Haii,
Selamat datang di lapak ku.
Selamat datang di lapak Athar.
Semoga suka, ya.
Jangan lupa tinggalin jejak.
-Happy reading-
"Gimana keadaan lo?"
"Lo nggak kenapa-napa, kan?"
"Lo diapain aja tadi sama mereka?"
"Kenapa mereka bisa kayak gitu sama lo?"
Beberapa pertanyaan itu Bella lontarkan kepada Naila yang baru saja keluar dari kamar mandi, setelah mengganti seragamnya yang basah.
"Nggak diapa-apain sih, cuma di siram air aja." jawab nya.
Sedangkan, Naila menatap diri nya dari pantulan cermin. Mengamati seragam yang sedang ia pakai saat ini, lebih besar dari ukuran badannya.
"Bel," panggil Naila.
"Kenapa?"
"Ini seragam nya nggak ada yang lain, ya? gede banget." ucap Naila yang masih mencoba merapikan seragam itu.
Bella tertawa. "Nggak ada, Nai, cuma ini doang." katanya.
"Gue tadi sampai udah ngerengek loh minjam nya." lanjut Bella.
"Sini gue sisir rambut lo," Bella kini sudah berdiri di belakang Naila, mengambil rambut Naila yang berantakan lalu ia jadikan satu ke belakang. Tangannya dengan telaten menyisir rambut Naila dari atas sampai bawah.
***
Dania bersama teman-teman nya kini baru saja masuk ke kelas. Sebelum masuk, suara tawa mereka begitu terdengar keras dari luar.
Sesampai nya di kelas, mereka langsung duduk di bangku masing-masing."Kemana aja kalian? ada pelajaran kok masuk," tanya Rafi, ketua kelas yang sudah berdiri di depan bangku Dania. Cowok itu bersedekap dada sambil menatap Dania intens dan juga teman-teman Dania.
"Ada urusan," jawab Dania sambil memainkan ponselnya, tanpa berniat mengalihkan pandangannya.
"Satu geng ada urusan? urusan apa?" tanya Rafi lagi.
Dania yang sedari tadi memainkan ponselnya kini berhenti, kepala nya sedikit mendongak menatap sang ketua kelas yang masih berdiri di depannya. "Kepo banget sih, hubungannya apa sama lo."
Rafi berdehem. "Jelas lah ada hubungannya, gue ketua kelas disini, dan kalau ada keperluan harus bilang sama gue."
"Halah, ketua kelas aja bangga." Dania menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, dengan tangan yang bersedekap dada.
"Oke, gue aduin aja ke Bu Tanti biar kalian di hukum karena bolos pelajaran tadi." Ancam Rafi. Cowok itu sudah berjalan keluar kelas.
"Aduh, Dan, gimana nih kalau dia beneran ngadu sama Bu Tanti." ujar Nina cemas. Ia sedang menatap teman-temannya bergantian.
"Bakal kena hukuman lagi, nih." timpal Sasa.
***
Athar sedang berjalan dengan santai di koridor kelas sepuluh, saat ini ia berniat untuk mengecek keadaan Naila. Setelah ia tahu kalau Naila baru saja di bully Dania.
Para siswi yang sedang di luar kelas terlihat senang ketika Athar jalan melewati mereka. Kedua tangan ia masukkan ke saku celana, menambah kesan ketampanannya. Athar tidak sendiri, ia di temani oleh Devan.
"Bro, itu cewek-cewek kenapa, ya? ngeliatin kita mulu." bisik Athar pada Devan.
"Goda lo biar putus kali," ujar Devan asal, berniat menggoda Athar.
"Gue sih orang nya setia," ucap Athar, dengan bangga nya.
Devan yang berjalan di samping nya hanya tersenyum, mengangguk-anggukkan kepalanya.
Ia akui, banyak yang mengejar Athar dari dulu, bahkan pernah ada cewek yang nyatain perasaan nya lebih dulu ke Athar. Tapi, malah cowok itu tolak.
"Athar," merasa ada yang memanggil, Athar langsung membalikkan tubuh nya.
"Lo di panggil sama Bu Sarah," kata Fajar, teman sekelasnya.
"Ngapain?" tanya Athar.
"Nggak tahu," jawab Fajar. "Ya udah, gue duluan, ya." tambahnya.
Athar dan Devan hanya mengangguk. Setelah kepergian Fajar, Athar kini menatap Devan.
"Udah sana pergi aja, nanti gue bilangin ke Naila." Kata Devan, ia serasa paham apa yang ada di pikiran Athar sekarang.
Athar kemudian membalikkan badannya, berjalan menjauh dari Devan untuk menuju ruangan Bu Sarah.
***
"Maaf kalau saya mengganggu waktu istirahat kalian," ucap Bu Sarah yang baru saja masuk ke dalam ruangannya.
"Saya cuma mau menyampaikan hal penting." tambah Bu Sarah, selanjutnya.
"Apa, Bu?" tanya Anya yang penasaran.
"Oke, langsung to the pont aja. Ibu mau menyampaikan kalau lomba olimpiade kali ini tanggal nya di majukan."
"Jadi, kemungkinan waktu kita cuma tinggal 1 bulan saja." jelas Bu Sarah, menatap ketiga muridnya.
Sedangkan Athar, Anya, dan Lio saling bertatap secar bergantian.
13-11-22
KAMU SEDANG MEMBACA
Athar
Teen Fiction(Follow dulu sebelum baca) Athar Naufal Aldinata, Orangnya pintar, sering menjuarai lomba akademik dan non akademik, sering juga jadi juara di kelas. Selain di kenal berprestasi, ia juga di kenal sebagai ketua dari geng motor REVAZAR. Geng motor ini...