Athar 07

136 6 0
                                    

Haii,

Selamat datang di lapak ku.

Selamat datang di lapak Athar.

Semoga suka, ya.

Jangan lupa tinggalin jejak.

-Happy reading-

Athar dan Naila berhenti sambil mengatur napas yang ngos-ngosan. Mereka lari dari lapangan ke belakang sekolah. Ya, hari ini, pertama kalinya seorang Athar bolos, dan pertama kalinya juga mengajak gadis yang berstatus sebagai pacarnya itu.

Dirasa napas sudah teratur, Athar berjalan menuju kursi yang jaraknya tidak jauh dari tempatnya berdiri, kemudian duduk di sana. Diikuti Naila di belakang. Kedua nya kini tengah duduk di bawah pohon tersebut, menikmati angin yang semilir.

Selama duduk, belum ada percakapan diantara kedua nya. Mereka hanya diam sambil menatap ke depan. Sampai akhirnya, suara perut Naila berbunyi.

"Lo laper?" tanya Athar, cowok itu lalu melepas tas yang masih ia gendong. Tangannya bergerak membuka resleting tasnya dan mengambil sesuatu di dalam sana. Setelah menemukan yang ia cari, ia langsung menyodorkan barang tersebut kehadapan gadis itu.

Bekal? dia bawa bekal ke sekolah? pikir Naila. Gadis itu berganti menatap Athar dengan wajah yang mengernyit bingung.

Athar yang paham dengan raut wajah Naila pun tersenyum. "Jangan bilang lo lagi mikir gue kayak bocah SD yang bawa bekal ke sekolah, tutur cowok itu menatap Naila, sedangkan yang ditatap malah menampakkan deretan gigi nya.

Tanpa berlama-lama, Athar membuka tutup tempat makan tersebut. Ia kembali menyodorkan bekal nya yang berisi nasi goreng ke hadapan Naila.

"Makan," seru nya.

Naila menggeleng. "Enggak usah, ini makanan lo. Lo pasti belum makan kan, Kak?"

"Nggak papa gue masih kenyang kok. Lo makan aja, lo pasti laper karena habis olahraga."

"Mau makan sendiri atau gue suapin?" ucap Athar lagi karena tidak ada jawaban dari cewek di sebelahnya itu. Dengan cepat, Naila mengambil makanan yang masih Athar pegang. Gadis itu langsung mengubah duduk nya menghadap ke depan dengan makanan yang sudah berada di pangkuannya.

***

Devan berjalan di koridor, ia berniat untuk menyusul Bella yang sedang ada pelajaran olahraga di lapangan. Karena guru di kelas nya tidak masuk, Dewa, Askala, dan Kelvan pun akhirnya mengikuti Devan.

"Baperin terus, di ajak pacaran balik nggak mau." sindir Dewa, Ketika melihat Kelvin sedang menggoda salah satu siswi SMA GREVANTAS.

"Berisik, pada balik ke kelas aja sana." Kelvin mengacuhkan kehadiran teman-temannya, ia menarik siswi itu agar sedikit menjauh dari teman-temannya.

Dewa berjalan mendekati Kelvin, cowok itu kemudian bersandar pada tembok di sebelah kiri. Dengan tangan yang bersilang di depan dada.

"kalau baperin jangan nanggung-nanggung dong, sekalian aja semua siswi GREVANTAS lo embat." ucap nya, dengan mulut yang masih mengunyah permen karet.

Kelvin sekarang sudah berdiri di depan Dewa, ia juga sudah menyuruh siswi tadi pergi setelah Dewa menyelesaikan ucapannya. Kelvin menatap Dewa, cowok itu kemudian tersenyum miring.

"Good idea," kata Kelvin.

Dewa, Askala, Kelvan dan Devan terkejut mendengarnya. Pasalnya, Dewa hanya asal bicara, tapi, Kelvin malah menanggapi nya dengan serius.

"Lo baperin Bella juga, gue tendang pantat lo!" sahut Devan mengancam. Cowok itu kini tengah berdiri di belakang Dewa.

"Nggak ada syarat nya?" tanya Kelvin.

"Nggak." jawab Dewa cepat. Ia tahu, jika pakai syarat Kelvin akan meminta macam-macam pada nya.

"Harus ada, gue yang buat." seru Kelvin. Cowok itu menatap Dewa, menaik turun kan alisnya sambil tersenyum.

"Kalau gue berhasil naklukin semua siswi GREVANTAS, lo harus.." Kelvin diam, menjeda ucapannya sebentar. "Traktir gue seminggu di kantin, oke?"

"Itu namanya morotin!"

"Oke, deal!" sahut Kelvin cepat. Ia meraih tangan Dewa, lalu di satukan dengan tangannya. Setelah selesai bersalaman, ia pergi terlebih dahulu dari sana.

"Kembaran lo tuh, mbar." adu Dewa pada Kelvan. Kembar adalah nama panggilan buat Kelvan dan Kelvin dari anggota REVAZAR.

"Bukan kembaran gue." Kelvan langsung pergi dari sana, di susul Devan di belakang.

***

"Athar." suara cempreng itu masuk ke telinga nya, ia sudah tahu kalau itu si ratu bully, Dania. Athar tidak menghiraukan panggilan dari Dania, ia terus saja jalan sambil membawa buku tulis setumpuk yang bersampul coklat.

"Athar tunggu." panggil Dania lagi, cewek itu kini sudah berada di depannya.

"Mau kemana?"

"Kelas."

"Cuek banget, sih, kamu." ucap Dania dengan nada yang ia buat-buat. "Tadi cuma kamu doang loh yang nggak ada di kelas, Bu Rini nanyain kamu ke temen-temen kamu."

Athar tersenyum miring. Bisa banget nih cewek bohong nya, jelas-jelas tadi Devan chat gue kalau kelas jamkos, makanya tadi ia sekalian nemuin Naila. Emang nggak salah sih kalau ada yang manggil dia dengan sebutan, drama queen. Karena tiap hari kerjaan nya dia tuh cuma bully orang, kalau nggak ya bikin drama di sekolah.

"Gue di aula, rapat olim." balasnya.

"Kalau lo udah nggak ada yang mau di omongin lagi, gue duluan ya. Tangan gue pegel soalnya."

Athar baru saja melangkah, namun langkahnya terhenti ketika mendengar ucapan Dania.

"Mau aku bantu nggak?" tawar Dania.

Athar terdiam sejenak, wajah yang tadinya malas kini berubah semangat. "Beneran?" tanya nya meyakinkan.

"Bener, dong."

"Tolong dong, tangannya." pinta Athar.

Dengan senang hati, Dania langsung menjulurkan tangannya. Tanpa memikirkan apapun lagi, senyumnya tercetak lebar.

Athar segera memindahkan buku yang tadi di tangannya ke tangan Dania. Karena ia kira cuma bawa setengah, dan tidak menjaga keseimbangannya, buku yang baru saja berada di tangannya hampir saja jatuh.

"Hati-hati, ya, bawa nya. Gue duluan. Thanks udah bantuin." dengan cepat, Athar berjalan duluan meninggalkan Dania. Sedangkan Dania, cewek itu kini sedang uring-uringan nggak jelas di tempat.














05-08-22

AtharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang