Athar 10

104 6 0
                                    

Haii,

Selamat datang di lapak ku.

Selamat datang di lapak Athar.

Semoga suka, ya.

Jangan lupa tinggalin jejak.

-Happy reading-

"Athar, ini saya kasih soal latihan buat kalian. Tolong bagikan ini ke yang lain ya, suruh mereka untuk mengerjakan. Kalau sudah kamu bisa kumpulkan di ruangan ibu." ucap Bu Sarah, guru mapel Sains sekaligus guru pembimbing Olimpiade.

Athar segera mengambil kertas soal latihan tersebut dari tangan Bu Sarah.

"Saya tinggal dulu, ya,"

"Bu,"

Bu Sarah yang tadinya akan berjalan kini berhenti setelah Athar memanggilnya. "Kalau saya mundur, boleh?"

Pertanyaan yang sudah lama ia pendam, kini ia sampaikan langsung kepada Bu Sarah. Wajahnya kini menatap Bu Sarah dengan harap.

Bu Sarah kembali menatap nya, dan menghela napas sebelum kembali berbicara.

"Maaf, Athar, kayak nya kamu tidak bisa mundur. Karena.." Bu Sarah menjeda ucapannya sebentar. "Kemarin Papa kamu telfon saya kalau kamu harus ikut olimpiade ini."

Wajah Athar seketika langsung menatap ke kertas soal latihan tersebut. Kedua tangannya masih setia memegang kertas tersebut, dengan genggaman yang sedikit ia kuat kan.

"Baik, Bu. Maaf kalau Athar ganggu waktu Ibu."

Bu Sarah mengangguk. Ia lekas pergi dari sana, berjalan meninggalkan Athar yang masih diam di tempatnya. Cowok itu sedang bermain dengan pikirannya. Gue ikut olim kali ini tuh karena mereka, paksaan mereka, janji mereka. Supaya mereka senang. Tapi, kalau mereka nggak datang, ya, percuma.

Setelah bergutat dengan pikirannya, Athar mengambil ponselnya yang ia taruh di saku celana, lalu membuka aplikasi WhatsApp nya dan mengetik sesuatu di sana.

Olimpiade mapel sains


Jam istirahat nanti kumpul, gue mau ngasih soal latihan dari bu Sarah


***

Lapangan SMA GREVANTAS yang luas sekarang sedang di penuhi oleh dua kelas yang sedang ada pelajaran olahraga, kelas 11 mipa 1 dan 11 ips 2. Di sebelah kiri, kelas 11 ips 2 sudah melakukan pemanasan dengan di pandu ketua kelasnya. Sedangkan disebelah kanan, kelas 11 mipa 1 masih santai menunggu Pak Ardi-guru olahraga yang belum juga datang.

Ada yang bermain bola basket yang sudah ada di lapangan, ada yang mengghibah yaitu gerombolan para cewek, ada juga yang sedang mondar mandir di koridor depan kelas crush nya. Ya, begitulah para murid kelas 11 mipa 1 jika tidak ada guru nya.

Sedangkan di sisi lain, ke enam anggota REVAZAR sedang berkumpul di pojok lapangan. Mereka bersantai sambil berteduh di pinggir lapangan.

"Bro, si Rafa ngajakin balapan." ucap Athar memberi tahu seraya membuka obrolan.

Dewa, Devan, Askala, Kelvan dan Kelvin yang tadi sibuk dengan kegiatan unfaedah mereka, kini beralih menatap Athar.

"Rafa yang ketua geng EVRHOS?" tanya Devan memastikan.

"Iya,"

"Kapan?" tanya Askala.

"Nggak tahu,"

"Seru, tuh." timpal Dewa. "Kita pasti bakal menang,"

"nanti gue yang maju, ya," tambah nya.

"Kalau lo yang maju nanti kita kalah." sahut Kelvin menanggapi Dewa.

"Jangan salah, gini-gini gue juga pernah menang balapan." Dewa membanggakan dirinya sendiri.

Kelvin menatap Dewa. "Serius? balapan apa?"

Dewa mengangguk. "Iya, balapan sepeda."

Mereka yang mendengar jawaban Dewa kompak menyoraki cowok itu. Athar dan Devan yang menemukan sesuatu di samping nya, entah itu kayu kecil ataupun ranting bunga, tidak segan-segan mereka berdua lemparkan ke arah Dewa.

"AYO SEMUANYA BARIS, PAK ARDI UDAH DATANG."

Selesai menyoraki Dewa, suara teriakan Zaki-ketua kelas 11 mipa 1 sudah mereka dengar. Itu artinya, Pak Ardi sudah datang ke lapangan. Bisa dilihat, Pak Ardi masih berjalan di koridor yang menuju lapangan.

Dengan sigap, Athar bangkit dari duduk nya lalu berjalan menuju ke tengah lapangan. Cowok itu sudah berdiri di barisan paling depan, dan juga di susul oleh ke lima sahabatnya. Para murid yang lain pun mulai menempati barisan dan berbaris dengan rapi.

***

Seorang cowok yang masih mengenakan seragam olahraga kini sedang berdiri depan ruang olimpiade. Menunggu dua orang yang akan ikut olimpiade dengannya, Lio dan Anya. Kedua orang itu yang di pilih kemarin. Athar mengambil ponsel nya dari saku celana olahraga, memainkan ponsel nya sambil menunggu Lio dan Anya datang.

Mengingat saat ini sudah pergantian jam, cowok itu membuka aplikasi WhatssAp nya, membuka roomchat gadis nya, kemudian jarinya mulai mengetik.

Naila

Tadi kenapa bisa dihukum?

Jempol nya menekan tombol enter, ia bertanya seperti itu karena tadi saat ia di suruh mengambil buku penilaian siswa di ruang guru, ia tak sengaja melihat Naila di luar kelas. Tak berselang lama ponsel nya berbunyi menandakan pesan masuk.

Lupa ngerjain tugas, hehe

Kasian nya pacar aku

Besok besok gak usah ngerjain lagi aja biar di jemur di lapangan, ya

Iih kak athar!

Tepat setelah membaca pesan dari Naila, ada seseorang yang memegang pundaknya. Athar yang terkejut langsung membalikkan badannya.

Setelah membalikkan badan, ia mendapati seorang cewek yang berdiri di hadapannya, sekarang. Cewek yang sering mengikat rambutnya kuncir kuda, Anya. Dan di belakang ada Lio yang berjalan ke arahnya.

Athar menyodorkan kedua kertas yang berisikan latihan soal olimpiade, Anya dan Lio segera mengambil kertas tersebut dari tangan Athar. Anya dan Lio membolak-balik kertas tersebut guna melihat soal di dalamnya.

"Soal Sains lebih banyak dari Matematika ternyata," ujar Anya yang sudah selesai melihat soal tersebut. Cewek itu menggelengkan kepalanya.

"Dari pada Matematika kebanyakan ngitung," sahut Lio.

"Dari pada Sains harus hafal nama latinnya juga,"

"Dari pada Matematika, soal nya dikit jawabannya beranak." sahut Lio juga tidak mau kalah.

Athar menggelengkan kepalanya pelan, masih setia melihat perdebatan dua manusia itu. Jika tidak di pisah, mereka tidak akan berhenti berdebat.

"Kalian kalau ribut terus gue satuin nih."













02-09-22

AtharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang