Athar 21

70 3 0
                                    

Haii,

Selamat datang di lapak ku.

Selamat datang di lapak Athar.

Semoga suka, ya.

Jangan lupa tinggalin jejak.

-Happy reading-

"Kak Dev, anterin aku ke rumah, Naila, yuk." pinta gadis itu yang sedang berbaring di sofa ruang ruang tamu.

Devan sudah berada di rumah Bella, ia langsung datang ketika Bella mengirimkan pesan kalau dia sedang tidak enak badan.

"Dia nggak di rumah, lagi joging sama pacarnya." jawab Devan yang juga ikut duduk di sofa itu, mengangkat kepala Bella lalu ia taruh di paha nya.

"Jajan es krim, yuk."

"Jangan makan es krim dulu kamu lagi demam." sahut Devan sembari mengelus kepala Bella. Bella kemudian memanyunkan bibirnya sedikit.

"Kak, laper." ucap Bella. Ia langsung memainkan ponselnya yang sedari tadi sudah ia pegang. "Aku mau pesen seblak."

Devan langsung mengambil ponsel Bella. "Nggak boleh sayang, nanti aja kalau kamu udah sembuh."

"Ih, Kak Dev balikin hp aku

"Nggak."

"Iihh, laper," rengek Bella seperti anak kecil. Bella bersedekap dada, kembali memanyunkan bibirnya dan kini lebih tinggi.

"Manyun nya makin tinggi, mau gue cium?" mendengar perkataan Devan, Bella langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya, lalu menggelengkan kepalanya. Devan cengengesan.

"Mau makan bubur atau sayur sop?"

"Nggak mau. Nggak enak." Bella memalingkan wajahnya ke samping. Devan mengangkat kepala Bella lalu ia taruh di sofa.

"Ya udah aku bikinin aja. Nanti juga bakalan rakus." Devan berdiri dari duduknya dan berjalan menuju dapur.

***

Athar sudah sampai di depan rumah Naila, tidak lupa, ia juga membawa kantong kresek yang berisi kue. Sebelum ke rumah Naila, ia tadi mampir dulu ke toko kue. Ia membeli satu kotak donat kesukaan Naila, rasa coklat dan strawberi.

Athar turun dari motornya, ia langsung berjalan menuju pintu dan mengetuk nya. Ketukan pertama dan kedua belum ada sahutan dari dalam. Ia mencoba mengetuk lagi, dan pintu tersebut langsung terbuka.

"Pagi, pacar, Athar yang cantik." sapa Athar saat Naila muncul.

"Ngapain, Kak Athar ke sini pagi-pagi?" tanya Naila.

"Cuma mau ngeliat pacar gue, emang nggak boleh?" bukannya menjawab, Athar malah bertanya balik.

"Emm, enggak." jawab Naila cepat, yang membuat Athar menatap nya. Naila tersenyum hingga kedua matanya menyipit.

Pandangan Naila kini turun ke kantong kresek warna hitam yang di bawa Athar. "Itu apa, Kak?"

Athar langsung mengangkat kresek itu hingga ke depan wajah Naila. "Kue kesukaan, lo."

Tangan Naila hendak ingin mengambil kresek tersebut, namun, dengan gesit Athar menjauhkan darinya.

"Bentar, gue mau nanya. Tadi, lo kenapa nggak joging?"

"Lagi males," jawab Naila, dan hanya mendapat anggukan dari Athar. "Kak Athar tahu dari mana kalau hari minggu gue joging?"

"Tante Sonya,"

"Kok sepi, sih, Tante Sonya sama Om Wildan kemana?" tanya Athar sambil celingak-celinguk.

"Lagi keluar." jawab Naila. "Udah, kan, nanya nya? siniin kresek nya." Naila langsung mengulurkan tangannya meminta kresek tersebut dan Athar langsung memberikannya.

Naila langsung saja duduk di kursi yang berada di teras dan mulai membuka kotaknya. Gadis itu tersenyum senang, mendapat donat kesukaannya. Mengambil satu donat rasa coklat, ia langsung saja menggigitnya.

Athar juga ikut duduk di kursi di sebelah Naila, yang hanya terhalangi meja bundar. Athar tersenyum melihat Naila yang lahap memakan donat yang ia beli. Seketika, Naila mengulurkan donat yang berada di tangannya, ia arahkan ke mulut Athar supaya ikut memakannya.

"Ayo, aaaa.."

Athar langsung saja menggigit donat itu sedikit. Lalu mengunyah nya pelan sembari menatap Naila.

"Makan semua, habisin biar kenyang."

***

"Mbar, nanti kalau misal si bos menang balapan kalian mau minta apa?" tanya dewa yang sibuk mengelap motornya yang baru saja selesai ia cuci.

"Minta traktir aja lah," ucap Dewa lagi.

"Yee, makanan mulu yang ada di otak." Kelvin beranjak dari duduk nya, ia berjalan ke arah Dewa, lalu menggeplak kepala Dewa pelan menggunakan tangannya. Dewa hanya mengusap-usap kepalanya.

"Nggak papa, asal bikin kenyang." ucap Dewa lagi.

"Awas kekenyangan, nanti perut nya gendut."

"Heh, lo berdua dari pada ribut mulu mending cari tahu sana si Rafa ngerencanain apa biar dia bisa menang." kata Kelvan sekaligus melerai keributan yang mereka buat.

"Sorry, Mbar, gue nggak bisa. Gue lagi ngasih perawatan buat motor." tolak Dewa.










04-03-23

AtharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang