Haii,
Selamat datang di lapak ku.
Selamat datang di lapak Athar.
Semoga suka, ya.
Jangan lupa tinggalin jejak.
-Happy reading-
Pagi ini, seperti biasa, Athar sudah berada di rumah Naila untuk menjemputnya berangkat sekolah bareng. Ia duduk di kursi memainkan ponselnya sembari menunggu Naila yang sedang di panggil untuk keluar."Kak, kok lama banget sih jemput nya." ucap Naila yang berdiri di samping Athar sambil memanyunkan bibir nya.
"Perasaan gue jemput kayak biasanya, deh." Athar kemudian menatap jam tangannya lalu kembali menatap Naila. "Tuh, masih pagi ini." ucap nya lagi dengan melihat kan jam tangannya.
"Nggak. Hari ini tuh lama banget tau nggak!" Naila menatap Athar tajam. "Lihat, nih, bedak aku luntur gara-gara kelamaan."
"Oh, hari ini pake bedak? pantes kelihatan cantik."
Naila berkacak pinggang. "Jadi, maksud Kakak kemarin-kemarin aku nggak cantik? setiap hari aku nggak cantik, gitu? iya?!"
"Bukan gitu, Nai, maksud gue-"
"Udah, ah, aku mau berangkat."
Naila langsung pergi dari teras rumahnya dan meninggalkan Athar yang masih berdiri di sana.
Tanpa mereka sadari, Mama Naila sudah berdiri di ambang pintu sedari tadi, wanita itu menggelengkan kepalanya pelan melihat Athar yang di marahi Naila pagi-pagi begini.
"Nak Athar," panggil Mama Naila. "Tenang aja, Naila nggak beneran marah kok. Dia itu cuma lagi sensitive aja karena datang bulan." ujar nya menjelaskan.
***
Selama perjalanan menuju ke sekolah Naila hanya diam, ia hanya berdehem atau menjawab seperlunya saat menanggapi ucapan Athar.
Naila turun dari motor Athar, lalu melepas helm yang ia pakai dan ia berikan kepada Athar. Naila berjalan lebih dulu meninggalkan parkiran.
"Nai, tunggu," teriak Athar yang langsung menyusul Naila. Mereka sudah jalan beriringan sekarang, Athar melihat wajah Naila yang masih bete.
"Lo marah, ya, sama gue?" tanya Athar.
"Nggak."
"Terus kenapa? pms?" tanya Athar lagi.
Naila tidak menjawab, ia kini sedang menatap Athar tanpa berkedip. Athar yang ditatap seperti itu malah kembali menatap sembari menaik turunkan kedua alisnya. Tidak lupa, ia menggenggam tangan Naila.
Naila mencoba melepas genggaman Athar, namun, genggaman cowok itu sangatlah erat. "Kak, lepasin. Malu di lihatin murid lain." ucap Naila saat murid lain yang lewat menatap mereka berdua.
Athar maju satu langkah, kini posisi berdiri mereka sangat dekat, hanya berjarak satu jengkal tangan.
Naila mencoba mengatur napasnya supaya tidak terlihat gugup, ia hanya menatap Athar dengan sesekali berkedip.
'Ini Kak Athar mau ngapain, sih, bikin jantung gue deg-deg an aja'.
"Nggak usah malu ataupun takut, mereka nggak bakalan ganggu lo lagi. Kalau Dania sama geng nya macam-macam kasih tahu gue, ya." kata Athar.
***
"Gimana, Wa, lo semalem jadi ke markas EVRHOS, kan?" tanya Kelvin yang mulai duduk di meja Dewa.
"Ngapain?" tanya Dewa balik yang masih sibuk bermain game.
"Lo lupa? kan gue nyuruh lo buat cari tahu rencana si Rafa." ucap Kelvin.
"Oh, soal itu," Dewa menganggukkan kepala nya pelan. "Iya gue ke sana."
"Terus gimana rencana mereka?" tanya Kelvin lagi antusias.
"Emang lo yang nyuruh gue? kan kemarin Kelvin yang nyuruh." ucap Dewa lagi yang mampu membuat siapa saja kesal jika mendengarnya.
Dan benar saja, wajah Kelvin sekarang sudah kesal. Tapi, ia tidak akan marah-marah se pagi ini. Karena, habis ini ia akan menemui pacar-pacar nya yang sudah menunggu di kantin.
Kelvin menghela napasnya terlebih dahulu sebelum kembali bicara. "Ya kan gue adik nya, kembaran nya, jadi ,ya, sah-sah aja kalau lo bilang ke gue."
"Iya juga, ya," Dewa menaruh ponsel nya di atas meja dan mulai duduk dengan tegak. "Nggak jadi, deh, nanti aja sekalian kalau ngumpul." Dewa langsung berdiri dari duduk nya berjalan keluar kelas.
***
"Dan, lo tahu nggak kalau Athar besok malam mau balapan?" tanya Nina yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Nggak. Tahu dari mana lo?" tanya Dania balik sembari merapikan rambut nya menggunakan sisir yang selalu ia bawa.
"Kemarin gue nggak sengaja denger Athar telponan nggak tahu sama siapa. Tapi, yang jelas gue denger kalau dia mau balapan sama geng motor jalanan kalau nggak salah."
Dania yang sudah selesai dengan kegiatannya langsung membalikkan badan. "Lo tahu tempat nya, kan?"
"Tahu," jawab Nina.
"Bagus, besok malam kita ke sana."
24-03-23
KAMU SEDANG MEMBACA
Athar
Teen Fiction(Follow dulu sebelum baca) Athar Naufal Aldinata, Orangnya pintar, sering menjuarai lomba akademik dan non akademik, sering juga jadi juara di kelas. Selain di kenal berprestasi, ia juga di kenal sebagai ketua dari geng motor REVAZAR. Geng motor ini...