Athar 15

89 5 0
                                    

Haii,

Selamat datang di lapak ku.

Selamat datang di lapak Athar.

Semoga suka, ya.

Jangan lupa tinggalin jejak.

-Happy reading-

"Eits, mau kemana?" tanya Dewa yang berdiri tepat di tengah pintu, menghadang Dania yang akan keluar.

"Minggir! gue mau pulang." jawab Dania ketus. Ia mencoba menerobos, namun ia kembali di hadang oleh Kelvin.

Dewa dan Kelvin, kedua cowok itu memang di suruh Athar untuk mengintrogasi Dania saat pulang sekolah. Dan ini adalah saat yang tepat karena Dania pulang paling akhir di saat kelas sudah kosong.

"Buru-buru banget neng, mau kemana?" kali ini Kelvin yang bersuara.

Dania menghela napasnya, lalu bersedekap dada. Tidak berniat menjawab pertanyaan yang tidak bermutu itu.

"Kalau gue lihat-lihat ternyata lo cantik juga ya, Dan." kata Dewa memuji. Pujian yang sebenarnya enggan ia katakan kepada cewek seperti Dania ini.

"Jadi, pacar gue yuk. Nanti gue beliin apapun yang lo mau." lanjut Dewa, merapikan rambutnya dengan tangan.

"Jangan mau sama dia. Mending sama gue aja, yang jelas ganteng nya." sahut Kelvin dengan pd nya sambil merapikan kerah seragamnya, itulah gaya andalan yang ia gunakan saat menggoda cewek.

"Ganteng doang bangga, ceweknya bertebaran di mana-mana." cibir Dewa.

"Itu namanya gue laku banyak. Nggak kayak lo ngejar sana sini tapi nggak dapet-dapet." balas Kelvin tidak terima.

Tidak ingin mendengar perdebatan kedua cowok itu yang tidak jelas, Dania memilih pergi dari sana.

***

"Kak, kok kita ke sini?" Tanya Naila saat motor Athar berhenti di depan kafe. Naila mulai turun dari motor lalu di ikuti Athar.

D'Cafe adalah tempat langganan para anggota anak-anak  REVAZAR. Cafe ini akan sangat penuh jika semua anggota REVAZAR kumpul bersama di sana. D'Cafe itu semacam coffe shop, menyediakan berbagai macam minuman rasa kopi, ada juga minuman boba, minuman coklat yang kekinian.

Setiap hari D'Cafe selalu penuh pengunjung, pengunjungnya rata-rata anak muda.

"Ya, gue mau ngajak lo aja ke sini sebentar. Itung-itung incip minuman di sini." ucap Athar yang sudah berdiri di sampingnya.

"Kok nggak bilang sih, tahu gitu tadi pulang dulu ganti baju."

"Lihat, nih, gede banget seragam nya." Kata Naila dengan bibir sedikit manyun, kedua tangannya memegang seragam di samping kiri dan kanan yang sedang ia kenakan. Memperlihatkan betapa besarnya seragam tersebut.

Athar tertawa pelan. "Emang nya pinjam sama siapa sampai kebesaran?"

"Nggak tahu," jawab Naila. "Bella yang pinjam."

"Udah nggak papa. Dari pada nggak pakai seragam." timpal Athar.

"Udah, yuk, masuk." ajak nya, menggandeng tangan Naila.

Athar berjalan lebih dulu untuk memesan minuman. "Bang, biasa ya buat saya satu," ucap cowok itu kepada Bang Aris, sang pemilik kafe.

"Oke." sahut bang Aris.

"Lo mau minum apa?" tanya Athar menoleh ke belakang.

"Boba aja deh."

"Sama boba satu, ya, Bang." tambah Athar.

"Ciee, berdua nih," goda Bang Aris saat membalikkan badan. "Yang lain mana?"

"Lagi pada sibuk." jawab Athar, ngasal.

"Oh." Bang Aris menganggukkan kepalanya. "Silahkan duduk dulu sambil nunggu minumannya, ya."

Athar berbalik badan, matanya melihat ke seluruh ruangan, mencari bangku yang kosong. Setelah menemukan bangku kosong, ia pun menarik tangan Naila untuk menghampiri bangku yang tepat berada di pinggir jendela.

***

Acaranya dengan Naila sudah selesai, ia juga sudah mengantarkan Naila sampai depan rumahnya. Bahkan saat ini ia masih duduk di motornya, tersenyum sambil menatap pintu yang baru saja Naila tutup.

Ujung bibirnya menyungging ke atas, sambil mengingat kejadian tadi.

"Nai?" panggil Athar.

"Iya?"

"Nanti kalau gue lomba lo datang, ya?" pinta Athar. Kemudian menyedot minuman nya.

"Kenapa?" tanya gadis itu.

"Buat jadi penyemangat gue," jawabnya.

"Kenapa gue harus ikut, kak? kan nanti ada orang tua lo." kata Naila lalu meminum boba nya.

Athar menundukkan kepalanya, sambil mengaduk minumannya dengan sedotan.

"Ya, kalau ada lo gue jadi tambah semangat." ucap nya menatap Naila.

"Nanti kalau gue menang piala nya buat lo." ucap nya lagi.

Detik berikutnya, lamunan nya selesai ketika ponselnya berbunyi. Ia mengambil ponselnya dari saku seragam, berniat melihat siapa yang menelpon.

Mama is Calling...

Jempol nya ia arahkan ke layar untuk menggeser ikon warna hijau, menerima panggilan. Lalu, ia arahkan ponselnya ke telinga.

"Halo, Ma," ucap nya pada wanita di sebrang sana, dengan nada sumringah.

"Iya, aku baik, kok." kata Athar.

"Iya, ini aku masih di jalan." ucap nya lagi. "Ma, nanti kalau, Mama pulang aku mau kenalin seseorang."

"Surprise, pokoknya."

"Iya, Ma, cepet pulang, ya, Ma." ucap nya sebelum sambungan telepon itu terputus.

Athar segera memakai kembali helm nya, menghidupkan motornya lalu pergi dari sana.




10-12-22

AtharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang