Haii,Selamat datang di lapakku.
Selamat datang di lapak Athar.
Semoga suka ya.
Jangan lupa tinggalkan jejak.
-Happy reading-
Athar duduk di kursi panjang yang ada di rooftop, ia menyenderkan punggungnya sambil menatap langit. Semilir angin mampu menenangkan fikirannya sejenak, ditambah dengan awan yang sedikit mendung.Gimana supaya Mama Papa mau pulang? hanya itu yang Athar fikirkan.
"Tumben banget ke rooftop, ada masalah?"
Suara Devan mampu membuyarkan lamunannya. Ia kini menoleh kesamping, melihat Devan yang berjalan mendekat lalu duduk di sampingnya.
Athar menyunggingkan sudut bibirnya. "Nggak papa,"
"Nggak papa tapi mukanya sedih gitu," ejek Devan.
Ya, Athar akui sahabatnya yang satu ini sulit sekali untuk di bohongi, dia selalu saja peduli sama inti REVAZAR lainnya. Eh, ralat, hampir semua orang.
"Van," panggil Athar, laki-laki itu kini menatap lagi ke depan sebelum melanjutkan ucapannya. "Kalau misalnya lo ada di posisi gue gimana?"
"Maksudnya?" tanya Devan tidak paham.
"Lo di minta nurutin apapun yang mereka mau, tapi, mereka sendiri nggak mau nurutin balik." jawab Athar dengan jelas. "Bukan nggak mau sih, tapi, emang nggak bakal."
Devan memutar posisi duduknya menjadi menyamping, ia kini dapat melihat wajah sedih Athar. Wajah yang hanya akan Athar perlihatkan hanya pada dirinya.
"Mungkin semesta maunya lo berjuang dulu, Thar. Setelah lo berhasil, semesta bakal bawa mereka kembali ke lo."
Athar menghela nafasnya. "Tapi, lama-lama capek juga kalau berjuang nggak di hargai." Athar mengakhiri ucapannya dengan tawa pelan.
"Berjuang aja dulu, Thar." balas Devan.
"Iya iya, yang punya seribu kata semangat."
Benar kata Devan, ia harus berjuang. Berjuang egois supaya apa yang ia inginkan tercapai.
***
Bel istirahat baru saja berbunyi, tapi, kantin sudah sangat penuh. Athar bersama keenam sahabatnya baru saja sampai di pintu kantin.
"Masih banyak penghuni nya nih kantin," gumam Dewa melihat pemandangan kantin yang begitu ramai, namun, suaranya masih bisa di dengar keenam sahabatnya itu.
Athar masih diam ditempat sambil celingukan menatap seisi kantin, matanya sedang mencari seseorang. Bibirnya tersenyum setelah beberapa detik, cowok itu langsung memasukkan kedua tangannya di saku celana. Ia mulai memasuki kantin dengan diikuti Dewa, Devan, Kala, Kelvan dan kelvin yang berjalan berbaris dibelakang.
Athar berhenti setelah sampai di salah satu bangku kantin paling pojok, bangku tersebut ada dua cewek yang sedang makan nasi goreng. Kedua cewek itu adalah Bella dan Naila.
Tanpa permisi, Athar langsung duduk di samping Naila. Naila hanya menatap dengan tatapan sinis nya, Namun cowok tersebut hanya membalas dengan senyuman.
"Ngapain di sini?" tanya Naila.
"Ya lo lihat dong semua bangku udah penuh, cuma di sini doang yang masih kosong." jawab Athar. Naila kembali melanjutkan makannya yang sempat tertunda.
"Bel, kita boleh gabung disini kan?" tanya nya ke Bella.
Bella yang dari tadi menatap dua orang di depannya kini mengangguk. "Boleh kok kak."
"Kadev nggak mau duduk di samping aku?" tanya Bella kepada cowok yang masih berdiri di sampingnya.
Bella dan Devan sudah berpacaran selama setengah tahun. Kadev adalah panggilan khusus dari Bella buat Devan.
Devan langsung berjalan menuju kursi kosong di samping Bella lalu duduk di sana, disusul oleh Kelvan yang duduk di sebelah Devan lalu Kelvin di depannya.
Karena kursi di bangku tersebut sudah penuh, Kala dan Dewa mengambil kursi dari bangku sebelah yang sudah kosong, mereka berdua lalu duduk di belakang Kelvan dan Devan.
Naila menghentikan makannya, ia lalu beralih mengambil es teh nya dan meminumnya.
"Emm.. Gue ke toilet dulu ya," ucap Naila dengan ragu.
Mereka hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Mau gue anter nggak, Nai?" tawar Bella.
"Nggak usah, Bel, gue bisa sendiri." tolak Naila. " Nanti ketemu di kelas aja ya, Bel." lanjutnya.
Naila berdiri dari duduknya, gadis itu mulai berjalan keluar kantin.
***
Naila keluar dari toilet, gadis itu kemudian menuju wastafel untuk mencuci tangan. Naila mulai merapikan seragamnya yang agak sedikit berantakan, merasa sudah rapi, Naila berbalik badan dan berniat ingin keluar.
Namun, belum sempat ia memegang kenop pintu tersebut, pintunya sudah terbuka dan menampilkan dua orang cewek. Dua cewek itu adalah Dania dan Nina.
Dania berjalan masuk dan di susul oleh Nina, mata Dania menatap Naila tajam dengan sudut bibir yang menyungging. Tangan Dania menunjuk ke belakang Naila, ia menyuruh Nina untuk memeriksa ruangan tersebut.
Nina yang paham langsung membuka satu persatu pintu toilet, memastikan apakah ada orang atau tidak. Setelah semua di periksa, Nina membalikkan badannya.
"Aman." ucap Nina.
Dania memajukan langkahnya sedikit demi sedikit, sambil menatap tajam Naila dengan tangan yang bersedekap dada.
"Mau ngapain?" Naila memundurkan langkahnya, punggung gadis itu kini sudah mentok di wastafel.
"Tenang aja gue nggak bakal ngapa ngapain lo kok." tangan Dania mengelus kepala Naila.
Naila menjauhkan tangan Dania dari rambutnya. "Jangan macam-macam ya."
"Oh.. udah berani ya sekarang, mentang-mentang jadi pacarnya Athar sekarang lo berani sama gue!" Dania sedikit meninggikan suaranya.
"Gue heran, apa sih yang Athar suka dari lo. Jelas-jelas cantikan juga gue." imbuhnya.
"Iya, nih, cewek cupu kok di jadiin pacar. Mata Athar burem kali ya, Dan." Sahut Nina.
"Balik ke kelas yuk, Nin, cukup segini aja dulu kita bully dia." ucap Dania.
Kedua cewek itu kemudian keluar dan hanya ada Naila sendiri di dalam toilet.
24-06-22
KAMU SEDANG MEMBACA
Athar
Teen Fiction(Follow dulu sebelum baca) Athar Naufal Aldinata, Orangnya pintar, sering menjuarai lomba akademik dan non akademik, sering juga jadi juara di kelas. Selain di kenal berprestasi, ia juga di kenal sebagai ketua dari geng motor REVAZAR. Geng motor ini...