Haii,
Selamat datang di lapak ku.
Selamat datang di lapak Athar.
Semoga suka, ya.
Jangan lupa tinggalin jejak.
-Happy reading-
Bertepatan dengan jam pulangnya SMA GREVANTAS, banyak siswa siswi yang berhamburan dari kelas menuju parkiran. Mereka melajukan motor nya dengan kecepatan rata-rata supaya bisa menghindari hujan yang akan turun.
Ya, hari ini memang mendung. Padahal,
beberapa menit lalu, langit masih sangat cerah, bahkan, matahari bersinar terang. Namun, detik berikutnya, dalam sekejap mata, langit berubah menjadi sangat gelap. Di perkirakan hujan akan turun sebentar lagi.Beda hal nya dengan Naila, yang masih setia berdiri di depan gerbang sekolah sendirian.
"Ngapain?" tanya Athar yang baru saja berhenti di samping Naila.
"Nunggu angkot,"
"Gue anter, yuk."
"Nggak usah." tolak Naila.
"Beneran? udah mau hujan loh ini." tutur Athar.
Naila kembali menatap langit, dan ya, benar saja, hampir semua langit tertutup oleh awan hitam. Angin juga sudah semakin kencang.
Naila beralih menatap Athar, ia berjalan beberapa langkah untuk mendekati Athar dengan kedua tangan yang memegang tali tasnya.
"Kalau misal gue duduk di belakang bayar nggak?" tanya Naila.
Athar diam sebelum menjawab. "Kalau gue bilang harus bayar lo mau?" tanya nya balik.
Naila mengangguk. "Berapa?" tanya nya lagi, kemudian mengambil sesuatu dari saku seragamnya. "Cukup nggak?" menyodorkan uang sakunya yang hanya tersisa lima ribu.
"Masih kurang," ucap Athar. Detik berikutnya, cowok itu tertawa karena mendapati wajah Naila yang sedikit cemberut.
"Haha, nggak bercanda doang." tangannya kini mengacak-acak rambut Naila.
"Pulang pulang mau hujan, pacaran mulu." seru Dewa yang baru saja lewat. Kemudian, di ikutin Kelvan dan Kelvin yang baru saja keluar dan juga Devan yang sedang membonceng Bella.
"IRI BILANG." teriak nya membalas.
Athar kembali menatap Naila yang berdiri di sampingnya.
"Ayo naik," suruh Athar.
"Tenang, ongkosnya gratis kok buat mbak pacar." Naila tersenyum. Perlahan, gadis itu mulai naik ke atas motor.
***
Rintik hujan sudah mulai turun, dan untung nya mereka sekarang sudah sampai di rumah Naila. Athar dengan segera mengarahkan motornya masuk ke pelataran rumah Naila dan memarkirkan motornya di situ. Naila langsung turun dari motor dan menuju ke teras rumahnya, lalu di susul dengan Athar. Mereka berdua kini sedang berdiri di teras sambil menatap hujan yang kini sudah turun dengan deras.
"Hujan nya makin deras, Kak Athar mau neduh dulu di sini?" tanya Naila.
Athar mengangguk. Ia kemudian melepas jaketnya yang sedikit basah.
"Masuk yuk, Kak, di dalam ada Mama sama Papa." tawarnya yang kemudian membuka pintu tersebut.
"Assalamualaikum, Ma, Pa," ucap Naila sopan, gadis itu berjalan ke dalam rumah. Tak berselang lama, Naila keluar bersama Mama nya.
"Eh, ada tamu." seru Mama Naila. Tangan Athar kemudian terulur dengan badan yag sedikit membungkuk, mencoba meraih tangan tante Sonya lalu ia arahkan ke dahi nya.
"Kamu Athar, kan, pacar nya Naila?" tanya Sonya to the pont, lalu lengannya di senggol oleh Naila.
"Tahu aja, nih, Camer." jawab Athar. Cowok itu menampilkan gigi nya ketika mendapat pelototan dari Naila.
"Ya udah, ayo masuk." ajak Mama Naila.
"Kamu mau makan nggak? biar tante siapin."
"Nggak usah, tan, takut ngerepotin."
"Nggak apa-apa, anggap aja rumah sendiri." Mama Naila kini sudah berada di dapur, dia sibuk masak untuk makan bersama nanti nya.
***
Hari sudah mulai petang, Papa Naila juga sudah pulang dari kerja sekitar setengah jam yang lalu. Naila dan mama nya kini sedang sibuk menyiapkan makanan di meja makan, sedangkan Athar, ia sedang asik mengobrol dengan Papa nya di ruang tamu.
Setelah selesai menyiapkan makanan, Naila berjalan dari arah dapur menuju ruang tamu guna memanggil Papa nya.
"Pa, makanan nya udah siap semua." Papa Naila berdiri dan pergi terlebih dahulu ke ruang makan. "Ayo, Kak, ikut makan." lanjut Naila mengajak Athar.
Semua sudah duduk di kursi masing-masing, dengan Naila yang duduk di sebelah Mama nya dan Athar yang duduk di sebelah Papa Naila.
"Ayo, Nak, di makan." ajak Mama Naila kepada Athar. "Maaf, ya, kalau makannya seadanya."
Athar hanya tersenyum mendengarnya, baginya meskipun makanannya sederhana ia tak masalah, tapi, berkumpul seperti inilah yang ia inginkan dari dulu.
Makanan di rumah ini memang sederhana, hanya telur dadar, tempe goreng, ayam goreng, dan juga sayur sup.
"Mau tante ambilkan?" tawar Mama Naila. Namun, belum ia jawab piring yang tadinya berada di depannya kini sudah berpindah ke tangan Mama Naila, dengan bantuan Papa Naila yang mengambilkannya.
"Segini cukup?" tanya Mama Naila ketika sudah mengambilkan satu centong nasi ke piring Athar.
"Cukup, tante." Athar hendak mengambil piring tersebut, Namun, terhenti karena Mama Naila kini tengah mengambilkan ayam goreng untuk Athar.
"Makasih, tan." ucap Athar ketika sudah menerima piring tersebut. Athar kini melirik Naila yang tengah menatapnya. Diterima dan diperlakukan dengan baik adalah suatu hal yang paling beruntung baginya. Karena, tidak semua orang bisa melakukan ini.
"Makan sayur juga, nih, biar tambah kenyang." ucap Naila yang sudah memberi sup pada piring cowok tersebut.
Di rumah ini, ia merasakan hangatnya keluarga yang tidak pernah ia rasakan.
13-08-22
KAMU SEDANG MEMBACA
Athar
Teen Fiction(Follow dulu sebelum baca) Athar Naufal Aldinata, Orangnya pintar, sering menjuarai lomba akademik dan non akademik, sering juga jadi juara di kelas. Selain di kenal berprestasi, ia juga di kenal sebagai ketua dari geng motor REVAZAR. Geng motor ini...