Haii,
Selamat datang di lapak ku.
Selamat datang di lapak Athar.
Semoga suka, ya.
Jangan lupa tinggalin jejak.
-Happy reading-
"Baru jam setengah enam udah Mandi?" tanya Devan yang baru saja bangun.
"Mau kemana?" tanya cowok itu lagi sembari meregangkan ototnya. Pasalnya, Athar tidak akan pernah mandi saat libur sekolah. Devan mengambil ponselnya yang berada di nakas kemudian kembali berbaring.
"Mau joging," jawab Athar.
"Joging?" Devan tidak percaya, ia langsung bangkit dari tempat tidur lalu mendekat dan mencium bau parfum Athar.
"Seriusan, nih, joging? wangi bener."
"Emang kenapa? kan gue mau joging sama, Naila."
Devan menggelengkan kepalanya, ia tak habis pikir dengan teman nya yang satu ini.
"Heh, mana ada joging mandi terus pake minyak wangi."
"Ada, gue."
Devan meraih kepala Athar, ia lihat dengan teliti dan juga ia raba. Siapa tau kan kepala Athar sedikit benjol gara-gara tadi malam ia pukul pakai sapu. Ya, mau bagaimana lagi, Athar masuk ke kamar nya lewat jendela dengan mengendap-endap. Otomatis Devan berpikir kalau itu maling. Nggak salah kan kalo ia pukul?
"Van, rambut gue berantakan lagi!" ucap Athar kesal. Rambut yang ia sisir secara rapi, kini sudah kembali berantakan karena ulah Devan.
Dengan rasa tidak bersalah, Devan berjalan keluar dari kamar. "Orangnya sih pinter, ketua geng. Tapi, mendadak bloon." ucap nya sedikit teriak.
***
Athar sudah sampai di taman yang biasa Naila gunakan untuk joging. Cowok itu masih duduk di motor sambil melihat sekitar. Belum ada tanda-tanda Naila di sana. "Gue nggak kepagian, kan, ya?"
Sudah setengah jam ia di sana, taman juga sudah semakin ramai. Namun, Naila belum juga terlihat, ia chat pun tidak di balas. "Kayak nya tempat nya bener deh." gumam nya.
"Apa dia nggak joging, ya, hari ini?"
"Ah, dari pada gue nunggu disini, mending gue cari aja langsung."
Athar turun dari motornya, ia melepas hoodie yang ia pakai dan kini hanya memakai kaos warna putih. Ia berjalan mondar-mandir sembari melihat sekelilingnya. Seketika, Athar teringat dengan ucapan Mama Naila. "Biasanya, Naila kalau joging itu pakai Hoodie warna pink, rambut kepang dua, kacamata."
"Hoodie pink, kepang dua, kacamata." gumam Athar terus mengingat.
Athar kemudian berjalan memasuki taman. Tidak lupa, ia juga memperhatikan sekitar, siapa tahu ia menemukan Naila.
Baru saja jalan sebentar, ia melihat cewek yang sedang berdiri di salah satu bangku di sana. Dari bentuk tubuh, bentuk rambut, warna hoodie mirip sekali dengan dengan Naila. Tanpa pikir panjang, Athar langsung mendekat dan merangkul pundak Cewek itu dari belakang.
"Pagi, sayang," rangkul nya sembari menutup mata. Tangannya mulai meraba tangan cewek itu, merasa aneh. "Kok tangan lo agak gendutan, sih, Nai." ia juga mulai meraba rambut cewek itu.
"Kok rambut lo kasar, Nai? biasa nya lembut kayak pantat bayi." ucap nya semakin ngawur. Tidak lupa, ia juga mencium rambut Naila. "Rambut lo juga kenapa bau asem?"
Ini Naila bukan, sih.
"Namanya juga olahraga, keringetan, ya, pasti bau lah." jawab cewek itu. Athar mengerutkan kedua alisnya setelah mendengar suaranya. Fiks, ia salah orang. Athar membuka kedua matanya. Ia langsung menoleh kesamping, begitu juga cewek itu.
Tuh kan bener gue salah orang. Athar hanya tersenyum, kemudian melepas rangkulan tangannya. "E-sorry, ya, mbak, saya salah orang."
"Ekhemm,"
Athar langsung menoleh ke belakang setelah mendengar seseorang berdeham.
"Eh, ada si Om, ini anak atau keponakannya Om?" tanya Athar dan langsung mendapat pelototan dari Om si berbadan besar, dan berpenampilan seperti preman.
Athar yang mendapat pelototan seperti itu seketika terdiam. Menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. Duh, gue salah ngomong, ya? tapi, kan, bener, kalau di lihat-lihat lebih tua si Om.
Tidak ingin berlama-lama, Athar kembali meminta maaf dan pergi dari sana.
***
"Sial banget gue hari ini."
"Bukannya ketemu, Naila malah ketemu sama preman."
Athar mengomel sendiri di sepanjang jalan menuju keluar taman, bahkan ia tidak malu jika dilihat orang sekitar. Semenjak kenal sama Naila, Athar menjadi seperti orang gila kalau tidak ketemu. Tidak ketemu sehari saja ngamuk kayak orang nggak jelas. Kadang-kadang sampai ngeberantakin markas REVAZAR.
Athar sudah berada di luar taman, cowok itu kini sudah memakai hoodie nya kembali. "Gue samperin aja deh ke rumahnya. Siapa tahu hari ini dia emang nggak joging."
Athar kemudian memakai helm nya dan naik ke motor nya. Tidak butuh waktu lama, ia sudah meninggalkan taman itu
23-02-23
KAMU SEDANG MEMBACA
Athar
Teen Fiction(Follow dulu sebelum baca) Athar Naufal Aldinata, Orangnya pintar, sering menjuarai lomba akademik dan non akademik, sering juga jadi juara di kelas. Selain di kenal berprestasi, ia juga di kenal sebagai ketua dari geng motor REVAZAR. Geng motor ini...