Athar 31

63 2 0
                                    

Haii,

Selamat datang di lapak ku.

Selamat datang di lapak Athar.

Semoga suka, ya.

Jangan lupa tinggalin jejak.

-Happy reading-

Aris sedikit mengendorkan dasinya, saat ini Aris sedang berada di ruang kerja nya, pria itu membuang napas kasar karena baru saja selesai meeting dengan rekan bisnisnya. Pulang dari kantor jam sembilan malam, tidur hanya dua atau tiga jam lalu bangun lagi untuk menyelesaikan dokumen atau berkas-berkas yang belum sempat ia kerjakan di kantor. Itu sudah menjadi rutinitas sehari-hari bagi Aris.

Aris mengambil ponselnya yang berada di samping, berniat untuk mengecek jadwal meeting nya hari ini. Namun, ada salah satu notif berita yang menyita perhatiannya. Pria itu langsung membuka berita tersebut yang berisi tentang,

 Pria itu langsung membuka berita tersebut yang berisi tentang,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SIAL!" pekik nya dengan keras.

"Bisa-bisa nya ada berita seperti ini!" Aris melempar ponselnya ke atas meja.

"Mau di taruh di mana nanti muka ku. Mau jawab apa nanti kalau klien ku pada tanya?!" Aris mengusap wajahnya kasar.

"Apalagi kalau rekan kerja ku pada tahu!"

"Arghh, sial! pulang bukannya tenang malah makin pusing!"

***

Loh, Kak Athar kok udah sampai sini?" tanya Naila terkejut. Pasalnya pagi-pagi sekali Athar sudah berada di depan rumahnya dengan seragam yang rapi. Sedangkan dirinya, masih menggunakan baju tidur semalam, dan juga belum mandi. Naila keluar juga karena baru saja membaca chat dari Athar.

Naila terus memandangi wajah Athar tanpa berniat untuk mandi dahulu.

"Kenapa natap aku kayak gitu?" tangan Athar merapikan rambut Naila yang menutupi wajah gadisnya.

"Kak Athar semalam di marahin, ya sampai rumah?" tanya Naila.

"Kenapa nanya gitu? siapa yang bilang?" tanya Athar balik.

"Bella."

Mendengar jawaban Naila, Ia sudah tahu dari mana, siapa lagi kalau bukan Devan.

Athar tersenyum, lalu menyandarkan tubuhnya ke tembok. "Iya, dikit doang, kok."

"Udah tenang aja, aku nggak papa." ucapnya untuk menenangkan Naila, setelah mengetahui perubahan wajah Naila.

"Udah sana mandi," ucap nya lagi. Mendapati tidak ada pergerakan dari sang gadis, ia pun mendekatkan bibir nya ke telinga Naila.

"Kamu mau mandi sendiri atau aku mandiin?" pertanyaan itu keluar dari mulut Athar sembari menaik turunkan alisnya. Naila yang mendengarnya, dengan segera berlari masuk ke dalam rumah.

***

Athar berjalan sendirian di koridor menuju kelasnya, ia baru saja mengantar Naila sampai depan kelas. Koridor masih agak sepi karena baru beberapa murid yang sampai.

Beberapa dari mereka ada yang hanya menatapnya, teriak memanggil namanya, bahkan ada juga yang menggodanya tipis-tipis. Athar hanya menanggapinya dengan senyum.

"Athar," panggil seseorang. Ia yang merasa di panggil langsung membalikkan badan. Dan, ternyata itu Bu Sarah berjalan ke arahnya.

"Pagi, Bu," sapa Athar, sopan.

"Pagi,"

"Ada apa, Bu?" tanya Athar.

"Begini, olimpiade kan tinggal tiga hari lagi. Ibu mau kalian lebih serius latihannya. Mulai hari ini, saat istirahat pertama dan juga pulang sekolah."

"Baik, Bu."

"Jangan lupa kasih tahu Anya dan Lio." imbuhnya, lalu pergi meninggalkan Athar.

Bukannya melanjutkan perjalanan ke kelas, Athar malah berbalik arah kembali ke kelas Naila. Jarak ia berdiri ke kelas Naila tidak terlalu jauh, jadi masih ada waktu. Cowok itu sudah sampai di depan kelas Naila. Ia melambaikan tangan dan pas sekali saat itu Naila menatap ke arah pintu.

Dengan segera, Naila keluar untuk menemui Athar. "Kak Athar kenapa balik lagi?" tanya nya.

"Nggak papa,"

"Masa?" tanya Naila lagi. Ia tidak yakin dengan jawaban cowok di depannya.

"Cuma mau bilang, kalau mulai hari ini istirahat pertama dan pulang sekolah aku bakal latihan buat olimpiade." ujar Athar. Tangannya kini sibuk memainkan rambut panjang Naila.

"Ooh, kan bisa lewat chat." ucap gadis itu lagi.

"Nggak ah, aku kan mau ketemu kamu dulu sebelum masuk."

"Halah, alesan."

***

"Kita beneran bakal bubar, ya?" celetuk Kelvin. Cowok itu sedang duduk di pinggiran rooftop. Menatap yang lainnya bergantian.

"Lo percaya sama omongan bokapnya, Athar?" sahut Dewa yang lebih memilih duduk di bawah. Sedangkan Kelvan, Kala, dan Devan duduk di sofa yang ada di sana.

"Ya kalo Athar nurut gimana?" ucap Kelvin, lagi.

"Athar nggak kayak gitu orangnya." timpal Devan. "Dia pasti bisa pertahanin kita."

"Ya, tapi..."

"Jangan pesimis gitu dong, Vin." ucap Kelvan. Seketika semua nya langsung terdiam menikmati angin yang kencang.


***

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN:

@wattpadsoll23_
@sollhsn

FOLLOW AKUN MEREKA JUGA:

@revazarfanbase_
@atharnau_
@devdrgntara_
@kala_linggap
@sadewamhm6
@gue.kelvin
@kelvananggr
@nailabny





22-09-23

AtharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang