Athar 09

107 5 0
                                    

Haii,

Selamat datang di lapak ku.

Selamat datang di lapak Athar.

Semoga suka, ya.

Jangan lupa tinggalin jejak.

-Happy reading-

Athar sedang mengendarai motornya untuk pulang, Namun saat di jalan menuju ke rumah tiba-tiba ada beberapa motor lain yang berhenti tepat di depannya. Otomatis ia juga mengerem motor nya dadakan.

Athar membuka helm nya ketika salah satu dari mereka sudah turun dan berjalan mendekatinya. Jika dilihat itu adalah Rafa- ketua geng motor EVRHOS- geng motor jalanan.

Seperti biasa keadaan cowok itu sangat buruk, hanya mengenakan kaos oblong warna hitam, jaket kulit warna hitam dengan adanya tulisan EVRHOS, dan juga celana jeans yang bagian lututnya sobek-sobek, sangat buruk kan?

"Ada apa?" tanya Athar dengan santai ketika Rafa sudah berdiri di samping nya.

"Gue mau ngajakin lo buat balapan," jawabnya yang kini tengah menatap Athar intens.

Athar merotasikan matanya. "Gue nggak ada waktu buat gituan."

"Kenapa? takut?"

"Nggak ada kata takut buat gue." ucap Athar malas.

"Oke, kalau gitu gue tantang lo."

"Lo atur aja waktu nya." setelah mengucapkan itu, Athar langsung memakai helm nya kembali dan bergegas pergi dari sana.

***

"Udah kamu ke kamar aja sana, belajar, biar Mama yang beresin ini semua." ucap Sonya yang mengambil alih piring yang Naila bereskan. Wanita setengah paruh baya itu kini sudah membawa piring tersebut dan berjalan menuju wastafel cuci piring.

Naila mengikuti Mama nya, kini gadis itu tengah berdiri di samping Mama nya.

"Ma," panggil Naila.

"Kenapa?"

"Menurut Mama, Athar baik nggak?"

"Baik, orangnya juga sopan," jawab Sonya yang masih sibuk mencuci piring tanpa mengalihkan tatapannya.

"Kalau kata Papa, dia orang nya asik di ajak ngobrol." imbuh sonya.

Naila diam, gadis itu kini membalikkan badannya. Sonya mematikan keran wastafel tersebut, lalu meletakkan meletakkan piring dan gelas pada tempatnya. Pekerjaan wanita itu sudah selesai, kemudian mengelap tangannya dengan kain lap.

"Kenapa nanya gitu, Nai?" tanya Sonya, yang kemudian berjalan menghampiri putri nya.

"Nggak papa, Ma, cuma nanya doang kok,"

Kedua perempuan itu terdiam sejenak, sebelum Mama nya kembali mengucapkan sesuatu.

"Oiya, Athar itu cowok yang sering kamu ceritain itu, ya? yang sering ikut lomba olim?"  tanya Sonya yang baru ingat dengan cerita Naila waktu lalu.

Naila mengangguk. "Iya, bahkan kali ini dia juga di pilih lagi buat mewakili sekolah mapel Sains." tutur Naila.

"Tapi, dia kelihatan nggak semangat gitu kali ini," imbuh Naila.

"Mungkin dia lagi ada masalah," ucap Sonya menanggapi.

"Jangan lupa kasih dia semangat, biar nanti menang." ucap Sonya sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruang dapur.

***

"Vin, lo nggak serius kan soal ide gue kemarin?" tanya Dewa lagi memastikan. Cowok itu sudah memasang wajah melas nya saat turun dari motor dan memarkirkan motornya. Dewa berdiri di samping Kelvin yang sedang fokus dengan ponsel nya, ia masih setia berusaha membujuk cowok itu.

Mereka semua masih berada di parkiran, membahas hal yang tidak penting, namun sangat penting bagi Kelvin. Sambil menunggu Athar sampai di sekolah.

"Vin," rengek Dewa yang sudah seperti anak kecil. Ia juga menarik-narik tas Kelvin.

"Mbar, kembaran lo nih, susah banget di bujuk." adu Dewa pada Kelvan. Kelvan hanya mengangkat kedua tangannya di depan dada, yang artinya ia tidak mau ikut campur.

"List siswi SMA GREVANTAS. Kelas sepuluh ada Eca, Cia, Dinda, selvi, Naya, nada,.." belum sempat Askala membaca semua nama itu, Kelvin sudah terlebih dahulu mematikan ponsel nya.

"Wiih, udah dapat berapa?" tanya Devan yang duduk di kursi panjang, dengan Bella di sebelahnya.

"Ya lumayan, baru sampai kelas sepuluh." Jawab Kelvin.

"Emang kalian lagi ngadain acara apa?" tanya Bella yang dari tadi gadis itu tidak paham apa yang mereka bicara kan.

"Gombalin semua siswi di SMA GREVANTAS," sahut Kelvan.

"Oh," Bella mengangguk.

"Kak Vin, gombalin gue dong." ucap Bella sambil mengedipkan matanya ke arah Kelvin. Devan yang mendengar itu langsung menoleh menatap Bella.

"Bilang apa tadi?" Bella yang mendapat tatapan seperti itu langsung diam. Gadis itu langsung menampilkan deretan gigi nya.

"Kadev jangan marah ya, aku cuma bercanda doang kok nggak beneran. Suwer deh." ucap Bella membujuk Devan. Namun cowok itu masih enggan bicara dan menatap lurus ke depan.

Tangan Bella terangkat ke atas, merapikan rambut Devan yang sedikit berantakan menggunakan jarinya. Setelah rapi, tangan gadis itu kini beralih ke pipi Devan dan mencubit nya.

"Masyaallah, ganteng banget sih pacar nya Bella." kedua tangan gadis itu masih setia mencubit pipi Devan sambil ia gerakkan ke kanan dan ke kiri.













25-08-22

AtharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang