Athar 41

70 4 0
                                    

Haii,

Selamat datang di lapak ku.

Selamat datang di lapak Athar.

Semoga suka, ya.

Jangan lupa tinggalin jejak.

-Happy reading-

"Kita langsung ke rumah sakit aja, ya. Kak Athar pasti langsung ke sana." pinta Naila dan hanya dibalas anggukan oleh Kelvan. Seperti biasa Naila berboncengan dengan Kelvan.

Kelvan kemudian menambah kecepatan motornya. Naila hampir saja jatuh ke belakang. Untung saja dengan cepat ia meraih pundak Kelvan sebagai pegangan. Yang lain juga ikut menambah kecepatan motornya.

Tidak membutuhkan waktu lama, mereka akhirnya sampai rumah sakit tersebut. Dan benar kata Naila, motor Athar sudah terparkir di sana. Tanpa pikir panjang mereka langsung masuk ke sana. Naila dan Bella masuk terlebih dahulu dan langsung bertanya kepada/ kebagian resepsionis.

"Atas nama Bapak Aris dan Ibu Yuni yang mengalami kecelakaan hari ini ada di ruangan UGD." ucap resepsionis tersebut.

"Kalian tinggal lurus aja terus belok kiri di sana ruangannya." jelasnya, Naila langsung pergi dari sana.

"Makasih, Sus," balas Bella yang langsung menyusul Naila. Ia berlari guna menyamakan jalannya dengan Naila.

Mereka berjalan dengan cepat, mencari ruangan UGD sesuai dengan jalan yang diarahkan oleh resepsionis tadi.

"Kak," panggil Naila ketika ia melihat Athar yang sedang berdiri di depan pintu UGD. Athar berbalik badan dengan tampilan wajah yang lusuh. Mata yang berkabut oleh air mata membuatnya terlihat suram.

Naila langsung menghampiri Athar dan memeluknya. Tangisan lembut yang terdengar di telinganya, dengan air mata menetes di pipi nya. Ia mengelus punggung Athar mencoba menenangkannya.

"Mama Papa, Nai..."

"Iya, Kak. Yang sabar, ya,"

"Athar, gimana keadaan Mama Papa kamu?" tanya Om Daniel yang baru saja sampai.

"Masih di tangani sama dokter, Om." Athar mengusap air matanya. Tante Rani langsung menghampiri Athar dan memeluk keponakan kesayangannya itu.

"Yang sabar, ya sayang. Mama sama Papa pasti baik-baik aja. Kita berdoa aja."

"Om, kalau boleh tahu kronologi nya gimana, ya?" tanya Dewa tanpa tahu malu. Kelvan langsung menyenggol lengan Dewa.

"Mereka kecelakaan saat perjalanan menuju tempat olimpiade, Athar."

Pada saat itu juga, dokter keluar dari ruangan.

"Keluarga pasien?" panggil dokter tersebut setelah melepas maskernya.

Athar, Om Daniel dan Tante Rani langsung merapat ke dokter.

"Kita keluarga nya, Dok," ujar Om Daniel.

"Kondisi Bu Yuni saat ini kritis. Sedangkan Pak Aris mengalami koma dan juga kepalanya mengalami benturan yang sangat keras."

Mendengar pernyataan dari dokter tubuh Athar seketika lemas dan terduduk di kursi penunggu. Tangannya menutupi wajah, mencoba menyembunyikan ekspresi emosi.

"Dokter, saya mohon tolong beri penanganan yang baik buat mereka." ucap Om Daniel pada Dokter tersebut.

"Baik, Pak, akan saya usahakan."

"Kalau begitu saya permisi dulu."

"Gue jahat! Gue yang salah! Harusnya gue nggak suruh Mama Papa datang,"

"Kalau gue nggak egois Mama Papa pasti nggak bakal kayak gini!" gerutu nya sambil meremas rambutnya hingga acak-acakan.

Naila yang melihat Athar seperti itu langsung duduk di samping dan menenangkan nya. Ia berusaha menurunkan tangan Athar dan memeluknya.

"Kak, udah jangan kayak gini. Jangan salahin diri kamu sendiri. Aku nggak suka lihat kamu kayak gini."

***

"Kak, makan dulu, ya, dari siang kamu belum makan loh. Nanti kamu sakit kalau nggak makan. Kalau kamu sakit, nanti siapa yang jagain Mama Papa kamu." ujar Naila. Saat ini Meraka berdua sedang berada di kantin rumah sakit. Teman-teman yang lain sudah pulang sejak sore tadi.

"Aku suapin, ya," Naila mengambil alih makanan yang semula di depan Athar. Ia menyendok nasi putih itu lalu di sodorkan ke mulut Athar.

"Aaaa..." Athar membuka mulut nya kecil dan mengunyahnya pelan. Ia sebenarnya tidak nafsu makan. Namun, benar kata Naila, kalau dirinya sakit, siapa yang bakal jaga Mama Papa.

Setelah menelan makanan yang di mulut, ia kemudian mengambil alih sendok yang Naila pegang. Athar mengarahkan sendok yang sudah berisi nasi ke mulut Naila.

"Ngapain, Kak?" bukannya membuka mulut, Naila malah bertanya dan mengerutkan alisnya.

"Kamu kan juga belum makan dari tadi siang,"

"Nggak usah, Kak Athar aja yang makan aku nggak laper." tolak gadis itu.

"Kamu belum makan loh sayang. Aku nggak mau kamu sakit."

"Nggak usah, Kak Athar aja yang makan." tolak Naila lagi.

"Nai..."

"Kak...."

"Ya udah aku nggak mau makan kalau gitu." Athar menaruh sendok itu di piring lalu memalingkan wajahnya.

Naila menghela nafasnya, diri nya saat ini sedang mengasuh bayi, bayi gede.

"Dih ngambek," goda Naila sambil menoel-noel pipi Athar. Melihat tidak ada respon, Naila akhirnya menyerah. "Ya udah iya aku makan,"

"Ini aku di suapin apa makan sendiri?"

"Aku yang suapin."


***

"Kira-kira kenapa mobil orang tuanya Athar bisa kecelakaan?" tanya Kala ketika mereka semua sudah berkumpul di markas.

"Kalau gue lihat dari keadaan mobilnya dan juga gue tanya ke warga sekitar tadi sebelum kecelakaan mobilnya itu oleng, kayak rem blong gitu." ujar Kelvan.

Sebelum kembali ke markas, mereka tadi datang ke tempat kecelakaan tersebut. Mobil yang di kendarai orang tua Athar rusak parah di bagian depan karena menabrak pohon.

"Apa jangan-jangan ada yang sengaja celakain orang tuanya Athar?" sahut Devan.

"Bisa jadi," timpal Dewa.

"Pasti ulah si Rafa,"

"Heh nggak boleh suudzon. Belum tentu Rafa yang ngelakuin itu."

***

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN:

@wattpadsoll23_
@sollhsn

FOLLOW AKUN MEREKA JUGA:

@revazarfanbase_
@atharnau_
@devdrgntara_
@kala_linggap
@sadewamhm6
@gue.kelvin
@kelvananggr
@nailabny

22-04-24

AtharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang