Athar 24

72 3 0
                                    

Haii,

Selamat datang di lapak ku.

Selamat datang di lapak Athar.

Semoga suka, ya.

Jangan lupa tinggalin jejak.

-Happy reading-

"Ternyata lagi di sini. Pantes gue cari ke kelas nggak ada." ucap Athar yang langsung ikut duduk di sebelah Naila.

Saat ini, mereka sedang berada di taman belakang sekolah. Sebelum ke sini, Athar sudah mencari Naila keliling satu sekolahan, tapi tidak ketemu.

"Kok nggak ke kantin, Nai? gue udah nungguin lo tahu di sana."

"Udah gue pesenin juga, kata Tante Sonya, tadi pagi lo belum sarapan."

"Nai, kok diem aja, sih," Athar menoleh ke samping, menatap Naila yang sedang fokus membaca novel yang gadis itu bawa.

Merasa tidak direspon, Athar akhirnya menyandarkan punggung nya pada sandaran kursi tersebut. Ia menarik ujung bibir nya sedikit, menampilkan senyum tipisnya. Menatap rambut Naila yang terbang ke belakang karena terkena angin.

"Tadi ada yang bilang kalau lo udah sampe di kantin, tapi, belum sempat masuk lo udah pergi lagi." ujar Athar.

Karena merasa di abaikan dan tidak ada respon dari Naila, ia lalu mengarahkan tangan nya untuk mengelus rambut Naila. Setelah itu, tangan nya ia turunkan untuk mencubit pipi Naila dengan pelan. Belum juga ada respon, Athar lalu mengarahkan tangannya ke hidung dan memencetnya berkali-kali.

"Tangannya bisa diem nggak, sih, Kak?!" ucap Naila tanpa menoleh.

Namun, bukannya menuruti ucapan Naila,
cowok itu malah memainkan rambut Naila menggunakan jarinya dan menciumi rambut gadisnya itu.

Naila yang semakin kesal, akhirnya memilih untuk turun dari kursi dan duduk di bawah, yang hanya beralaskan rumput yang hijau. Athar pun kini ikut duduk di bawah. Athar memberi jarak sedikit, setelah itu, ia langsung tiduran di atas rerumputan hijau itu dengan kaki Naila yang ia jadikan bantal. Naila masih tidak bergeming. Athar menatap langit yang cerah.

"Langit nya cerah banget, kayak, lo."

Mendengar penuturan dari Athar, Naila ikut mendongakkan kepalanya. Benar apa yang cowok itu bilang, hari ini langit itu cerah tanpa matahari, sehingga, bisa melihat awan putih yang berjalan pelan.

Naila menyunggingkan senyum nya sedikit, beberapa detik kemudian, senyum itu hilang dan ia kembali menunduk menatap novel yang masih ia pegang.

"Selain pinter pelajaran, pinter nge-gombal juga ternyata." ujar Naila, akhirnya. "Pantes cewek-cewek pada nempel," imbuh nya.

Athar mengalihkan pandangannya menatap Naila. Tangan cowok itu terulur mengambil novel yang menghalangi pandangannya. Athar menatap Naila sembari mengangkat alisnya, menandakan kalau ia tidak paham dengan ucapan gadis nya.

"Buktinya Kak Dania nempel mulu sama, kamu." Naila memanyunkan bibir nya.

Athar tersenyum, sekarang ia sudah paham masalah nya, kalau gadis nya ini sedang cemburu.

"Oh, jadi sekarang udah pake aku kamu, nih."

***


Bel masuk baru saja berbunyi, dengan cepat Athar berjalan di koridor menuju ke taman depan dengan membawa beberapa lembar kertas putih.

Sesampainya di sana, sudah ada Lio dan Anya yang kelihatannya sedang meributkan sesuatu.

"Ciee ribut mulu, hati-hati loh nanti saling suka." ujar Athar yang mampu membuat dua manusia itu berhenti.

"NGGAK!" sangkal keduanya kompak. Mereka saling menatap satu sama lain.

"Gue nggak mau punya cewek kayak dia," ucap Lio menunjuk ke Anya.

"Apalagi gue, ogah!" sahut Anya.

"Guys, ini ada latihan soal lagi dari, Bu Sarah. Dua hari lagi di kumpulin." Athar mengulurkan kertas putih itu. Anya dan Lio langsung mengambil kertas itu dari tangan Athar.

***

Hari ini, sekolah pulang lebih awal dari biasanya. Dikarenakan guru sedang ada rapat. Siswa siswi langsung berhamburan keluar kelas, ada juga yang masih tinggal di kelas. Kebanyakan dari mereka, meninggalkan ruangan kelas dengan sangat ceria. Mereka ada yang merencanakan untuk langsung pergi jalan-jalan, ada juga yang mampir dulu ke rumah teman, dan ada juga yang langsung pulang. Ya, begitulah kelakuan mereka kalau pulang lebih awal.

Sedangkan Geng REVAZAR masih berada di dalam kelas. Mereka sedang merencanakan sesuatu tentang balap motor Athar besok malam.

"Gimana, nanti jadi nggak ke markas EVRHOS?" tanya Dewa, memandangi teman-teman nya satu persatu.

"Jadi, dong." jawab Kelvin, antusias.

"Nanti malem aja, kalau sekarang mereka pada keluyuran." sahut Devan yang sibuk dengan ponselnya.

"Lo pikir mereka anak ayam keluyuran." timpal Kala. "Enteng banget ngomongnya,"

Ketiga lainnya hanya tersenyum sembari menatap Devan dan Kala bergantian. beginilah obrolan dua orang itu ketika sedang tidak akur. Sedangkan Athar, yang baru saja selesai membereskan barangnya pun berbicara. "Kalau kalian ke sana siang ini gue nggak bisa. Tapi, kalau malem gue usahain."

"Iya deh, iya yang mau ngebucin."

Sedangkan di tempat lain, tepatnya di depan gerbang sekolah, ada seorang gadis yang berdiri di sana. Tak berselang lama, ponsel dari gadis itu berbunyi menandakan ada pesan masuk. Gadis itu, Naila.

Kak Athar

Sorry, ya, Nai, hari ini aku ada latihan dadakan sama anak-anak olim, jadi nggak bisa nganter kamu pulang.

Kamu pulang sendiri nggak apa-apa kan?


Setelah membaca pesan tersebut, wajah Naila sedikit cemberut. Pasal nya, ia ingin mengajak Athar jalan-jalan dulu mumpung pulang lebih awal. Tapi, ia tidak boleh egois. Olimpiade sangat berharga untuk dia.

Iya, nggak apa-apa. Good luck, ya, Kak.


***


"Mah, nanti jangan lupa beresin baju kita sama dokumen penting, Papa, ya," ucap Papa Athar dari telpon di sebrang sana, laki-laki berusia 40 tahun itu masih di kantor.

"Tumben, Pah. Mau kemana?" tanya Mamah Athar

"Papah lagi nyari tiket buat kita pulang ke jakarta."

Mama Athar yang mendengar pun tersenyum. "Bener, Pah, kita bakal pulang?" suara nya pun terdengar sangat antusias. Wanita itu sangat tidak sabar bertemu dengan anak laki-laki nya.

"Kapan, Pah?" tanya wanita itu lagi.

"Kalau dapet, sih, nanti malam kita pulang, Mah." jawab laki-laki itu dari sebrang sana.


***

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN:

@wattpadsoll23_
@sollhsn

FOLLOW AKUN MEREKA JUGA:

@revazarfanbase_
@atharnau_
@devdrgntara_
@kala_linggap
@sadewamhm6
@gue.kelvin
@kelvananggr
@nailabny






18-04-23

AtharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang