, Kak kamu itu percaya sama, Athar? dari dulu juga kamu nggak pernah peduliin dia." ungkap Daniel.

"Kamu nyuruh dia ini itu dia selalu nurut. Tapi apa balasannya? kamu dengerin dia ngomong aja nggak pernah, apalagi sampai ngertiin dia!" Daniel akhirnya dengan berani mengeluarkan emosinya.

Aris tertawa remeh. "Tahu apa kamu tentang ngurus anak? punya anak aja belum sok-sok an nasehatin." sarkas Aris.

Ya, Daniel memang belum mempunyai anak. Defia ia adopsi dari panti asuhan. Alih-alih bisa memancing untuk mendapatkan anak, begitu katanya.

"Kalau kamu nggak ngadopsi, Defia juga nggak bakalan kamu ngurus anak." ucap Aris, beranjak dari duduk nya lalu pergi meninggalkan Daniel.

***

"Naila,"

Baru saja keluar dari kelas, namun, sudah ada yang memanggilnya. Gadis itu pun langsung berbalik badan. Ia mendapati anggota inti REVAZAR yang berdiri tidak jauh dari kelasnya, kecuali Athar. Athar ada latihan olimpiade hari ini.

Bisa ia lihat, kini Kelvan sedang berjalan ke arahnya. "Lo pulang naik apa?" tanya Kelvan to the point, setelah berdiri di depannya.

"Naik Bis, Kak," jawab gadis itu.

"Ya sudah, gue anterin aja." ucap cowok itu lagi.

"Pasti di suruh sama, Kak Athar, ya, Kak?"

"Nggak. Ini inisiatif gue sama anak-anak, soalnya kan lo udah jadi tanggung jawab kita kalau, Athar ada urusan." kata Kelvan.

"Iya, Nai, kita anterin aja. Di jamin aman seratus persen." sahut Dewa, dari tempatnya berdiri.

"Devan juga sudah kasih tahu Athar supaya dia nggak kepikiran." imbuh, cowok di depannya.

Gadis itu masih diam. Ia masih ragu, takut merepotkan yang lainnya nantinya.

"Ayo, Nai, nggak usah ragu gitu. Gue juga ikut nganterin lo pulang kok." bujuk, Bella yang baru saja keluar kelas.

Naila akhirnya mengangguk, menyetujui ajakan yang lainnya untuk mengantarnya pulang.

***

"Baik, semuanya sudah siap?" tanya Bu Sarah setelah membagikan beberapa lembar soal latihan yang akan mereka kerjakan.

"Sudah, Bu," jawab ketiga nya kompak.

"Oke, waktu di mulai dari sekarang!" mendengar ucapan perintah dari Bu Sarah, mereka mulai mengerjakan sesuai soal yang sudah Athar bagi.

Waktu terus berjalan, ketiga nya masih fokus mengerjakan soal. Bu Sarah berjalan mengelilingi meja sambil memperhatikan cara mereka menjawab soal.

"Jangan lupa, sebagai satu team harus saling membantu jika ada temannya yang kesusahan." kata Bu Sarah, mengingatkan.

"Siap, Bu," balas ketiga nya kompak.

Bu Sarah keluar ruangan setelah mendapat telpon masuk dari ponselnya. Di dalam ruangan ketiganya masih tetap fokus mengerjakan soal. Hingga, beberapa menit kemudian, Lio membuka suara terlebih dahulu.

"Eh, guys, bantuin gue dong jawab nomor dua puluh delapan,"

Sontak, Athar dan Sonya langsung membuka halaman terakhir dan langsung membaca soal tersebut.

"Jawaban nya B," balas Sonya. Athar hanya mengangguk mendapati jawaban Sonya, benar.

"Sudah selesai semua?" tanya Athar menatap Sonya dan Lio bergantian.

"Sudah," jawab keduanya.

"Oke, sekarang salin jawabannya." ucap Athar. "Satu A, dua A, tiga.." begitupun seterusnya sampai soal terakhir.

"Waktu tinggal lima menit lagi." kata Bu Sarah yang baru saja kembali masuk ke ruangan.

Tanpa menunggu waktu selesai, Athar, Sonya, dan Lio langsung berdiri dan berjalan menuju meja Bu Sarah untuk mengumpulkan kertas soal mereka.

***



JANGAN LUPA FOLLOW AKUN:

@wattpadsoll23_
@sollhsn

FOLLOW AKUN MEREKA JUGA:

@revazarfanbase_
@atharnau_
@devdrgntara_
@kala_linggap
@sadewamhm6
@gue.kelvin
@kelvananggr
@nailabny




21-10-23

AtharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang