Athar 23

73 3 0
                                    

Haii,

Selamat datang di lapak ku.

Selamat datang di lapak Athar.

Semoga suka, ya.

Jangan lupa tinggalin jejak.

-Happy reading-


Bella
Online

Bellaaaaaa

Kenapa ga masuk?

Masih flu, Nai

Belom sembuh?

Sebenernya sih kemarin udah mendingan, cuma karena tadi malam gue minum es jadi ya flu lagi sama demam dikit

Hehe

Makanya jangan es terooss

Cuma minum dikit Nai.

Ya abisnya ada es kopi di meja. Lo tahu kan kalau es kopi itu menggoda banget buat gue. Jadi ya gue nyicip terus minum dikit

Satu sendok?

Nggak. Satu gelas

Satu teko aja sekalian

Ide baguss


Belum sempat membalas, tiba-tiba ada seorang teman kelas nya, yang bername tage Wulan menghampiri nya. "Eh, Nai, mau nemenin gue ke kamar mandi, nggak?"

Tanpa berpikir lama, Naila langsung menjawab. "Iya, ayo."

***

"Masa sih, mereka nggak ngerencanain sesuatu? nggak yakin deh gue." tanya Devan dengan suara pelan.

Ke tiga cowok itu sekarang sedang berada di dalam perpustakaan. Mengingat jam pertama pelajaran Bu Asri yang harus menggunakan buku paket, dengan sendiri nya mereka pergi ke perpustakaan untuk mengambil buku tersebut sebelum jam masuk tiba.

Dewa menyandarkan punggung nya pada rak buku. "Kalian kenapa nggak percaya, sih. Gue tuh semalem beneran ke sana."

"Karena lo kalau di suruh nggak pernah bener." sahut Kala menimpali.

Devan dan Kala melanjutkan mengambil buku paket yang berada di rak.

"Ya udah ka-" tanpa sadar Dewa berbicara dengan suara sedikit keras, Devan langsung saja memukul belakang kepala Dewa menggunakan buku yang ia pegang. Pasalnya, pengurus perpustakaan langsung menatap ke arah mereke.

"Aww," ringis Dewa. "Sakit, Dev." mengelus belakang kepala nya.

"Nggak usah teriak-teriak kita nggak lagi di hutan." ucap Devan.

"Gini deh, nanti malam kita ke sana aja lagi buat mastiin." ujar Kala. Devan langsung mengangguk, menerima usulan Kala.

"Wa, lo bawa nih buku ke kelas, ya," ucap Devan lalu memberikan buku paket tersebut.

Kemudian, Kala juga ikut memberikan buku paket yang ia bawa. "Gue juga, ya, wa." ucap nya

"Thanks, Bro," ucap Devan dan Kala kompak. Kedua nya kini berjalan keluar perpustakaan, dan meninggalkan Dewa sendirian dengan membawa buku paket untuk satu kelas.

"Sialan, lo berdua."  umpat nya.

***

"Thar, Gue punya tiket nonton bioskop dua nih, lo mau nggak?" Tanya Dania sembari menyodorkan dua tiket tersebut.

"Nggak." jawab Athar cepat.

"Yah, padahal gue pengen banget nonton bareng lo."  Dania mulai duduk di bangku sebelah Athar. "Mau, ya, ya?"

"Gue bilang nggak mau!"

"Kalau si bos nggak mau sama gue aja," sahut Kelvin yang berjalan menuju bangku Athar, berdiri di tengah. Kelvin mulai merapikan rambutnya, lalu kerah seragamnya.

"Idihh, ogah gue sama lo."

"Kenapa? gue sama Athar tuh nggak beda jauh, sama-sama ganteng dari lahir." ujar nya dengan pede.

Dania sedikit menjulurkan lidahnya seperti akan muntah. "Yang ada gue yang habis karena di keroyok sama cewek-cewek lo di luaran sana."

"Tenang nanti kita pergi ke tempat yang sepi sekaligus nyaman." Kelvin tersenyum sembari mengangkat kedua alisnya.

Dania membelalakkan mata nya. "Lo udah nggak waras, ya?"  Dania merasa kesal disini. Tidak ingin berlama-lama menghadapi Kelvin, ia segera memberikan kedua tiket yang ia punya kepada Kelvin.

"Nih, buat lo aja."

Dengan senang hati, Kelvin mengambil tiket tersebut. "Lumayan, nih, buat nonton sama, Lala."

***

Waktu istirahat tiba, Naila merapikan buku pelajaran nya ke dalam laci meja dengan perasaan senang. Hanya tinggal ia seorang diri yang masih di dalam kelas.

Naila keluar dari kelas, sepanjang koridor gadis itu tersenyum sembari melihat ponselnya. Ia baru saja mengirim pesan kepada Athar untuk menyusul nya ke kantin. Gadis itu ingin meminta maaf kepada Athar karena tadi pagi ia sudah marah-marah tidak jelas.

Namun, saat akan masuk ke kantin, ia melihat pemandangan yang membuatnya kembali kesal. Naila kembali menatap ponsel nya.

"Pantes chat gue nggak di baca, ternyata lagi sama Kak Dania."

Naila masih berdiri di tempat, memantau Athar dan Dania yang duduk sebangku di kantin. Bisa ia lihat, Dania selalu saja menempel dengan Athar meskipun Athar sudah menghindar.

Sudah beberapa menit, Naila kembali menatap ponselnya yang menampilkan room chat nya dengan Athar. Namun, chat yang ia kirim belum juga di baca.

"Isshh, nyebelin banget, sih."



















02-04-23

AtharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang