Athar 16

88 5 0
                                    

Haii,

Selamat datang di lapak ku.

Selamat datang di lapak Athar.

Semoga suka, ya.

Jangan lupa tinggalin jejak.

-Happy reading-

"Kala, gue pulang nebeng lo, ya?" teriak Kelvin yang berjalan menghampirinya.

"Motor lo kenapa?" tanya Kala

"Mogok, bensin nya habis."

"Kan ada tuh kembaran lo," kata Kala sambil memakai helm full face nya.

"Lagi kumat pelitnya." kata Kelvin sambil menoleh ke arah Kelvan. Menatap kesal kembarannya.

Kala hanya menggeleng pelan. Melihat kedua nya yang jarang sekali akur, tapi kenapa jahil nya sama, pikirnya.

"Nggak bisa. Gue sibuk."

"Ayolah, Kal, sampai rumah doang." bujuk cowok itu. "Janji deh nggak mampir-mampir lagi."

"Nggak." tolaknya. "Isi bensin aja sana."

"Duit gue habis." balas Kelvin kesal.

"Kasian banget duit nya habis. Gimana cara traktir cewek-ceweknya nanti." celetuk Dewa yang baru saja lewat di depannya.

Kelvin tidak menanggapi ucapan Dewa, ia hanya menatap punggung Dewa dengan sinis. Beberapa detik kemudian, Kelvin kembali menatap Kala.

"Kal, nanti gue ganti deh duit bensin." rayu cowok itu lagi. Kala tidak membalas ucapan Kelvin, ia kini sudah duduk di motornya dan menstater motornya.

Merasa tidak ada jawaban dari Kala, ia pun geram.

"Aska-"

"Cepetan naik, kalau nggak gue tinggal nih." ujar Kala memotong ucapan Kelvin yang hendak meneriaki nya.

"Satu-dua-ti-"

Mendengar suara Kala menghitung, dengan cepat ia langsung duduk di motor Kala.

"Udah, ayo jalan." ucap Kelvin. Kala pun langsung melajukan motornya di jalan raya, mengantar Kelvin pulang.

***

"Tan, olimpiade nya di majuin." ucap Athar yang baru saja sampai di rumah dan langsung ikut duduk di ruang makan.

"Kapan?" tanya tante Rani.

"Bulan depan," jawab Athar. Kemudian, ia berdiri dari duduk nya dan berjalan menuju kulkas. Ia membuka tutup kulkas dan mulai mengambil minuman botol.

"Kenapa di majuin?" tanya Om Daniel yang masih mengunyah makanan di mulutnya.

"Nggak tahu, dari sana nya kayaknya."

"Papa kamu udah kamu kasih tahu?" tanya Om Daniel lagi.

Tidak langsung menjawab, Athar masih setia meneguk minumnya.

"Belum." Jawab nya singkat, lalu meneguk lagi minumannya.

"Om aja yang bilang, Athar males." setelah mengucapkan itu Athar langsung pergi menuju kamarnya. Entah kenapa, dia masih sangat kesal dengan Papa nya.

"Jangan lupa suruh dua-duanya pulang, jangan satu aja."

Brakk

Athar menutup pintu kamarnya dengan suara yang agak keras. Menandakan kalau amarahnya sedikit memuncak. Om Daniel dan Tante Rani hanya diam, membiarkan amarah Athar mereda. Dan besok akan mereka bicarakan masalah ini dengan tenang.

***

Naila merebahkan tubuhnya di kasur, gadis itu bahkan belum mengganti seragamnya. Ia baru saja pulang dari apotek, membelikan obat  untuk Papa nya. Matanya kini menatap langit-langit kamar.

"Tadi Kak Athar kenapa ngomong gitu?" gumamnya pada diri sendiri.

Kedua tangannya yang semula berada di atas perut, kini ia letakkan ke belakang kepala sebagai bantalan.

"Emang gue spesial, ya, buat dia?" gumamnya lagi, lalu memejamkan kedua matanya. Berniat untuk mengistirahatkan badannya sebentar, sebelum mandi.

Tidak lupa, ia juga sudah memutar lagu dari ponselnya. Tidak terlalu keras, mungkin pas untuk di dengarkan dalam kamarnya.

Saat ini lagu yang terputar adalah my heart- acha septriasa feat irwansyah. Lagu yang paling sering ia putar, bahkan ini adalah lagu paling favorit untuk nya.

Entah mengapa, tanpa alasan ia sangat menyukai lagu itu. Apalagi kalau yang terputar hanya musiknya, ia lebih menyukai itu.

Baginya, musik itu bisa bikin hati tenang, damai, bahkan kadang bisa jadi pengantar tidur.

Seperti sekarang, Naila mulai memejamkan matanya ketika lagu tersebut sudah hampir habis.






28-12-22

AtharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang