Athar 26

72 4 0
                                    

Haii,

Selamat datang di lapak ku.

Selamat datang di lapak Athar.

Maaf, ya, lama update nya, hehe.

Selamat membaca.

Semoga suka, ya.

Jangan lupa tinggalin jejak.



-Happy reading-


Athar senyum-senyum sendiri di taman belakang rumah. Cowok itu duduk bersantai di kursi panjang setelah mandi, menikmati angin di sore hari.

Athar masih saja tersenyum, bahkan kini senyumnya semakin lebar. Ia menatap layar ponselnya, membaca pesan dari Naila satu jam lalu sambil membayangkan wajah gadis itu.

"Dia suka beneran nggak, ya, sama gue? soalnya kan waktu itu gue maksa banget."

Athar terus saja membayangkan Naila, sampai-sampai ia tidak sadar kalau Tante Rani sudah memperhatikannya dari tadi. "Ciee, senyum-senyum sendiri." ucap Tante Rani membuyarkan lamunan Athar, lalu berjalan mendekat.

Athar yang mengetahui kehadiran Tante Rani pun kemudian berdiri, mengambil alih Defia ke gendongannya. Ia lalu duduk kembali dan diikuti Tante Rani.

"Mana, katanya mau ngenalin pacar kamu ke ,Tante?" Tante Rani menagih ucapan Athar waktu itu. Ucapan yang mungkin sudah dua minggu yang lalu.

"Gimana kalau malam ini?"

"Malam ini?" tanya Tante Rani memastikan. Athar mengangguk sebagai jawaban. Ia kini sudah bermain dengan Defia, lebih tepatnya ia mencubit dan mencium pipi gembul Defia karena gemas.

Tante Rani berdiri dari duduknya, berniat ingin masuk ke dalam rumah. Namun, ia mengurungkan niat nya dan kembali menghampiri Athar.

"Bener, ya ajak ke sini. Kamu jaga Defia dulu, Tante mau ngecek bahan buat masak nanti."

***

Hari sudah berganti malam, sesuai perjanjian tadi siang, kini para inti REVAZAR sudah berkumpul di tempat yang tidak jauh dari markas EVRHOS.

Semua nya turun dari motor dan mengikuti Dewa yang sudah berjalan terlebih dulu. Mengikuti arahan dari Dewa, semua nya diam tanpa ada yang bicara. Berjalan sangat pelan.

Mereka sudah sampai di wilayah markas EVRHOS. Mereka masuk lewat samping dan mulai mengintip. Di sana, terlihat para anggota geng motor EVRHOS sedang duduk santai di depan markas.

Dewa yang semula menghadap depan, kini berbalik badan. "Bener, kan apa yang gue bilang. Mereka tuh nggak ngerencanain apa-apa."

"Kalian, sih nggak percaya ucapan gue." imbuhnya. Dewa berjalan sedikit menjauh dari markas itu, lalu diikuti yang lainnya, kecuali Kelvin yang masih mengintip.

"Tapi, kok aneh, ya." kini Devan yang berbicara. "Tumben mereka nggak ngerencanain sesuatu. Biasa nya kan mereka selalu bikin rencana supaya menang."

"Ada yang, nggak beres, nih." timpal Askala.

"Kita lihat aja besok, lagipula balapannya tinggal besok, kan?" ujar Kelvan. Semua nya hanya mengangguk tanda setuju.

Kelvin yang masih di belakang dengan sengaja melempar kerikil yang ia pegang. Kerikil tersebut mengenai salah satu anggota inti EVRHOS yang duduk di depan markas.

"WOII, SIAPA YANG LEMPAR KERIKIL KE GUE?!" teriak cowok itu sambil mengelus kepalanya.

Kelvin yang mendengar teriakan itu langsung melarikan diri tanpa aba-aba. Lalu, di susul yang lainnya dibelakang. Mereka sudah sampai di parkiran motor dengan napas yang tidak beraturan.

AtharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang