Haii,
Selamat datang di lapak ku.
Selamat datang di lapak Athar.
Semoga suka, ya.
Jangan lupa tinggalin jejak, ya.
-Happy reading-
BYURR!Saat ini, di pojokan toilet, ada seorang gadis yang disiram air satu ember oleh gerombolan cewek. Setelah puas menyiram, mereka semua tertawa kencang. Salah satu dari mereka kembali masuk ke toilet untuk mengambil air lagi.
"Ambil air yang banyak, ya, Na," teriak Clarissa-salah satu anggota geng the princess.
Geng the princess lagi-lagi melakukan pembullyan. Dan aksi pembullyan kali ini mereka lakukan ke Naila.
Saat bubar barisan, Dania menyuruh Yuna dan Sasa untuk membawa Naila ke arah toilet. Ia ingin melanjutkan aksi nya kepada Naila yang saat itu tertunda.
"Jangan teriak-teriak nanti ketahuan." Dania menyenggol lengan Clarissa.
"Nggak bakal ketahuan, Dan, kan ini jam pelajaran." kata Sasa sambil memegang tangan Naila sebelah kanan.
"Lagi pula, kita juga lagi di toilet yang udah rusak. Nggak mungkin ada orang yang ke sini." imbuh Sasa.
"Bener tuh kata, Sasa." timpal Clarissa.
"Kak, lepasin," ucap Naila lirih, gadis itu sudah memberontak supaya cekalan tangannya lepas. Namun, nihil, Yuna dan Sasa memegang tangannya dengan sangat kuat.
Dania kini berjalan mendekati Naila, ia menyunggingkan kedua sudut bibirnya dan menatap Naila tajam. Dania menggelengkan kepala nya, menatap kasihan.
Jari Dania terulur untuk menyingkirkan rambut Naila yang berantakan menutupi wajahnya.
"Enaknya kita apain nih, Dan?" tanya Sasa.
"Untuk sekarang gue belum tahu," jawab Dania.
"Lepasin, kak," pinta Naila lagi.
"Iya, tenang aja gue lepasin. Tunggu dulu bentar." ucap Dania.
"Nina, cepetan air nya bawa sini." teriak Dania.
Tanpa mereka sadari, ada seorang siswi yang melihat kelakuan mereka. Siswi itu yang tadi nya ingin ke toilet ia urungkan, dan berbalik badan lalu pergi dari sana.
***
"Eh, lo liat Naila, nggak?"
"Nggak,"
"Diah, liat Naila, nggak?"
"Nggak liat,"
"Tio, lo liat Naila, nggak?"
"Nggak,"
Bella menyenderkan badannya ke pintu. Hampir semua teman sekelasnya yang baru masuk ia tanya tentang Naila, namun jawabannya sama semua.
"Duh, Nai, lo kemana sih,"
Bella kini mondar-mandir di depan kelasnya, berharap masih ada temannya yang belum masuk kelas. Gadis itu beralih menatap ponselnya yang ia pegang dari tadi. Mencari nomor Devan untuk ia hubungi.
Setelah panggilannya diangkat, ia langsung memberikan beberapa pertanyaan beruntut.
"Kadev, kadev dimana?"
"Kadev lagi sama Kak Athar, nggak?"
"Tadi aku telfon tapi nggak di angkat."
"Kak.."
"Hp nya Athar lagi di charger," potong Devan dari sebrang sana. "Dia di samping gue nih lagi ngerjain tugasnya," tambahnya.
Devan berdiri dari duduknya, berjalan menuju jendela di sebelah nya agar obrolannya tidak mengganggu konsentrasi Athar.
"Ada apa, Bella ku, kok suara kamu kayak panik gitu?" tanya Devan, berdiri menghadap keluar jendela.
Bella yang tadinya mondar-mandir kini berhenti, mencoba menetralkan suara nya.
"Kak, Naila-"
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, ia mendengar seseorang memanggil namanya. Gadis itu kemudian membalikkan badannya. Ia mendapati siswi yang sekarang sedang mengatur napasnya.
"Bella," panggil siswi itu lagi. Siswi dengan name tage Inggit itu sedikit membungkukkan badannya, mengatur napasnya yang sangat ngos-ngosan. Bisa ia lihat dari pundaknya yang naik turun dengan cepat.
"Bel, Naila-" ucapan Inggit terpotong, ia kini sudah berdiri tegak sambil mengambil napas dalam-dalam.
"Naila? dia kenapa? lo ketemu dia?" tanya Bella panik. Ia sampai lupa kalau panggilannya dengan Devan masih terhubung.
"Naila, dia di bully sama geng nya Dania di toilet." ucap Inggit dengan nada nya yang masih terputus-putus.
"What?!"
***
Setelah hampir setengah jam, suara ketawa mereka masih menggema disana. Dengan Nina yang berjalan mendekat membawa ember yang berisikan air.
"Udah ya, Dan. Gue capek kalau harus bolak balik terus." gerutu Nina yang kini sudah duduk di lantai.
Sedangkan Yuna dan Sasa masih menahan tangan Naila yang kini sudah mulai memberontak kembali.
"Lepasin," ucap Naila lirih.
"Kak, lepasin atau-"
"Atau apa? gue bilangin Athar? iya?!" sahut Dania memotong ucapan Naila.
Tangannya kini mencengkram dagu Naila. "Jangan mentang-mentang lo pacar nya Athar, terus lo bisa ngadu seenaknya."
Dania melepas cengkraman nya dengan cara membuang wajah Naila ke samping.
"Gue nggak takut sama cewek modelan kayak lo, cupu!"
Setelah selesai dengan ucapannya, ia sedikit mundur lalu melihat jam di tangan kiri nya.
"Guys, lepasin dia. Waktunya kita pergi dari sini." ucapnya lalu pergi terlebih dahulu dari sana. Lalu di susul dengan yang lainnya. Dan hanya meninggalkan Naila sendiri di sana dengan seragam yang basah kuyup.
28-10-22
KAMU SEDANG MEMBACA
Athar
Teen Fiction(Follow dulu sebelum baca) Athar Naufal Aldinata, Orangnya pintar, sering menjuarai lomba akademik dan non akademik, sering juga jadi juara di kelas. Selain di kenal berprestasi, ia juga di kenal sebagai ketua dari geng motor REVAZAR. Geng motor ini...